Unpar STEM Day Ajak Pelajar Lebih Dekat dengan Sains dengan Cara Menyenangkan

Unpar STEM Day juga menjadi contoh kolaborasi ideal antara perguruan tinggi dan pemerintah dalam membangun ekosistem pendidikan inovatif. 

tribunjabar.id / Putri Puspita Nilawati
Pembukaan Unpar STEM Day yang dihadiri Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi Kemdiktisaintek, Prof. Dr. Yudi Darma, S.Si., M.Si. 

Tri juga menegaskan bahwa komitmen Unpar terhadap pengembangan STEM merupakan bagian dari semangat universitas yang tertuang dalam sesanti Bakuning Hyang Mrih Guna Santyaya Bhakti. 

“Kami membuka diri bagi masyarakat, anak-anak, ibu-ibu, semuanya boleh hadir di STEM Corner kami. Ini baru langkah awal dan kami akan terus terlibat bersama kementerian untuk mendukung program pemerintah di bidang sains dan teknologi,” ujarnya.

Sementara itu, Christina Ester, PIC STEM sekaligus dosen PGSD Unpar, mengatakan bahwa Unpar STEM Day tidak hanya berfokus pada kegiatan di kampus, tetapi juga menjangkau masyarakat secara langsung melalui program STEM Corner dan STEM Keliling.

“Kami tidak hanya menunggu masyarakat datang ke Unpar, tapi juga hadir di ruang publik. Kami sudah buka stan di Car Free Day (CFD) dan Taman Hutan Raya (Tahura). Ternyata respon masyarakat luar biasa, mereka merasa sains itu bukan hal yang jauh dari kehidupan mereka,” tutur Christina.

Ia menyebutkan bahwa kegiatan STEM Corner dan STEM Keliling telah diikuti lebih dari 500 peserta, termasuk keluarga, anak-anak, dan warga sekitar kampus. 

“Kami ingin menunjukkan bahwa sains bisa dimainkan, bisa dipelajari dengan gembira. Dari membuat sabun cuci piring sampai merakit robot sederhana, semuanya berbasis sains yang aplikatif,” ujarnya.

Christina berharap program ini bisa menginspirasi kampus dan sekolah lain untuk mengembangkan kegiatan serupa. 

“Sudah ada sekolah-sekolah yang meminta dibuatkan STEM Corner juga. Ini menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap sains mulai tumbuh. Tujuannya bukan membuat semua anak jadi ilmuwan, tapi membangun cara berpikir kritis dan saintifik, apapun cita-citanya nanti,” katanya.

Bagi Christina, kunci utama membangun peradaban modern adalah membentuk pola pikir ilmiah sejak dini. 

“Kita ingin anak-anak belajar bahwa sains itu menyenangkan. Kalau itu sudah tertanam, mereka akan tumbuh menjadi generasi yang mampu memecahkan masalah dan berpikir logis di kehidupan sehari-hari,” ucapnya.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved