Jalan Seperti Kubangan Kerbau, Warga Pinangsari Ciasem Subang Minta Bantuan KDM

Warga Dusun Wanasari, Desa Pinangsari, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang, mengeluhkan kondisi

Penulis: Ichsan | Editor: Ichsan
dok.warga
Anak sekolah melewati Jalan Usaha Tani yang mirip kubangan kerbau di Desa Pinangsari 

TRIBUNJABAR.ID - Warga Dusun Wanasari, Desa Pinangsari, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang, mengeluhkan kondisi Jalan Usaha Tani di tempat mereka yang rusak parah.

Kondisi jalan sepanjang 2,5 kilometer ini sudah rusak parah bertahun-tahun. Jika musim hujan tiba seperti sekarang ini, kondisinya seperti kubangan kerbau.

Padahal jalan yang membelah persawahan di dusun tersebut sangat vital bagi lalu lintas manusia dan barang.

Jalan ini menjadi satu-satunya akses bagi para murid dan siswa untuk pergi dan pulang ke sekolah.

Begitu pun bagi para petani, jalan ini menjadi sangat vital  karena menjadi urat nadi perekonomian mereka.

Tak hanya itu para pedagang juga ketiban sial dengan kondisi jalan yang butut tersebut.

"Anak sekolah pasti melewati jalan ini. Para petani juga begitu, untuk menanam bibit padi maupun memanen padi lalu lintasnya lewat jalan ini. Para pedagang juga demikian. Jadi jalan ini menjadi urat nadi perekonomian warga di sini," kata Ujes Raharja, wara setempat, Kamis (30/10/2025).

Ujes mengatakan, Jalan Usaha Tani statusnya termasuk jalan desa. Namun pihak desa setempat seolah tak peduli dengan kondisi jalan yang merepotkan warganya itu.

"Padahal dana desa miliaran rupiah per tahun tapi jalan ini bertahun-tahun gak pernah diperbaiki," kata Ujes.

Ujes berharap Gubernur Jabar Kang Dedi Mulyadi (KDM) dan Bupati Subang Reynaldi Putra bisa datang ke desanya untuk melihat kondisi infrastruktur jalan yang amburadul.

"Kami berharap Pak Gubernur dan Pak Bupati membantu memperbaiki jalan ini, minimal dicor biar tahan lama. Pak Gubernur dan Pak Bupati juga bisa menegur Kepala Desa Pinangsari karena tidak amanah menjalankan pemerintahannya, masak jalan butut dibiarkan rusak bertahun-tahun," kata Ujes.

Menurut Ujes, yang paling menderita dengan kondisi jalan seperti ini adalah ibu hamil dan para petani.

"Ibu hamil mau bersalin susah kalau jalannya butut begini. Begitu pun petani menangis karena gabah hasil panennya harus menginap berhari-hari karena mobil gak mau masuk ke kampung kami," kata Ujes.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved