Dedi Mulyadi Terjunkan Psikolog di Kasus Siswa SMA Garut yang Akhiri Hidup, Singgung Peran Guru BK

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi turut menerjunkan psikolog untuk mencari penyebab kematian siswa SMA di Garut yang dibully, singgung peran Guru BK.

|
Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Hilda Rubiah
Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel
SISWA AKHIRI HIDUP: Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (kiri) melakukan mediasi antara orngatu korban P (16) siswa SMA di Garut yang mengakhiri hidup diduga jadi korban bully, dengan sejumlah guru dan wali kelas korban (kanan). - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi turut menerjunkan psikolog untuk mencari penyebab kematian siswa SMA di Garut yang dibully, singgung peran Guru BK. 

"Yang melaporkan ke saya dan BK sebetulnya dari kelas lain bukan dari kelas 10.10. Bukan (dari P). Kami mendapatkan dari kelas lain, tingkat kelas 11.”

"Tidak merasa ada laporan ke saya dan BK yang melaporkan kelas 10.10," tambahnya.

Akibat kasus rokok elektrik tersebut, P diduga menjadi korban bully teman sekelasnya.

Meski begitu, Yuli sebagai wali kelas mengaku tak mendengar masalah yang dialami P tersebut.

"Tidak mendapat informasi, saya baru dapat informasi hari rabu dari ibu langsung. Tidak ada (yang bercerita)," ujar Yuli.

Karena tak ada laporan tersebut, Yuli pun tidak mencari tahu tentang hal yang dialami P.

"Karena tidak ada laporan ke saya dan saya juga tidak merasa ada perundungan sehingga saya tidak bertanya juga pada mereka," katanya.

Tak hanya itu, Yuli juga tampaknya tak ada usaha mencari tahu setelah adanya postingan ibu korban di media sosial.

"Postingan itu terjadi di saat udah pembagian raport anak-anaknya juga sudah tidak ada," sambungnya.

Sementara itu Guru BK mengatakan kasus siswa ketahuan membawa rokok elektrik tersebut terjadi pada tiga minggu pertama semester satu.

"Saya tau itu dari penggunaan vape, vape itu dari semester satu, 3 minggu semester satu. Kita menerima video anak yang di kelas itu sedang menggunakan vape, dan itu dijadikan SW," ujar Guru BK.

Menurutnya video siswa SMA merokok elektrik itu dilihat kakak kelas yang kemudian melaporkannya.

Guru BK mengaku setelah mendapat laporan itu pihaknya langsung mendatangi siswa yang merokok tersebut di kelasnya.

Kemudian Guru BK iitu menegaskan bahwa laporan tersebut bukan dari P.

"Bukan almarhum. Dan saya sudah tegaskan di kelas itu bukan dari kelas ini. Tapi ada sebagian siswa, saya tidak mengutarakan," tegasnya.

Baca juga: Perkataan Guru yang Diduga Bully Siswa Garut hingga Akhiri Hidup, Bikin Korban Sakit Hati

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved