UMKM di Jawa Barat
UMKM Jabar yang Eksis Di Kancah Internasional Masih Minim, Diskuk Jabar Dorong UMKM Berdaya Saing
Biasanya, kata dia, UMKM tersebut mempunyai produk-produk unik dan siap berdaya saing.
Penulis: Nappisah | Editor: Muhamad Syarif Abdussalam
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nappisah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (Diskuk) Provinsi Jawa Barat, Rahmat Taufik Garsadi, mengatakan para pelaku UMKM di Jabar yang bisa eksis di kancah Internasional sekira 10 persen.
“Ada dua hal berdaya saing di Indonesia maupun dunia. Kalau di Indonesia, alhamdulillah banyak produk Jabar yang bisa bersaing, baik di Jawa Barat maupun di luar provinsi,” ujarnya, saat dikonfirmasi, Rabu (14/8/2024).
Biasanya, kata dia, UMKM tersebut mempunyai produk-produk unik dan siap berdaya saing.
“Mungkin tidak lebih dari 10 persen, tapi yang paling parah bersaing di luar itu jarang sekali. Hanya satu dua bisa dihitung. Kebanyakan hanya meniru produk, yang mana antara produk itu bersaing dengan produk luar yang manufakturnya sudah kalah karena bersaing di harga,” jelasnya.
Dia menuturkan, termasuk juga produk-produk yang menjadi main leader.
“Dulu kita kenal produk keripik Maicih. Booming terkenal di mana-mana. Hampir semua di Indonesia bikin produk seperti itu,” ucapnya.
Pihaknya mendorong para UMKM untuk mempunyai produk yang memiliki ciri khas, unik dan dibutuhkan oleh masyarakat.
“Kita bersyukur bahwa UMKM di Jawa Barat itu rata-rata diarahkan oleh pembina. Banyak yang mendampingi. Kita berharap didorong terus sistemnya,” kata Taufik.
Baca juga: Rempeyek Kadeudeuh, UMKM Subang, Rasanya Gurih Nikmat dan Beraroma Daun Jeruk, Omzetnya Puluhan Juta
Taufik menyebut, salah satu yang diperhatikan menggeliatnya koperasi di UMKM.
“Koperasi itu anggotanya adalah para UMKM, ataupun pekerja. Sehingga bisa meningkatkan produktivitas,” imbuhnya.
Dia menjelaskan, banyak faktor yang dihadapi oleh para UMKM. Salah satunya, tidak disiapkan untuk berdaya saing.
“Pertama, tentunya harus punya daya saing. Selama ini kebanyakan UMKM itu bukan by design, tapi kecelakaan karena mencari kerja susah, akhirnya usaha,” tuturnya.
Kendati demikian, tak sedikit UMKM yang terbentuk by design dan mampu membidik pangsa pasarnya.
“Kalau UMKM yang lebih cepat itu karena dia bermain di digital startup. Tapi startup pun naik cepat, turunnya juga demikian,” ujarnya.
Menelusuri Keberadaan Kopi Puntang: Aroma dan Rasa yang Memesona |
![]() |
---|
Bermula dari Hobi Bikin Kue, Fitri Sylvia Bangun Usaha DeLaekker, Pakai Bahan Premium |
![]() |
---|
Nera Pegawai Basreng Sultan Bandung Pernah Hasilkan Omzet Rp 150 Juta dari Live TikTok Empat Jam |
![]() |
---|
7 Tahun Merintis, Kini Seblak Susan di Sumedang Capai Omzet Rp 5 Juta Per Hari, Dulu cuma Sedikit |
![]() |
---|
Mengintip Produksi Borondong, Makanan Tradisional Legit nan Manis Khas Desa Wisata Laksana Bandung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.