Alibi Wali Kelas Soal Siswa Garut yang Akhiri Hidup Sempat Sakit, Dedi Mulyadi Bawa ke Jalur Hukum

Siswa SMA Garut yang tewas jadi korban bully sempat sakit sebulan, wali kelas beberkan alibi menuai sorotan Dedi Mulyadi

Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Hilda Rubiah
Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel
SISWA GARUT TEWAS: Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (kiri) melakukan mediasi antara orngatu korban P (16) siswa SMA di Garut yang mengakhiri hidup diduga jadi korban bully, dengan sejumlah guru dan wali kelas korban (kanan). - Dedi Mulyadi soroti alasan wali kelas tak menjenguk korban sempat sakit sebulan, tegas ingin bawa kasus siswa SMA Garut yang akhiri hidup itu ke jalur hukum  

TRIBUNJABAR.ID - Kasus siswa SMA di Garut yang tewas mengakhiri hidup diduga jadi korban bully masih bergulir.

Siswa berinisial P (16) itu meninggal dunia tepat di hari pertama masuk sekolah, Senin (14/7/2025).

Beberapa teman dan guru diduga menjadi pemicu membuat korban depresi hingga mengakhiri hidup.

Kini, para saksi termasuk guru hingga wali kelas korban tersebut turut terseret.

Para saksi tersebut menjalani mediasi dengan orangtua korban yang digelar oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Baca juga: Tim Investigasi Kasus SMAN 6 Garut Ditambah, Dedi Mulyadi: Peristiwanya Tidak Sederhana

Dalam mediasi tersebut, wali kelas korban berkesempatan memberikan penjelasan.

Diceritakan orangtua korban bahwa sebelum tragedi, korban sempat jatuh sakit hingga sebulan.

Namun, saat itu tidak ada teman maupun guru yang menjenguk.

Ibu korban, Fuji Lestari pun mempertanyakan sikap wali kelas dan teman sekelas korban yang seolah tak peduli.

Alih-alih memberikan klarifikasi, alibi wali kelas tersebut menuai sorotan.

Hingga akhirnya Dedi Mulyadi tegas ingin membawa kasus siswa yang mengakhiri hidup itu ke jalur hukum.

Alibi Wali Kelas

Diketahui sebelum ditemukan tewas, Fuji Lestari ibu kandung P sudah speak up di media sosial soal perilaku bully yang didapatkan oleh anaknya.

Fuji bahkan sudah melapor ke ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kabupaten Garut.

"Sudah lapor ke PPA Kabupaten, anak saya langsung ditangani psikolog," ungkap Fuji ibu kandung P, dikutip dari Youtube Dedi Mulyadi Channel, Sabtu (19/7/2025).

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved