Dedi Mulyadi Terjunkan Psikolog di Kasus Siswa SMA Garut yang Akhiri Hidup, Singgung Peran Guru BK

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi turut menerjunkan psikolog untuk mencari penyebab kematian siswa SMA di Garut yang dibully, singgung peran Guru BK.

|
Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Hilda Rubiah
Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel
SISWA AKHIRI HIDUP: Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (kiri) melakukan mediasi antara orngatu korban P (16) siswa SMA di Garut yang mengakhiri hidup diduga jadi korban bully, dengan sejumlah guru dan wali kelas korban (kanan). - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi turut menerjunkan psikolog untuk mencari penyebab kematian siswa SMA di Garut yang dibully, singgung peran Guru BK. 

Upaya mengirim psikolog ke lingkungan pendidikan tersebut dilakukan sebagai upaya agar kasus serupa tidak menjalar ke sekolah lainnya.

Gubernur Jabar yang akrab disapa KDM itu berharap, kebijakan ini dapat memutus mata rantai pemanahan negatif yang berkembang di kalangan pelajar. 

Selain itu, Dedi mendorong para bupati dan wali kota juga turut berperan mencegah kasus pelajar bunuh diri kembali terjadi di masa depan. 

"Hari ini menurut saya sudah semestinya. Saya akan mengajak pula Bupati/Wali Kota. Sudah semestinya di setiap sekolah ada psikolog, terutama SMA dan SMP karena tak mungkin lagi Guru BK. Problemnya sudah akut," ujarnya.

Baca juga: Alibi Wali Kelas Soal Siswa Garut yang Akhiri Hidup Sempat Sakit, Dedi Mulyadi Bawa ke Jalur Hukum

Awal Mula Bullying Dialami Siswa SMA Garut Sampai Diduga Akhiri Hidup, Keterangan Guru BK Ungkap Penyebabnya

Diberitakan sebelumnya siswa SMAN 6 Garut berinisial P (16) meninggal dunia setelah mengakhiri hidup diduga menjadi korban bully teman dan gurunya.

Akibat bullying tersebut, P mengalami depresi sampai mengakhiri hidup tepat di hari pertama masuk sekolah, Senin (14/7/2025) lalu.

Ibu korban P, Fuji Lestari menceritakan curhatan anaknya sebelum mengakhiri hidup.

Berdasarkan cerita P kepada ibunya, Fuji Lestari, bahwa anaknya dituduh sebagai orang yang melaporkan siswa merokok di kelasnya.

Diketahui siswa yang merokok elektrik (vape) itu berinisial B.

"Ibu sudah tau bahwa ada mendapat informasi dari siswa berinisial B bahwa ada perundungan di skeolah karena siswa itu memberi laporan pada guru bahwa ada anak di kelas menggunakan rokok elektrik ?" tanya Gubernur Jabar Dedi Mulyadi kepada wali kelas P, Yuli, dikutip dari kanal Youtube-nya, Sabtu (19/7/2025).

Namun, soal informasi tersebut sang wali kelas bernama Yuli mengakui adanya kejadian tersebut.

"Ada (kasus penggunaan vape)," ujar Yuli, wali kelas korban.

Lebih lanjut Yuli mengungkap siswa yang merokok elektrik itu merupakan kelas 10.10 yang tak lain teman sekelas korban P.

Namun, Yuli menjelaskan bahwa orang yang melaporkan siswa merokok bukan korban P melainkan siswa dari kelas 11.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved