Kebakaran di TPA Sarimukti
Ratusan Pemulung Sarimukti 4 Hari Tak Dapat Jatah Makan padahal Dapur Umum Siapkan 1500 Porsi/Hari
Ratusan pemulung itu membutuhkan bantuan makanan karena tak bisa lagi memulung sejak TPA Sarimukti terbakar, tiga pekan lalu.
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Ravianto
Pengakuan Pemulung
Ratusan pemulung di Kampung Ciherang, Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), tidak mendapat makanan dan sembako dari pemerintah selama empat hari.
Padahal mereka sangat membutuhkan bantuan tersebut karena selama TPA Sarimukti terbakar 19 hari, para pemulung yang tinggal di rumah bedeng itu sudah tidak bisa bekerja.
Mereka dilarang memilah sampah yang bisa dijual.
Seorang pemulung, Oom Komalasari (52), mengatakan, selama TPA Sarimukti terbakar, pemulung biasanya mendapat jatah makanan berupa nasi, mi instan, dan sembako. Namun bantuan itu sudah tidak ada lagi.
"Bantuan (makanan) sudah empat hari enggak ada dan sudah tidak ada konfirmasi apa-apa lagi kalau masalah bantuan. Tapi kami enggak bisa mulung lagi, katanya sampai 11 September," ujar Oom Komalasari saat ditemui di Kampung Ciherang, Rabu (6/9/2023).
Ia mengatakan, di Kampung Ciherang atau biasa disebut kampung pemulung itu ada 65 kepala keluarga dengan total 273 jiwa. Mereka sama tidak mendapat bantuan makanan yang biasanya dipasok dari dapur umum.
"Biasanya ada bantuan juga dari para relawan, kalau sekarang enggak ada juga. Jadi sekarang, kami hanya mengandalkan stok yang dikasih dari yayasan, itu juga kebanyakan makanan anak-anak," kata Oom.
Kendati demikian, dia dan para pemulung yang lainnya akan tetap bertahan di rumah bedeng. Mereka tidak akan pulang ke kampung halamannya seperti Gununghalu, Garut, Banten, Cianjur, dan Sukabumi.
"Kalau pulang pun mau apa, kerjaan enggak punya terus makan dari mana. Sedangkan keluarga tetap saja kan pengin makan, jadi banyak yang pengin bertahan di sini," ucapnya.
Pemulung lainnya, Wiwi (56), mengatakan, dia dan para pemulung lainnya harus mencari donasi dari aparat kewilayahan agar mendapat bantuan selama belum bisa memulung.
"Selama kami belum dapat donasi paling saling bantu. Jadi kalau yang masih ada stok makanan dikasih gitu. Sekarang kondisinya sudah darurat butuh bantuan, apalagi waktu boleh memulung belum jelas juga," kata Wiwi.
Kepala Dinas Sosial KBB, Ridwan Abdullah Putra, mengatakan, terkait bantuan makanan dan sembako untuk para pemulung di Kampung Ciherang itu hingga saat ini masih tetap disalurkan. Namun jika masih ada yang belum menerima akan dilakukan pengecekan.
"Untuk bantuan masih (disalurkan). Dapur umum dan posko juga masih ada di lokasi," ucap Ridwan. (*
(hilman kamaludin)
Pemkot Bandung Ingin Perpanjang Masa Darurat Sampah Hingga 25 Oktober, Seharusnya Selesai 22 Oktober |
![]() |
---|
Jatah Buang Sampah di TPA Sarimukti Ditambah, Kota Bandung Jadi 1.194 Rit |
![]() |
---|
Selama Sebulan Lebih TPA Sarimukti Terbakar, 669 Warga Bandung Barat Terkena Penyakit ISPA |
![]() |
---|
Kebakaran di TPA Sarimukti Belum Padam, Pj Bupati Bandung Barat Punya Jurus Tangani Masalah Sampah |
![]() |
---|
Cara Baru Cimahi Atasi Sampah yang Menumpuk, Gunakan Jadwal Sampah yang Berbeda Tiap Hari |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.