Baru Dua SPPG di Bandung yang Kantongi SLHS, Dinkes Pastikan Sisanya Masih Proses
Salah satu syarat SPPG mendapatkan SLHS tersebut yakni proporsi penjamah makanan harus sudah mengikuti penyuluhan.
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Dinas Kesehatan Kota Bandung mencatat baru ada dua dari total 90 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kota Kembang ini yang mengantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).
Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) adalah dokumen resmi dari Dinas Kesehatan yang menyatakan bahwa suatu usaha atau fasilitas, khususnya di bidang pangan dan lingkungan, telah memenuhi standar kebersihan dan kesehatan yang ditetapkan pemerintah.
Dokumen ini berfungsi sebagai jaminan keamanan pangan dan lingkungan.
Atas hal tersebut, Dinas Kesehatan Kota Bandung terus mendorong SPPG untuk melakukan upaya percepatan sertifikasi tersebut guna memastikan keamanan bagi penerima program Makan Bergizi Gratis (MBG).
"Baru ada dua SPPG yang punya SLHS, untuk yang lainnya masih berproses. Walaupun sertifikasi masih diproses, aktivitas SPPG tetap diperbolehkan," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Sony Adam, Minggu (16/11/2025).
Baca juga: Ancaman Monopoli SPPG: DPR Dorong Pengaturan Agar Ekonomi Daerah Tumbuh Merata
Dia mengatakan, salah satu syarat SPPG mendapatkan SLHS tersebut yakni proporsi penjamah makanan harus sudah mengikuti penyuluhan. Setidaknya, 50 persen dari total seluruh penjamah harus memperoleh pembekalan higienitas.
Sebetulnya, kata dia, Dinas Kesehatan Kota Bandung sudah banyak menerbitkan sertifikat penyuluhan. Artinya, sebagian besar penjamah makanan telah mendapatkan pengetahuan dasar tentang pengolahan makanan yang aman, bersih, dan sesuai standar kesehatan.
"Artinya para penjamah makanan sudah mendapatkan keilmuannya, bekal untuk mengolah makanan. Mereka sekarang sedang berbenah untuk menata sarana dan prasarana," katanya.
Sony mengatakan, setiap Sabtu pihaknya juga rutin melakukan pertemuan dan penyuluhan dengan para pengelola SPPG. Sebab, kegiatan ini menjadi salah satu langkah pencegahan untuk memastikan keamanan makanan.
"Mereka (SPPG) senang kalau ada penyuluhan karena kalau mengerjakan sesuatu tanpa ilmu kan bingung. Tapi kalau diberi pengetahuan, mereka jadi lebih percaya diri," ucap Sony.
Untuk melakukan penyuluhan kepada SPPG di Kota Bandung tersebut, pihaknya menerjunkan petugas Puskesmas yang tersebar di semua kecamatan karena mereka sudah kompeten dalam urusan keamanan makanan.
Baca juga: Anak Mantan Bupati Bandung Barat Akui Punya 5 SPPG, 10 SPPG Sedang Diajukan
"Iya, jadi Kami kerahkan semua (petugas) puskesmas untuk turun memberikan pembinaan kepada mereka," katanya.
| Kajian Angkot Pintar di Bandung Dikebut Agar Bisa Segera Layani Rute Gunung Batu-Stasiun Hall |
|
|---|
| Cek Kadar Formalin hingga Nitrit di Bahan Baku MBG, DKPP Bandung Barat Siapkan Relawan dan Alat |
|
|---|
| Jabar Kabisa 2025 Hadirkan Ruang Belajar Konsumen, Etalase Produk Unggulan, hingga Layanan Publik |
|
|---|
| Reuni Akbar STIA LAN Bandung Perkuat Jejaring Alumni lintas Generasi |
|
|---|
| Kompensasi Jukir Terdampak Proyek BRT di Bandung Tak Jadi Sesuai UMK, Diubah Jadi Rp80 Ribu/Hari |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/Fakta-58-penyedia-MBG-atau-SPPG-belum-miliki-sertifikat-laik-higiene.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.