Kebakaran di TPA Sarimukti
Darurat Sampah di Bandung Ternyata Tak Berlaku di Wilayah Ini, TPS-nya Tak Bau Menyengat
Wilayah RW 12 Maleer, Batununggal, memiliki tempat pembuangan sampah (TPS) yang menerapkan 3R (reuse, reduce, dan recycle).
Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Ravianto
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pelaksana Harian Wali Kota Bandung, Ema Sumarna, berharap sampah-sampah yang saat ini menumpuk di semua tempat pembuangan sampah (TPS) di Kota Bandung sudah bisa dikirim ke TPA Sarimukti mulai Selasa (29/8/2023).
Kondisi sampah di Kota Bandung, kata Ema, sudah darurat.
"Kota Bandung sudah darurat sampah," ujar Ema saat ditemui di Alun-alun Kota Bandung, Senin (28/8/2023).
Untuk mengatasi kondisi darurat ini, pihaknya membentuk satuan tugas yang melibatkan semua unsur, termasuk Polri dan TNI.
Namun, kondisi darurat sampah di Bandung ini ternyata tak berlaku di wilayah Batununggal.
Bandung darurat sampah yang telah dinyatakan langsung Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil per 24 Agustus 2023 tak berlaku bagi warga RW 12 Kelurahaan Maleer, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung yang terdapat 350 kepala keluarga.

Wilayah RW 12 Maleer, Batununggal, memiliki tempat pembuangan sampah (TPS) yang menerapkan 3R (reuse, reduce, dan recycle).
TPS 3R di RW 12 Maleer ini telah ada sejak 2019 tepatnya saat bergulirnya program Kang Pisman oleh pemerintah kota Bandung.
Keberadaan TPS 3R di RW 12 Maleer pun ternyata sangat dirasakan sekali manfaatnya bagi warga sekitar, terlebih kondisi saat ini Bandung tengah darurat sampah, hingga pemerintah Kota Bandung pun merasa bingung untuk mengambil langkah tepatnya, sampai mesti meminta bantuan dari Pangdam III/Siliwangi untuk menanyakan kemungkinan ada lahan yang bisa menjadi pembuangan sementara sampai kondisi di TPA Sarimukti membaik.
Baca juga: Zona Darurat TPA Sarimukti Siap Digunakan, Pengelola Tunggu Arahan DLH Jabar untuk Pembukaan
Kondisi TPS yang ada di Kota Bandung menurut Plh Wali Kota Bandung sudah overload alias penuh.
Sehingga, apa yang dilakukan masyarakat di RW 12 Maleer, Batununggal, menjadi angin segar di tengah permasalahan sampah yang tak kunjung selesai.
TPS 3R RW 12 Maleer, Batununggal, tampak bersih dan tertata. Padahal, di sana merupakan tempat pembuangan sementara.
Saat berkunjung ke sana, pukul 10.00 WIB, petugas TPS 3R RW 12 baru saja selesai melakukan bersih-bersih.
Meskipun, namanya TPS tetapi nyatanya tak ada bau yang biasa dirasakan di TPS-TPS pada umumnya yang begitu menyengat.
Warga RW 12 Maleer, Batununggal, ternyata sudah jauh hari menjalankan imbauan Plh Wali Kota Bandung untuk mandiri melakukan pemilahan sampah dari rumah.
Hal itu diinisiasi oleh perangkat kewilayahannya yang menyediakan ember-ember sampah di setiap rumah warga ada yang khusus organik dan anorganik, sehingga ketika petugas sampah datang setiap dua hari sekali hanya tinggal mengambilnya saja lantaran telah dipilah.
"Alhamdulillah kondisi di sini baik-baik saja, tak ada masalah soal pengelolaan sampah. Bahkan, enggak ada keluhan apa-apa di masyarakat, misal sampah menumpuk atau apa, karena setiap dua hari sekali kami mengangkutnya dan mengolahnya di TPS ini," ujar Agus selaku petugas TPS 3R Maleer, Rabu (30/8/2023) di lokasi.
Kemandirian pengolahan sampah di RW 12 Maleer, lanjutnya, disebabkan karena sigapnya warga dan petugasnya akan tanggung jawab terhadap pekerjaannya.
Sampah yang telah diangkut ke TPS, kemudian diolah dengan sistem open windrow dan digiling melalui mesin pencacah.
Selanjutnya, dilakukan pengayakan yang berakhir pada penimbangan dan pengemasan.
Di sana pun, tampak tertata rapi dari sampah yang baru datang, kemudian sampah yang mau diolah, hingga sampah-sampah yang sudah menjadi pupuk atau sesuatu yang bermanfaat.
Sampah yang ditampung di TPS 3R RW 12 Maleer ini dari 350 KK sebanyak 4 kwintal.
Agus menyebut residu yang terbuang dari pengolahan sampah di sana sedikit, karena banyak sampah yang bisa didaur ulang.
"Sampah yang datang sebanyak 4 kwintal, tapi yang terbuang residunya itu 1,5 kwintal," ujarnya.
Agus mengaku ada saja warga yang lupa untuk memilah sampah dari rumah, tetapi terkadang tetap diambil petugas dan dilakukan pemilahan oleh petugasnya.
Namun, mayoritas warga di RW 12 Maleer sudah sadar untuk memilah sampahnya.
"Hasil sampah yang sudah diolah itu ada yang menjadi pupuk kompos atau pupuk cair, lalu ada juga yang menjadi media bakteri dari daur ulang plastik, dan magot. Hasil-hasil ini semua oleh warga pun terkadang banyak yang membutuhkannya," ujarnya.(*)
Pemkot Bandung Ingin Perpanjang Masa Darurat Sampah Hingga 25 Oktober, Seharusnya Selesai 22 Oktober |
![]() |
---|
Jatah Buang Sampah di TPA Sarimukti Ditambah, Kota Bandung Jadi 1.194 Rit |
![]() |
---|
Selama Sebulan Lebih TPA Sarimukti Terbakar, 669 Warga Bandung Barat Terkena Penyakit ISPA |
![]() |
---|
Kebakaran di TPA Sarimukti Belum Padam, Pj Bupati Bandung Barat Punya Jurus Tangani Masalah Sampah |
![]() |
---|
Cara Baru Cimahi Atasi Sampah yang Menumpuk, Gunakan Jadwal Sampah yang Berbeda Tiap Hari |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.