Orasi Ilmiah Guru Besar Unpad

Sapi Perah Pertama Ada di Lembang, Produksi Susu Nasional Tak Cukupi Kebutuhan, Haruskah Impor?

Achmad Firman, dalam orasi ilmiah berkenaan dengan Penerimaan Jabatan Guru Besar, sebut produksi susu nasional belum cukupu kebutuhan masyarakat.

Editor: Kisdiantoro
istimewa
Peternak sapi perah masih memerlukan dukungan serius untuk bangkit 

Ada 3 produk pangan utama asal ternak yang dihasilkan dari Sektor Peternakan, yaitu daging, telur, dan susu. Produk daging dihasilkan dari beberapa ternak yaitu sapi, kerbau, domba, kambing, babi, kuda, ayam (broiler dan kampung), itik, bebek, dan sebagainya. Komoditas telur konsumsi hanya diproduksi oleh ternak unggas, yaitu ayam ras petelur, ayam kampung, itik, dan puyuh. Adapun produk susu dihasilkan oleh ternak sapi perah, kambing perah, dan kerbau perah.

Perkembangan produksi dan konsumsi dari produk utama peternakan, yaitu daging sapi, daging ayam, telur dan susu dapat dilihat pada Gambar 2. Berdasarkan gambar tersebut dapat ditujukkan perkembangan produksi ternak dan konsumsinya dari tahun 2019 – 2023. Produksi daging ayam dan telur mampu melebihi tingkat konsumsinya. Artinya, ada stok dari sisa produksi yang dapat disimpan jadi cadangan. Akan tetapi, produksi daging sapi dan susu belum mampu mengimbangi kebutuhan akan konsumsinya. Dengan demikian, untuk mengatasi adanya gap konsumsi tersebut harus dilakukan impor daging sapi/kerbau dan susu.

Dengan demikian, dari ke empat komoditas tersebut yang sangat rawan terhadap kecukupan pangan adalah daging sapi dan susu. Kedua komoditas inilah yang harus menjadi konsentrasi pembangunan peternakan ke depan karena kedua ruminansia besar ini mempunyai siklus produksinya memakan waktu, terutama calving intervalnya (periode kelahiran anak ke kelahiran berikutnya) kurang lebih 9-12 bulan dan itu pun hasilnya hanya 1 anak perkelahiran.

Hadirin yang saya muliakan

Sebagai bagian dari sektor pertanian, tentunya subsektor peternakan memiliki peran penting di dalam perekonomian nasional. Selain sebagai dalam ketahanan pangan, subsektor peternakan berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto, penyerapan tenaga kerja, investaso, ekspor dan impor.

Peran subsektor peternakan dalam ketahanan pangan adalah mendukung ketersediaan protein hewani asal ternak karena ada beberapa protein essensial yang penting bagi manusis hanya di produksi oleh ternak. Gambaran produksi dan konsumsi produk ternak telah di uraikan sebelumnya.

Sumbang Pendapatan PDB

Subsektor peternakan merupakan salah satu lapangan usaha dalam perekonomian nasional memiliki peran dalam sumbangan pendapatan terhadap PDB. Kontribusi subsektor peternakan dari tahun 2019 – 2020 terjadi peningkatan, akan tetapi seiring dengan adanya pandemi Covid-19 dan dengan berbagai pembatasan mobilitas orang dan barang, kontribusi subsektor ini mengalami penurun 0,11 persen di tahun 2021.

Kemudian di tahun 2022, kontribusi kembali mengalami penurunan seiring dengan peningkatan kasus Covid-19. Pada akhir Tahun 2022, pemerintah Indonesia menyatakan bahwa Indonesia telah bebas dari pandemi Covid-19 dan aktivitas perekonomian kembali normal, hal ini direspon oleh subsektor peternakan dengan meningkatnya kembali kontribusi subsektor ini bagi perekonomian nasional.

Ketenagakerjaan sering menjadi isu populer disampaikan pada saat pemilihan pimpinan negara ataupun daerah. Hal ini terkait dengan bagaimana suatu wilayah dapat mensejahterakan masyarakat melalui penyediaan lapangan kerja di sektor-sektor perekonomian yang tersedia di wilayah tersebut. Angka pengangguran menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan pembangunan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik yang merupakan hasil Survey Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), jumlah tenaga kerja yang diserap di subsektor peternakan dan sektor pertanian dapat dilihat pada Gambar 4 dan 5.

Pada Gambar 4 dan 5 diperlihatkan bahwa jumlah tenaga kerja yang diserap di subsektor peternakan dari Tahun 2018 – 2022 antara 4

– 5 juga orang. Atau dengan kata lain, subsektor peternakan mampu berkontribusi 12% - 15% terhadap tenaga kerja sektor pertanian, dimana tenaga kerja yang diserap disektor pertanian antara 35 – 38 juta orang. Walaupun, subsektor peternakan tidak dominan terhadap serapan tenaga kerja di sektor pertanian, namun hal ini menujukkan bahwa subsektor peternakan memberikan sumbangan terhadap pembangunan nasional.

 Kegiatan investasi merupakan salah satu bagian dari kegiatan pembangunan karena investasi dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Investasi merupakan kunci dari pertumbuhan ekonomi sebab investasi dapat menciptakan pendapatan dan dapat memperbesar kapasitas produksi perekonomian dengan cara meningkatkan stok modal. Oleh karena itu yang diharapkan dari investasi adalah dampak yang ditimbulkan dari investasi terhadap pembangunan nasional maupun wilayah.

 Data dari Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (2023) menunjukkan bahwa gambaran investasi dalam negeri dan luar negeri untuk subsektor peternakan menunjukkan terjadinya peningkatan investasi dalam subsektor peternakan dari tahun 2018 – 2022, sedangkan untuk PMA sebaliknya. Berdasarkan investasinya, kedua investasi ini memiliki kesamaan dalam berinvestasi, yaitu lebih berminat pada investasi sapi dan peternakan unggas. Artinya, komoditas ini lebih banyak diminati oleh investor dalam negeri ataupun luar negeri.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved