Proyek Pengendali Banjir Desa Karangligar Karawang Dimulai Tahun Ini, Telan Anggaran Rp100 Miliar

Pekerjaan fisik proyek pengendali banjir di Karangligar resmi dimulai tahun ini dengan anggaran sekitar Rp100 miliar dari pemerintah pusat.

Penulis: Cikwan Suwandi | Editor: Kemal Setia Permana
Tribun Jabar/Cikwan Suwandi
BANJIR KARAWANG - Foto arsip ilustrasi yang memperlihatkan banjir merendam di satu wilayah di Karawang. Pekerjaan fisik proyek pengendali banjir di Karangligar resmi dimulai tahun ini dengan anggaran sekitar Rp100 miliar dari pemerintah pusat. 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Karawang – Cikwan Suwandi

TRIBUNJABAR.ID, KARAWANG- Pekerjaan fisik proyek pengendali banjir di Karangligar resmi dimulai tahun ini dengan anggaran sekitar Rp100 miliar dari pemerintah pusat.

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Karawang tengah melakukan proses membebaskan lahan untuk proyek pengendali banjir tersebut.

Wakil Ketua DPR RI, Saan Mustopa, mengungkapkan proyek pengendali banjir tersebut merupakan kolaborasi dari DPR RI, Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) dan Pemerintah Kabupaten Karawang.

Saan menjelaskan Pemkab Karawang berperan menyediakan lahan.

Adapun anggaran pembangunannya ditanggung seluruhnya oleh pemerintah pusat yang diusulkan DPR RI.

Baca juga: Ronald Bantah Singapura dan Tiongkok Berinvestasi Rp13,5 Triliun di BIJB: Itu Nilai dari 3 Proyek

"Proyek untuk mencoba mengentaskan banjir abadi ini merupakan kolaborasi kementrian PU, Pemkab, DPR untuk bisa menyelesaikan akar masalah banjir. Kalau artifisial saja, itu gak akan selesai masalah," kata Saan di saat meninjau lokasi proyek pengendali banjir di Desa Parungsari, Telukjambe Barat, Karawang, Kamis (20/11/2025).

Ia berharap upaya ini bisa menyelesaikan persoalan banjir yang selama 20 tahun ke belakang menerjang Desa Karangligar dan sekitarnya.

"Ini banjir abadi, yang tiap selalu banjir. Hari ini aja banjir. Banjir abadi yang sudah hampir 20 tahun," kata dia.

Saan menyebutkan banjir telah membuat masyarakat menderita.

Dia mengaku pernah menderita menjadi korban banjir. 

Pasalnya rumahnya di Karawang berada di sekitaran Sungai Citarum.

Baca juga: Wilujeng Sumping, Persib Sambut Kedatangan Dua Mantan yang Bakal Bikin Bobotoh Greget

"Dahulu saya pernah merasakan bagaimana Citarum jebol. Bagaimana masyarakat mengalami kerugian akibat banjir. Apalagi ini banjirnya abadi, jadi kita harus komitmen melindungi masyarakat. Sebab seperti kata Presiden Prabowo, rakyat itu yang utama," kata dia.

Sementara itu Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, Marasi Deon Joubert, mengatakan saban tahun banjir menggenangi 160 hektar sawah dan permukiman di dua desa.

Rinciannya 667 rumah warga Desa Karangligar dan 964 di Desa Mekarmulya. Selain rumah sebanyak 23 sarana dan prasarana umum juga terdampak, mulai dari masjid hingga sekolah.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved