Hadapi Darurat Sampah, Purwakarta Uji Coba Pengangkutan Organik ke Agroforestri Gunung Hejo
Status darurat ini disematkan karena timbunan sampah di lapangan sudah melampaui kapasitas pengelolaan.
Penulis: Deanza Falevi | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Deanza Falevi
TRIBUNJABAR.ID, PURWAKARTA - Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, kini tengah berpacu dengan waktu menghadapi status darurat sampah.
Pemerintah pusat melalui Keputusan Menteri Lingkungan Hidup/Kepala BPLH RI Nomor 2567 Tahun 2025 menetapkan Purwakarta sebagai satu dari 336 daerah di Indonesia yang harus segera membenahi sistem pengelolaan sampahnya.
Status darurat ini disematkan karena timbunan sampah di lapangan sudah melampaui kapasitas pengelolaan. Timbunan yang menumpuk bukan hanya mencemari lingkungan, tapi juga mulai mengancam kesehatan masyarakat.
Baca juga: Kenalan Via Medsos, Mahasiswa Bunuh dan Rudapaksa Siswi SMP di Purwakarta: Jasad Disimpan di Kamar
Namun, alih-alih pasrah, Pemerintah Kabupaten Purwakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) justru menjawab tantangan ini dengan langkah inovatif. Pemkab mulai menguji coba sistem pengangkutan dan pengolahan sampah organik untuk diubah menjadi sumber daya bernilai ekonomi.
Inisiatif ini menggandeng Agroforestri Gunung Hejo yang dikelola PT Elevam sebagai mitra teknologi biokonversi Black Soldier Fly (BSF), metode penguraian sampah organik ramah lingkungan berbasis larva lalat tentara hitam.
"Status darurat ini jadi momentum untuk berbenah. Kami tak ingin terus menumpuk sampah di TPA. Uji coba dengan PT Elevam ini jadi langkah strategis agar sampah organik diolah sejak dari sumbernya," ujar Kepala DLH Purwakarta, Erlan Diansyah kepada wartawan, Selasa (11/11/2025).
Sebagai tahap awal, uji coba dilakukan dengan dua dapur SPPG (Sentra Pengolahan Pangan Gizi) yang masuk program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG). Dari dapur ini, sampah organik terpilah diangkut secara khusus menuju Agroforestri Gunung Hejo untuk diproses menggunakan sistem BSF.
Langkah ini diharapkan menjadi fondasi pengelolaan sampah organik terpisah dari sampah umum. Ke depan, Pemkab Purwakarta menargetkan pengelolaan serupa bisa diperluas ke sektor hotel, restoran, dan rumah makan, bahkan hingga masyarakat umum.
"Visi jangka panjangnya adalah membangun sistem terintegrasi. Dari SPPG sampai horeka dan rumah tangga, semua memilah dan mengolah sampah organik secara khusus. Ini bagian dari komitmen kami keluar dari status darurat menuju Purwakarta yang bersih dan berkelanjutan," katanya.
Baca juga: Mengintip Permainan “Rumah Minim Sampah” dari Komunitas Kota Tanpa Sampah di Bandung
Langkah inovatif itu muncul di tengah situasi genting di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Cikolotok, Kecamatan Pasawahan. Sejak awal November, antrean panjang kendaraan pengangkut sampah mengular hingga ke jalan raya.
Dari empat alat berat yang biasa digunakan untuk meratakan dan menggeser timbunan sampah, tiga di antaranya rusak berat. Hanya satu unit yang masih berfungsi. Akibatnya, aktivitas bongkar muat di TPA tersendat dan tumpukan sampah kian menggunung.
"Biasanya kami bisa buang dua kali sehari. Sekarang cuma sekali, bahkan kadang engga kebagian giliran. Sampahnya dibawa pulang lagi,"keluh Solihin, salah satu sopir truk sampah.
DLH Purwakarta mengakui kondisi tersebut sudah berlangsung hampir sepekan. Volume sampah yang masuk mencapai 250 ton per hari, membuat area TPA nyaris penuh.
"Kami sudah ajukan pengadaan alat berat baru dan sedang memperbaiki unit yang rusak. Kalau tidak segera ditangani, bisa mencapai titik kritis," kata Kadis DLH Erlan.
Warga sekitar mulai cemas dengan bau menyengat dan risiko pencemaran yang meningkat. Karena itu, inovasi pengolahan sampah organik di Gunung Hejo menjadi secercah harapan baru di tengah krisis.(*)
darurat sampah
Kabupaten Purwakarta
Dinas Lingkungan Hidup
Sampah Organik
Agroforestri Gunung Hejo
Erlan Diansyah
| Kenalan Via Medsos, Mahasiswa Bunuh dan Rudapaksa Siswi SMP di Purwakarta: Jasad Disimpan di Kamar |
|
|---|
| Cuaca Ekstrem Bikin Harga Sayur di Purwakarta Melonjak, Cabai dan Selada Naik Dua Kali Lipat |
|
|---|
| Tekan Pengangguran, Purwakarta Dorong Warga Jadi TKI, Ada Puluhan Ribu Lowongan |
|
|---|
| Nada Gamelan dan Tari Remaja Desa Dangdeur Purwakarta, Harmoni Lestarikan Budaya Sunda |
|
|---|
| Inkanas Purwakarta Panen Prestasi, Lima Atlet Sabet Medali di Popda dan Popnas 2025 |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/truk-pengangkut-sampah-mengantre-panjang-di-pintu-masuk-TPA-Cikolotok-Purwakarta.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.