Masalah Sampah Kota Bandung
TPA Sarimukti Semakin Kritis, Pemkot Bandung Putar Otak untuk Atasi Sampah, Ada Pengurangan Ritase
Pemerintah Kota Bandung harus memutar otak untuk mengurangi sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti di Kecamatan Cipatat.
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Giri
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pemerintah Kota Bandung harus memutar otak untuk mengurangi sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti di Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Pasalnya, TPA Sarimukti sudah semakin over kapasitas, sehingga pembuangan sampah dari empat wilayah yang ada di Bandung Raya, yakni Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, dan Bandung Barat harus dikurangi sesuai instruksi Pemprov Jabar.
Pada rapat koordinasi di Gedung Sate pada 3 Oktober 2024 telah disepakati pengangkutan sampah dari Kota Bandung menuju TPA Sarimukti yang asalnya 172 ritase per hari dikurangi menjadi 140 ritase per hari mulai 1 Desember 2024.
"Kita akan perkuat konsep dengan wawasan yang lebih luas lagi karena Bandung tidak sendirian. Walaupun jumlah produksi sampah besar, ini korelasi secara area metropolitan harus kompak dan terintegrasi," ujar Pj Wali Kota Bandung, A Koswara, Jumat (11/10/2024).
Ia mengatakan, sebagai penghasil sampah terbesar di Bandung Raya, maka penanganan sampah di wilayah Kota Bandung ini harus lebih diprioritaskan agar bisa lebih dulu selesai.
Baca juga: Cawalkot Bandung Dhani Wirianata Punya Solusi Atasi Sampah Saat Kondisi TPA Sarimukti yang Kritis
"Sebagai penghasil sampah yang cukup besar, maka Kota Bandung harus selesai dahulu karena ini jadi barometer wilayah lain," katanya.
Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, Sopyan Hernadi, mengatakan, Pemkot Bandung telah menyiapkan sejumlah langkah untuk mengurangi beban TPA Sarimukti.
"Kami menghadapi situasi yang sangat genting, dan berbagai strategi sudah kami rancang untuk periode Oktober hingga November 2024. Termasuk optimalisasi fasilitas pengolahan sampah di tingkat kelurahan dan TPS," ucap Sopyan.
Untuk mengurangi sampah tersebut, Pemkot Bandung telah menyiapkan sejumlah langkah konkret yakni optimalisasi maggotisasi di 151 kelurahan dengan kapasitas pengolahan 350 kilogram sampah per hari di setiap rumah maggot.
Kemudian melakukan optimalisasi TPS3R di lima lokasi yakni Kebon Jeruk, Maleer, Cibatu, Subang, dan Pasar Gedebage, dengan kapasitas 1 ton sampah per hari.
Lalu pemanfaatan mesin gibrig di tujuh TPS yakni Panjunan, Babakan Sari, Kobana, Ciwastra, Indramayu, Dago Bengkok, dan Ence Azis.
Baca juga: Dibatasi Pemprov Jabar, Pemkot Cimahi Kurangi Ritase Sampah ke TPA Sarimukti
Selain itu, pihaknya juga berencana mengoperasikan TPST baru di Tegallega dan Nyengseret, penggunaan teknologi pengolahan sampah di TPST Batununggal, optimalisasi pengelolaan sampah berdasarkan klaster yaitu pendidikan, kesehatan, pusat perbelanjaan, hotel, restoran, perkantoran, pasar, dan tempat ibadah.
Bahkan, pihaknya juga akan bekerjasama dengan Sesko TNI AD dalam pengelolaan sampah dan menggunakan mesin motah di beberapa lokasi untuk mempercepat proses pengelolaan sampah.
"Jika semua fasilitas ini berfungsi sesuai rencana, mereka dapat mengolah sampah sebesar 559 ton per hari, dengan residu yang dibuang ke TPA hanya sebesar 20 persen," katanya.
Calon Wali Kota Bandung Haru Suandharu Tanggapi soal Sampah, Lima Aspek Harus Saling Dukung |
![]() |
---|
Kota Bandung di Puncak Klasemen Sumbang Sampah Organik ke TPA Sarimukti, dari Sini Sumbernya |
![]() |
---|
Apresiasi Kewilayahan Soal Tangani Sampah di Bandung, Ema Bilang RW 19 Bisa Dijadikan Pilot Project |
![]() |
---|
TPS Pagarsih yang Kini Bersih Dijaga Ketat, Warga Tak Boleh Buang Sampah Kecuali Jenis Residu Ini |
![]() |
---|
TPS Overload, Kodim 0618/BS Bantu Pemkot Bandung Bersihkan Sampah di Sejumlah TPS |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.