Gubernur Dedi Mulyadi Siapkan Jalan Premium di Kawasan Industri Jabar Mulai 2026 untuk Gaet Investor

Dikatakan Dedi, jalan premium di kawasan Industri rencananya akan dimulai pada 2026.

|
Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Ravianto
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
KAWASAN INDUSTRI - Banjir di kawasan industri di Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (26/9/2025). Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi bakal menyediakan jalan premium atau jalur khusus di kawasan industri, agar investor betah di berinvestasi di Jawa Barat. 

Ringkasan Berita:
  • Jalan Premium Industri: Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi, akan menyediakan jalur premium 3-4 lajur di kawasan industri mulai 2026 untuk menarik investasi.
  • Kualitas Ditingkatkan: Kualitas jalan akan diubah total, dirumuskan berdasarkan skala prioritas dan bobot kendaraan (ideal 20 ton), berbeda dari jalan biasa.
  • Fungsi Jalan: Perubahan ini penting karena jalan yang lebar dinilai berhubungan erat dengan pendapatan daerah dan kenyamanan investor.

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi bakal menyediakan jalan premium atau jalur khusus di kawasan industri, agar investor betah di berinvestasi di Jawa Barat.

Dikatakan Dedi, jalan premium di kawasan Industri rencananya akan dimulai pada 2026.

Nantinya, kata dia, jalan-jalan yang melewati kawasan industri dapat memuat tiga sampai empat lajur kendaraan. 

“Jadi jalan-jalan Provinsi yang itu dilewati untuk industri akan menjadi jalan premium,” ujar Dedi, Selasa (10/11/2025).

Selama ini, kata Dedi, kualitas jalan industri di Jabar tidak banyak berubah dengan dimensi yang masih sama seperti Jalan di kawasan Kalijati, Subang yang sejak dirinya Sekolah Dasar (SD) hingga menjabat Bupati Purwakarta dua periode, ruas jalan di sana tidak pernah berubah.

“Lebar jalannya enggak berubah, padahal di situ kontainernya tiap hari padahal di situ sudah menjadi daerah industri padat kendaraan enggak berubah,” katanya.

Baca juga: Dedi Mulyadi Siapkan Rp8 Triliun untuk Proyek Kereta Jakarta-Banjar-Pangandaran

Menurutnya hal ini terjadi karena Pemerintah Provinsi Jabar tidak merumuskan jalan berdasarkan skala prioritas, padahal jika daerah tersebut memiliki kawasan industri ruas jalan yang ada kualitasnya sepadan dengan industri. 

“Daerah pertanian jalannya pertanian. Daerah industri dengan bobot misalnya kendaraannya 20 ton ya bobotnya 20 ton. Nah selama ini rumusan jalan provinsi hampir sama,” ucapnya.

Dedi menilai, kualitas jalan industri idealnya memiliki perbedaan dengan jalan raya biasa dari mulai bobot hingga kekuatan betonnya.

Kebijakan Pemprov ini pun nantinya akan diselaraskan dengan kabupaten/kota.

“Harus diubah semuanya sehingga nanti jalan-jalan industri itu nanti jalan lebar. Nah, untuk itu seluruh kebijakan ini mohon diikuti oleh kabupaten kota, agar kabupaten kota juga merumuskan karena daerahnya sudah menjadi daerah industri,” katanya.

Pernah Lakukan saat jadi Bupati Purwakarta

Menurutnya, pelebaran jalan khusus kawasan industri pernah dilakukan saat menjabat sebagai Bupati Purwakarta, di mana saat itu ruas jalur Cikopo-Cikupa diperlebar hingga 9 meter dan sukses mendatangkan industri.

“Jangan sampai daerahnya sudah ditetapkan kawasan industri, sudah meningkat kapasitas tonasenya, meningkat jumlah kualitas dan kuantitas orang yang datang ke situ, tapi jalannya tidak berubah. Nggak boleh, harus berubah,” ucapnya.

Menurutnya perubahan ruas jalan ini penting mengingat erat hubungannya dengan pendapatan daerah. 

“Jalan itu berhubungan dengan rejeki, ini feng shui, kalau jalannya sempit-sempit rejekinya kecil, tapi kalau jalannya lebar-lebar, rejekinya lebar,” katanya.(*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved