UMKM di Jawa Barat
Rempeyek Kadeudeuh, UMKM Subang, Rasanya Gurih Nikmat dan Beraroma Daun Jeruk, Omzetnya Puluhan Juta
Satu di antara UMKM yang produknya sudah dipasarkan ke beberapa kota dan juga dijual di sentral oleh-oleh dan toko modern adalah Rempeyek Kadeudeuh.
Penulis: Ahya Nurdin | Editor: Januar Pribadi Hamel
Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Ahya Nurdin
TRIBUNJABAR.ID, SUBANG - Satu di antara UMKM yang produknya sudah dipasarkan ke beberapa kota dan juga dijual di sentral oleh-oleh dan toko modern adalah Rempeyek Kadeudeuh.
Rempeyek Kadeudeuh diproduksi di kawasan Kecamatan Sagalaherang tepatnya di Kampung Suniaraga RT 07/03, Desa Sagalaherang Kaler, Kecamatan Sagalaherang, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Rempeyek Kadeudeuh diproduksi secara rumahan oleh sepasang suami Istri Wawan Setia Permana (54) dan Imat Rohimat Sopiah(44).
Kedua pasutri tersebut setiap harinya memproduksi rempeyek mencapai 10-15 Kilogram per hari, namun jumlahnya lebih banyak lagi jika menerima orderan atau pesanan khususnya untuk hajatan.
Baca juga: UMKM Jabar Kini Bisa Membuat Foto dan Video Produk sampai Ikuti Pelatihan di Kantor Diskuk Jabar
Belasan kilogram beras tersebut setiap harinya diolah menjadi tepung selanjutnya dibuat adonan dicampur telur, siung bawang putih, ketumbar, garam, pecin, hingga irisan daun jeruk, kemudian selanjutnya digoreng dan jadilah Rempeyek yang sangat renyah, gurih dan wangi aroma daun jeruk
Rempeyek yang di produksi oleh Wawan dan Imat ini terdiri dari rasa kacang tanah, kacang Ijo, Teri, asin petek, dan rebon atau udang. Selain itu juga produksi kripik pisang dan kripik bayam.
Menurut Wawan, produksi UMKM Rempeyek tidaklah sulit, bahan baku juga cukup mudah dan dan proses pembuatannya juga terbilang cepat dan tidak ribet.
"Prosesnya cukup mudah sekali, dari mulai adonan hingga proses penggorengan memakan waktu kurang dari 1 jam, dan proses goreng rempeyek nya juga hanya butuh waktu 10 menit langsung mateng dan siap disantap untuk ngemil saat santai maupun ngopi," kata kepada Tribunjabar.id, Rabu (14/8/2024).
Baca juga: Hari UMKM Nasional, Momentum Digitalisasi UMKM Melalui Foto dan Konten Produk Berkualitas
"Rempeyek Kadeudeuh ini tanpa bahan pengawet alias alami, bisa tahan hingga 4 bulan dan rasanya tidak berubah tetap gurih dan nikmat," imbuhnya
Selain itu pengemasannya juga sangatlah mudah, hanya dimasukan kedalam kantong plastik kemudian di pres dan ditempeli label kemasan.
"Kemasan yang kita jual disini tidak menggunakan ukuran timbangan, namun kita ngemas Peyek ini sesuai harga mulai dari Rp 10 ribu hingga 20 ribu," ucapnya
Selanjutnya Kata Wawan, setelah dikemas, Peyek ini kita kirim sesuai pesanan ke beberapa sentra oleh-oleh di beberapa lokasi wisata baik di Subang maupun luar Subang.
"Pesanan itu datang mulai dari warga yang hajatan, hingga sentral oleh-oleh dibeberapa lokasi wisata di Subang dan luar Subang," katanya
Lanjut Wawan, selain memenuhi pesanan mengisi sentra oleh-oleh dibeberapa daerah, Rempeyek Kadeudeuh ini juga di pasarkan sendiri.
"Setiap ada event kegiatan wisata, pameran atau Bazar UMKM, Car Free Day di Subang kita selalu hadir membuka stand menjual produk Rempeyek Kadeudeuh ini," ucapnya
Menelusuri Keberadaan Kopi Puntang: Aroma dan Rasa yang Memesona |
![]() |
---|
Bermula dari Hobi Bikin Kue, Fitri Sylvia Bangun Usaha DeLaekker, Pakai Bahan Premium |
![]() |
---|
Nera Pegawai Basreng Sultan Bandung Pernah Hasilkan Omzet Rp 150 Juta dari Live TikTok Empat Jam |
![]() |
---|
7 Tahun Merintis, Kini Seblak Susan di Sumedang Capai Omzet Rp 5 Juta Per Hari, Dulu cuma Sedikit |
![]() |
---|
Mengintip Produksi Borondong, Makanan Tradisional Legit nan Manis Khas Desa Wisata Laksana Bandung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.