UMKM di Jawa Barat

UMKM Jabar yang Eksis Di Kancah Internasional Masih Minim, Diskuk Jabar Dorong UMKM Berdaya Saing 

Biasanya, kata dia, UMKM tersebut mempunyai produk-produk unik dan siap berdaya saing. 

Penulis: Nappisah | Editor: Muhamad Syarif Abdussalam
Istimewa/Ganjar Mustika
Atalia Praratya turut meramaikan Bandung Project Fashion Runway 2 yang menampilkan 80 karya fesyen yang dibawakan oleh 150 model dan melibatkan 70 brand dari 21 UMKM. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nappisah

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (Diskuk) Provinsi Jawa Barat, Rahmat Taufik Garsadi, mengatakan para pelaku UMKM di Jabar yang bisa eksis di kancah Internasional sekira 10 persen. 

“Ada dua hal berdaya saing di Indonesia maupun dunia. Kalau di Indonesia, alhamdulillah banyak produk Jabar yang bisa bersaing, baik di Jawa Barat maupun di luar provinsi,” ujarnya, saat dikonfirmasi, Rabu (14/8/2024). 

Biasanya, kata dia, UMKM tersebut mempunyai produk-produk unik dan siap berdaya saing. 

“Mungkin tidak lebih dari 10 persen, tapi yang paling parah bersaing di luar itu jarang sekali. Hanya satu dua bisa dihitung. Kebanyakan hanya meniru produk, yang mana antara produk itu bersaing dengan produk luar yang manufakturnya sudah kalah karena bersaing di harga,” jelasnya. 

Dia menuturkan, termasuk juga produk-produk yang menjadi main leader. 

“Dulu kita kenal produk keripik Maicih. Booming terkenal di mana-mana. Hampir semua di Indonesia bikin produk  seperti itu,” ucapnya. 

Pihaknya mendorong para UMKM untuk mempunyai produk yang memiliki ciri khas, unik dan dibutuhkan oleh masyarakat. 

“Kita bersyukur bahwa UMKM di Jawa Barat itu rata-rata diarahkan oleh pembina. Banyak yang mendampingi. Kita berharap didorong terus sistemnya,” kata Taufik. 

Baca juga: Rempeyek Kadeudeuh, UMKM Subang, Rasanya Gurih Nikmat dan Beraroma Daun Jeruk, Omzetnya Puluhan Juta

Taufik menyebut, salah satu yang diperhatikan menggeliatnya koperasi di UMKM

“Koperasi itu anggotanya adalah para UMKM, ataupun pekerja. Sehingga bisa meningkatkan produktivitas,” imbuhnya. 

Dia menjelaskan, banyak faktor yang dihadapi oleh para UMKM. Salah satunya, tidak disiapkan untuk berdaya saing. 

“Pertama, tentunya harus punya daya saing. Selama ini kebanyakan UMKM itu  bukan by design, tapi kecelakaan karena mencari kerja susah, akhirnya usaha,” tuturnya. 

Kendati demikian, tak sedikit UMKM yang terbentuk by design dan mampu membidik pangsa pasarnya. 

“Kalau UMKM yang lebih cepat  itu karena dia bermain di digital startup. Tapi  startup pun naik cepat, turunnya juga demikian,” ujarnya. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved