Orasi Ilmiah Guru Besar Unpad
Sapi Perah Pertama Ada di Lembang, Produksi Susu Nasional Tak Cukupi Kebutuhan, Haruskah Impor?
Achmad Firman, dalam orasi ilmiah berkenaan dengan Penerimaan Jabatan Guru Besar, sebut produksi susu nasional belum cukupu kebutuhan masyarakat.
Namun ini merupakan tantangan yang harus terus dihadapi. Berbagai teknologi sudah dihasilkan untuk mengatasi limbah tersebut adalah melalui biogas, modifikasi pakan ternak, pengomposan dan sebagainya. Berbagai riset terus dikembangkan untuk mengatasi limba ini.
Suksesi
Suksesi dalam konteks keluarga atau kelembagaan adalah suatu proses pengalihan kekuasaan dan kepemimpinan yang dilakukan dengan berbagai langkah-langkah untuk memastikan keberlanjutan usaha dari generasi ke generasi (Arnoff (2003).
Definisi yang lainnya, suksesi dalam perusahaan keluarga merupakan proses pembentukan dan perencanaan penerus pada perusahaan keluarga yang dibuat sesuai dengan kebutuhan dari pemilik, keluarga dan perusahaan (White et al, 2004).
Pada usaha peternakan di Indonesia lebih didominasi oleh farmer/peternak dari pada firm atau perusahaan. Peternakan di dalam keluarga adalah sebagai usaha pokok ataupun sampingan. Dominasi skala usaha peternakan yang dilakukan oleh keluarga adalah skala kecil sehingga peternakan hanya cukup untuk keberlangsungan hidup mereka.
Apabila hasil peternakan tidak mampu mencukupi untuk kehidupan keluarga, maka peternak, istrinya, ataupun anaknya berupaya mencari penghasilan lainnya, seperti buruh tani, kuli bangunan, ataupun gojek.
Problematika tersebut merupakan kehidupan harian bagi sebagian besar peternak di Indonesia, khususnya terkait dengan suksesi usaha peternakan keluarga. Isu suksesi tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi sudah menjadi isu di negara maju sejak tahun 1990- an (Bohak and Borec 2009). Hasil survey ke peternak sapi perah, rata- rata peternak sudah di atas 40 tahun. Artinya, anak peternak lebih condong untuk memilih pekerjaan lain di luar usaha keluarga.
Hal ini juga didukung oleh orang tuanya agar mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dari orang tuanya. Bahkan belum pernah terdengar ada orang tua yang berdoa agar anaknya menjadi peternak. Apabila kondisi ini terus berlangsung, maka tidak ada lagi penerus usaha sapi perah keluarga.
Berbagai riset menemukan bahwa anak-anak peternak yang yang take over usaha peternakan keluarga adalah karena faktor orang tuanya sakit, sudah sepuh, mereka merasa usaha sapi perah sebagai penghidupan keluarga, dan sebagainya. Apabila anaknya benar-benar tidak tertarik dengan usaha sapi perah keluarga, maka akhirnya hukum warislah yang berlaku.
Upaya young farmer generation terus digalakkan agar para peternak muda ini mau terjun ke peternakan, khususnya di perguruan tinggi. Pelibatan perusahaan dan alumni yang sudah mapan dan sukses di bidang peternakan untuk menjadi mentor usaha berdampak positif terhadap peminatan mahasiswa untuk berwirausaha di bidang peternakan. Walaupun jumlah yang minat ke wirausaha peternakan sedikit dibandingkan dengan pekerjaan di luar peternakan, namun ini merupakan salah satu upaya untuk menghasilkan peternak muda.
Daging Budidaya (Cultured Meat)
Cultured meat atau daging budidaya adalah daging konsumsi yang dikembangkan di laboratorium secara in vitro/kultur jaringan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi daging merah yang terus meningkat. Produk ini menjadi salah satu tantangan di masa depan khususnya bagi perkembangan eksistensi ternak di dunia.
Awal mula munculnya produk ini adalah bahwa semakin meningkatkan permintaan daging dunia, peternakan berdampak negatif terhadap lingkungan terutama salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca, pengguna sumber air yang cukup besar, pengguna sumber daya lahan, dan banyaknya pelanggaran terhadap kesejahteraan hewan/ternak (Bhat et al., 2017; Asner et al., 2004).
Saat ini, perkembangan terhadap produk ini masih terus diteliti lebih lanjut terutam persepsi konsumen dan dampak jangka panjang pemafaatan produk ini bagi manusia. Namun, apabila dalam jangka panjang produk ini tidak menimbulkan efek terhadap kesehatan manusia dipastikan peternakan konvensional lambat laun akan terkikis oleh produk ini.
Perubahan Geopolitik Global
Pada era globalisasi saat ini, dinamika geopolitik yang terus berubah secara signifikan. Pergeseran, kecepatan dan kompleksitas di dunia internasional mengakibatkan banyak negara mempertimbangkan kembali strategi dan kebijakan mereka terhadap kerjasama antar negara. Apabila sekarang ini ada banyak konflik antar negara yang menyebabkan jalur perdagangan terganggu akibat konflik tersebut, khususnya jalur komoditas peternakan.
Oleh karena itu, tantangan ke depan adalah jika terjadi hambatan perdagangan internasional terhadap komoditas import peternakan, maka satu-satunya upaya adalah pengembangan sumber daya lokal sebagai penopang pangan peternakan di masa depan.
Tentunya, dukungan keilmuan Pemuliaan Ternak menjadi salah satu kunci dalam mengupgrade sumberdaya lokal agar menghasilkan sumberdaya yang unggul yang mampu memproduksi ternak baik secara kuantitas ataupun kualitas.
Achmad Firman
Orasi Ilmiah
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
guru besar
Sapi Perah
daging sapi
unggas
susu
Lembang
Kemenkum Jabar Gandeng Rumah BUMN BRI, Siap Lindungi 2.000 UMKM Bandung |
![]() |
---|
Kanwil Kemenkum Jabar Harmonisasikan Raperwal Kota Bogor Terkait Angkutan Umum Massal |
![]() |
---|
Kanwil Kemenkum Jabar Harmonisasikan 3 Raperbup Bandung Barat |
![]() |
---|
Tati Supriati Irwan Tinjau Sentra Batik Trusmi Dan UPTD Kelautan di Cirebon |
![]() |
---|
CEO Tribun Network Dahlan Dahi Terpilih Jadi Tokoh Media Berpengaruh di MAW Talk Awards 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.