Kebakaran di TPA Sarimukti

Selama Sebulan Lebih TPA Sarimukti Terbakar, 669 Warga Bandung Barat Terkena Penyakit ISPA

Sebanyak 669 warga tercatat mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat terdampak kepulan asap kebakaran TPA Sarimukti.

Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Hermawan Aksan
Istimewa
Foto ilustrasi kebakaran TPA Sarimukti di Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. Sebanyak 669 warga tercatat mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat terdampak kepulan asap kebakaran TPA Sarimukti. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Sebanyak 669 warga tercatat mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat terdampak kepulan asap kebakaran TPA Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Banyak warga yang terkena ISPA karena selama satu bulan lebih kebakaran TPA Sarimukti tak kunjung padam.

Akibatnya, asap tipis masih tetap masuk ke permukiman warga karena terembus angin kencang.

Kepala Dinas Kesehatan KBB, Hernawan Wijayanto mengatakan, ratusan warga yang terkena penyakit ISPA tersebut tercatat hingga 22 September 2023 setelah dilakukan pemeriksaan tim medis di Posko Kesehatan.

"Sampai saat ini kami sudah memeriksa seribu lebih warga yang terdampak kebakaran TPA Sarimukti. Hasil pendataan kami, total warga yang terkena ISPA itu ada 669 orang," ujarnya saat dihubungi, Minggu (24/9/2023).

Ia mengatakan, warga yang mengalami gejala parah akibat ISPA itu hanya sedikit.

Namun mereka sempat dirujuk ke rumah sakit sehingga saat ini semua pasien sudah sembuh setelah menjalani perawatan intensif.

"Pasien yang gejalanya parah sejauh ini cuma empat orang, mereka dirujuk ke rumah sakit, tapi sekarang sudah sembuh, dan sisanya berobat jalan," kata Hernawan.

Selain banyak warga yang terkena ISPA, kata dia, ada juga warga yang mengalami gejala bronkitis, sinusitis, disentri, hipertensi, gastritis, asma, batu dan, pilek karena terus-menerus menghirup asap dari kebakaran TPA Sarimukti.

"Untuk jumlah warga yang mengalami gejala bronkitis, gastritis, disentri, itu ada 218 orang."

"Kemudian asma ada 16 orang, dan batuk pilek ada 11 orang," ucapnya.

Menurutnya, jika dilihat dari segi kesehatan, seharusnya tumpukan sampah yang ada di TPA Sarimukti tersebut memang harus dibakar dengan panas 600 sampai 700 derajat agar kandungan polutannya bisa hancur.

"Tapi sebetulnya kalau sampah rumah tangga tidak disarankan untuk dibakar, karena cukup berbahaya bagi kesehatan manusia jika dihirup dan polutan mengendap di paru-paru," ujar Hernawan. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved