Demo Pekerja Pariwisata di Gedung Sate

Dedi Mulyadi Tetap Larang Study Tour meski Didemo, Pakar Sebut Perlu Ruang Dialog

pakar kebijakan publik menyarankan Dedi Mulyadi memberikan ruang dialog terkait larangan study tour

Penulis: Nappisah | Editor: Seli Andina Miranti
YouTube Sekretariat DPRD/Tribun Jabar (Hilman)
DEDI MULYADI DIDEMO - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (kiri), buka suara soal aksi demonstrasi para pekerja pariwisata yang memprotes Surat Keputusan (SK) larangan study tour. 

Yogi juga menekankan pentingnya melibatkan lebih banyak pihak dalam penyusunan kebijakan, termasuk asosiasi travel dan komunitas orang tua siswa.

“Padahal, kalau didengar, banyak hal teknis yang bisa diatur. Misalnya jumlah penumpang bus jangan sampai over kapasitas, SOP keamanan diperjelas, atau tujuan studi tour dipilih yang benar-benar edukatif,” tuturnya.

Ia mengingatkan, studi tour bukan sekadar jalan-jalan. 

“Ada sisi romantisnya, ya, healing juga, tapi tetap bisa dibungkus dengan nilai-nilai studi. Di luar negeri juga ada studi tour. Bedanya, di sana sistem transportasinya lebih aman, dan dananya seringkali ditanggung sekolah atau negara,” kata Yogi.

Menurut dia, pelarangan yang terlalu otoritatif tanpa solusi bisa menjadi paradoks politik di masa depan.

Jika tetap dipaksakan, Yogi memperkirakan dampak kebijakan ini akan terasa pada sektor ekonomi daerah.

Baca juga: Demo Bus Pariwisata Tak Mempan, Dedi Mulyadi Tegaskan Tetap Larang Study Tour

“Bukan kisruh mungkin, tapi secara ekonomi akan kelihatan. PAD turun, okupansi hotel berkurang, UMKM wisata lesu. Jadi ini tidak sesederhana soal larangan. Ini soal ekosistem,” ujarnya.

Ia mengusulkan agar kebijakan dipilah berdasarkan jenjang pendidikan, dan disesuaikan dengan kewenangan masing-masing wilayah.

“SD, SMP, itu ranah kabupaten/kota. SMA memang di provinsi. Tapi kenapa nggak diserahkan saja ke pemda masing-masing, biar mereka yang atur. Justru provinsi bisa fokus ke pengawasan, seperti armada bus, pungutan, dan sebagainya,” jelasnya.

Ia berharap Pemprov Jabar segera menyusun skenario kebijakan yang lebih realistis dan inklusif.

“Perlu ada skenario kebijakan, mana yang terbaik, mana yang paling buruk. Tidak ada kebijakan yang sempurna, tapi minimal kita bisa cari titik tengahnya. Kalau pun studi tour tetap ada, bisa diarahkan ke dalam Jawa Barat dulu, biar uangnya muter di sini juga,” kata dia.

Apa itu study tour? Study tour merupakan Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di luar lingkungan kelas atau sekolah, biasanya dalam bentuk kunjungan ke tempat-tempat tertentu yang memiliki nilai edukatif.

Baca juga: Demo Bus Pariwisata Tak Mempan, Dedi Mulyadi Tegaskan Tetap Larang Study Tour

Tujuan utama study tour untuk memberi siswa pengalaman belajar secara langsung, memperluas wawasan, hingga menjadi media pembelajaran interaktif.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved