Wargi Gegerkalong Bandung Diminta Waspada, Rawan Longsor karena Cuaca Ekstrem
Wilayah Gegerkalong ini berada di ketinggian hampir 900 meter di atas permukaan laut, sehingga untuk risikonya bukan banjir, tapi bencana longsor.
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Warga di Kelurahan Gegerkalong, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung, diminta untuk meningkatkan kewaspadaan saat memasuki musim hujan dan cuaca esktrem karena rawan longsor.
Wilayah tersebut dinilai rawan longsor karena letak geografisnya berada di dataran tinggi, sehingga kondisi ini mendapat perhatian serius dari Pemkot Bandung agar warganya meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi longsor dan bencana lingkungan.
Wali Kota Bandung Muhammad Farhan mengatakan, wilayah Gegerkalong ini berada di ketinggian hampir 900 meter di atas permukaan laut, sehingga untuk risikonya bukan banjir, tapi bencana longsor.
Baca juga: Longsor Melanda Pangalengan dan Paseh Kabupaten Bandung, Sejumlah Rumah Warga Rusak ParahÂ
"Karena itu, warga harus siap bukan hanya untuk mencegah bencana, tapi juga bangkit cepat setelah bencana," ujarnya saat Siskamling Siaga Bencana di Kelurahan Gegerkalong, Jumat (31/10/2025).
Terkait wilayah tersebut rawan longsor, sejumlah ketua RW sudah melaporkan kondisi lingkungan, mulai dari penyempitan sungai akibat pembangunan lintas wilayah hingga adanya kejadian longsor di RW 1 dan RW 8.
Dengan kondisi itu Farhan memastikan, Pemkot Bandung akan berkoordinasi dengan sejumlah pemangku kepentingan seperti Dinas Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat dan Balai Besar Wilayah Sungai untuk penanganan lebih lanjut.
"Ini sudah edisi ke-30 Siskamling Siaga Bencana. Bukan sekadar kumpul, tapi forum untuk memastikan semua sistem di tingkat RW berjalan, dari penanganan banjir, longsor, sampai data sosial," kata Farhan.
Atas hal tersebut, pihaknya berharap seluruh RW di kelurahan yang berada kawasan utara Kota Bandung seperti Gegerkalong, Ledeng, dan Ciumbuleuit dapat menjadi contoh ketangguhan masyarakat menghadapi risiko bencana.
Menurutnya, kesiapsiagaan harus dilakukan semua pihak termasuk masyarakat karena konsep ketangguhan kota tidak sekadar bebas dari bencana, tetapi mampu pulih dengan cepat.
Baca juga: Bencana Mengintai, BPBD Cirebon Tetapkan 10 Kecamatan Zona Merah Rawan Longsor-Banjir
"Bandung tangguh bukan yang bebas bencana, tapi yang bisa bangkit cepat setelah bencana," ucapnya.
Farhan menilai, ketangguhan warga tak hanya diukur dari kesiapan menghadapi bencana, tetapi juga dari kemampuan memenuhi kebutuhan dasar secara mandiri dan berkelanjutan.
| Bupati Dony Imbau Warga Sumedang Waspadai Dampak Cuaca Ekstrem |
|
|---|
| Farhan Tanggapi Dugaan Jual Beli Jabatan di Pemkot Bandung, Ungkap Lakukan Ini saat Lantik Pejabat |
|
|---|
| Prof Nandang Sebut Penyelidikan Kasus Dugaan Penyalahgunaan Wewenang di Pemkot Bandung Relatif Cepat |
|
|---|
| Farhan Masuk Daftar Periksa? Kejari Bandung: Siapapun yang Relevan Akan Dipanggil Termasuk Wali Kota |
|
|---|
| Kejari Bandung Tak Tutup Kemungkinan Periksa Wali Kota Bandung, Saat Ini Baru 2 ASN |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/Dinding-satu-rumah-di-Kampung-Jungkhun-Desa-Jayagiri-Lembang.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.