Produksi Manggis Purwakarta Anjlok dari 18.000 ke 1.500 Ton, tapi Kualitas Naik: Manis & Besar

‎Meski produksi menurun, kualitas manggis Purwakarta justru meningkat.

Penulis: Deanza Falevi | Editor: Ravianto
deanza falevi/tribun jabar
Tahun 2025, produksi manggis di Kabupaten Purwakarta, menurun drastis akibat siklus dua tahunan dan tingginya curah hujan, namun kualitas buah justru lebih baik dengan rasa lebih manis dan ukuran lebih besar. 

‎TRIBUNJABAR.ID, PURWAKARTA - Produksi manggis di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, mengalami penurunan drastis pada tahun 2025.

‎Berdasarkan data Dinas Pangan dan Pertanian Purwakarta yang diterima Tribunjabar.id, hasil produksi manggis hingga September 2025 hanya mencapai 1.574 ton, jauh menurun dibandingkan tahun 2024 yang mencapai 18.005 ton.

‎Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta, Hadyanto Purnama, menjelaskan bahwa penurunan produksi ini dipengaruhi oleh siklus dua tahunan tanaman manggis serta tingginya intensitas hujan sepanjang tahun 2025.

‎"Panen tahun ini tidak seperti tahun kemarin karena manggis itu punya siklus dua tahunan."

"Tahun 2025 ini hujan terus-menerus, sehingga pertumbuhannya berkurang dan banyak buah yang gugur," ujar Hadyanto kepada Tribunjabar.id, Rabu (12/11/2025).

‎Meski produksi menurun, kualitas manggis Purwakarta justru meningkat.

Baca juga: Setelah Manggis, Purwakarta Kini Sukses Ekspor Melon hingga ke Singapura

Hadyanto menyebut rasa buah tahun ini lebih manis dengan ukuran yang lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya.

‎"Kualitasnya lebih bagus, rasanya manis-asam seimbang. Secara ukuran pun lebih besar dibanding panen 2024," katanya.

‎Saat ini, kata dia, populasi pohon manggis di Purwakarta tercatat mencapai 179.584 pohon, meningkat sekitar 1.697 pohon dibanding tahun lalu.

Sebanyak 800 pohon di antaranya merupakan bantuan pemerintah daerah, sisanya hasil swadaya petani.

‎Ia mengatakan, pihaknya juga terus mendorong peningkatan mutu melalui penerapan SOP (Standar Operasional Prosedur), GAP (Good Agricultural Practices), dan GHP (Good Handling Practices).

Selain itu, sebanyak 562 petani telah memiliki registrasi kebun untuk mempermudah akses ekspor.

‎"Registrasi kebun dan petani ini penting karena jadi salah satu syarat ekspor."

"Kami bantu gratis supaya buah manggis Purwakarta punya legalitas dan daya saing di pasar luar negeri," ucapnya.

Harga Relatif Stabil

‎Ia menyebutkan, harga manggis di tingkat petani kini berkisar Rp50.000 per kilogram, relatif stabil dibanding tahun lalu. 

Namun, hanya sekitar 30 persen dari total produksi yang mampu menembus pasar ekspor karena keterbatasan perusahaan eksportir yang benar-benar berasal dari Purwakarta.

‎"Kita mencatat ekspor sekitar 54 ribu kilogram atau 3,34 ton, itu pun hanya 30 persen dari petani lokal. Sisanya dari luar daerah," kata Hadyanto.

‎Hadyanto mengatakan, sentra manggis Purwakarta masih terpusat di lima kecamatan, yakni Panyawangan, Kiarapedes, Bojong, Darangdan, dan Pondok Salam.

Tahun ini, lanjutnya, Dinas Pangan dan Pertanian kembali menyalurkan 1.000 bibit pohon manggis untuk menjaga populasi tanaman dan keberlanjutan produksi.(*)

Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Deanza Falevi

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved