Demo Pekerja Pariwisata di Gedung Sate

Study Tour Dilarang Dedi Mulyadi tapi Diperbolehkan Farhan, Fortusis Dukung Kebijakan Gubernur

Fortusis merespons perbedaan kebijakan Dedi Mulyadi dan Muhammad Farhan soal study tour

Kolase Tribun Jabar
LARANGAN STUDY TOUR - (kiri) Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, saat memberikan keterangan di Balai Kota Bandung, Senin (23/6/2025). (Kanan) Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat dijumpai di Stadion Patriot Candrabhaga Kota Bekasi pada Senin (17/4/2025). Forum Orang Tua Siswa (Fortusis) Jawa Barat dan pihak sekolah merespons perbedaan kebijakan antara Gubernur Jabar Dedi Mulyadi serta Wali Kota Bandung Muhammad Farhan soal study tour. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Forum Orang Tua Siswa (Fortusis) Jawa Barat dan pihak sekolah merespons perbedaan kebijakan antara Gubernur Jabar Dedi Mulyadi serta Wali Kota Bandung Muhammad Farhan soal study tour.

Sebelumnya, Dedi Mulyadi sudah mengeluarkan Surat Edaran (SE) tentang larangan study tour yang akhirnya diprotes pekerja pariwisata. Sedangkan Farhan memperbolehkan asalkan tidak dihubungkan dengan nilai akademik.

Apa itu study tour? Study tour merupakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di luar lingkungan kelas atau sekolah, biasanya berupa kunjungan ke tempat-tempat tertentu yang memiliki nilai edukatif.

Baca juga: Ketua DPD Asita Jabar Sebut Larangan Study Tour Harus Disikapi dengan Ruang Dialog 

Ketua Fortusis Jawa Barat, Dwi Subianto mengatakan, pihaknya tetap mendukung kebijakan Dedi Mulyadi yang melarang kegiatan study tour tersebut, karena kegiatan itu membebani orangtua siswa terutama yang kurang mampu.

"Kalau diperbolehkan, kami berpandangan tidak tepat karena itu akan terjadi kesenjangan, orang yang kurang mampu tidak akan pergi. Yang jadi masalah tugasnya sama saja, yang miskin mengerjakan tugas, yang mampu juga membuat resume," ujarnya saat dihubungi, Selasa (22/7/2025).

Jika study tour tersebut tujuannya untuk mengetahui nilai-nilai sejarah, kata dia, tak perlu jauh-jauh study tour ke luar Jawa Barat karena di dalam daerah pun banyak tempat bersejarah yang bisa dikunjungi oleh pelajar.

"Di kita juga banyak tempat-tempat yang punya nilai sejarah, kemudian museum juga ada. Jadi literasi untuk pelajar di wilayah Jawa Barat itu memang banyak," kata Dwi.

Dia mengatakan, kurang sependapat dengan kebijakan Wali Kota Bandung karena selain bertentangan dengan Gubernur Jabar, kebijakannya memperbolehkan study tour tersebut nantinya bisa memunculkan diskriminasi.

"Nanti kan yang kaya boleh (ikut) kalau enggak mampu boleh tidak ikut, jadi ada diskriminasi itu yang kami tidak suka. Proses belajar itu harus setara antara yang kaya dengan yang kurang mampu, harus sama," ucapnya.

Sementara Humas SMPN 35 Bandung, Ganjar Sulandiana mengatakan, kebijakan Farhan yang memperbolehkan study tour tersebut merupakan kabar baik, tetapi sejauh ini pihaknya belum melakukan pembahasan soal kegiatan itu.

Baca juga: Demo Bus Pariwisata Tak Mempan, Dedi Mulyadi Tegaskan Tetap Larang Study Tour

"Belum ada pembahasan apakah mau mengadakan study tour apa enggak karena setelah kebijakan itu keluar, kami belum mengadakan rapat dinas. Tapi ini bisa disebut kabar baik juga, cuma kalau di SMPN 35 untuk study tour, sebelum ada larangan juga sudah tidak terlalu aktif," kata Ganjar.

Ia mengatakan, jika suatu saat nanti akan mengadakan study tour maka akan melihat tanggapan dari orangtua siswa terkait kesanggupannya karena pihak sekolah tidak ingin memaksakan untuk mengadakan kegiatan itu.

"Terus sebelum ada acara kita survei dulu ke orangtua bagaimana dukungan orangtua, kita lihat mayoritasnya mendukung apa enggak. Kalau sekiranya enggak mendukung ya enggak akan dilaksanakan," ucapnya.

 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved