Jalur Rel Jakarta–Bandung Akan Dimodernisasi, Dedi Mulyadi Pastikan Perjalanan Hanya 90 Menit

Modernisasi rel tersebut akan membuka akses yang lebih efisien bagi mobilitas masyarakat dan dunia usaha.

tribunjabar.id / Muhamad Syarif Abdussalam
ILUSTRASI KERETA API - Suasana kedatangan kereta api di Stasiun Kiaracondong, Kota Bandung. 
Ringkasan Berita:
  • Dedi Mulyadi bersama Dirut KAI Bobby Rasyidin membahas rencana modernisasi jalur rel Jakarta–Bandung agar waktu tempuh bisa dipangkas menjadi hanya 1,5 jam. 
  • Proyek ini akan dilakukan tanpa membangun lintasan baru, melainkan dengan memperbaiki rel eksisting, menata tikungan, dan menerapkan teknologi tilting pada kereta. 
  • Dedi menilai langkah ini bukan hanya meningkatkan konektivitas, tetapi juga membuka peluang investasi dan pemberdayaan warga Jawa Barat.

 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Upaya untuk memangkas waktu tempuh antara dua kota besar, Jakarta dan Bandung, kembali menggeliat. Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi bersama Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Bobby Rasyidin tengah menyiapkan rencana besar untuk melakukan modernisasi jalur rel konvensional Jakarta–Bandung agar perjalanan antarkota tersebut bisa dipercepat hingga hanya memakan waktu sekitar satu setengah jam saja.

Dalam pertemuan yang berlangsung produktif itu, Dedi Mulyadi, yang akrab disapa KDM, menyampaikan bahwa gagasan modernisasi ini bukan sekadar proyek infrastruktur, melainkan langkah strategis yang dapat memperkuat konektivitas antarwilayah sekaligus memberikan efek domino bagi kemajuan ekonomi Jawa Barat secara keseluruhan.

“Kalau jalur kereta Jakarta–Bandung dimodernisasi, perjalanannya bisa ditempuh hanya dalam satu setengah jam. Tiket sekitar 150 sampai Rp 300 ribu, saya yakin kereta akan selalu penuh,” ujar KDM, Kamis (6/11/2025).

Menurutnya, modernisasi rel tersebut akan membuka akses yang lebih efisien bagi mobilitas masyarakat dan dunia usaha, sekaligus menjadi pendorong tumbuhnya sektor pariwisata di kawasan Bandung Raya dan sekitarnya.

Dari sisi teknis, Direktur Utama PT KAI Bobby Rasyidin menjelaskan bahwa program modernisasi yang dimaksud tidak memerlukan pembangunan lintasan baru. Prosesnya akan difokuskan pada peningkatan kualitas jalur yang sudah ada dengan melakukan serangkaian perbaikan teknis.

Langkah utama yang akan ditempuh mencakup perbaikan rel eksisting, penataan ulang tikungan atau healing, pengaturan kembali kemiringan jalur, serta penerapan teknologi tilting pada bogie, yang memungkinkan kereta tetap stabil meskipun melewati kontur rel yang berkelok.

“Dengan jalur eksisting sepanjang sekitar 150 kilometer, estimasi biaya perbaikan sekitar 8 triliun rupiah. Investasi itu mencakup peningkatan kualitas rel, pembangunan terowongan dan jembatan baru di sejumlah titik, serta penyempurnaan sistem double track,” kata Bobby.

Ia menuturkan, dengan sistem modern tersebut, kecepatan dan kenyamanan perjalanan akan meningkat signifikan tanpa harus mengubah rute lama yang telah menjadi jalur historis antara Jakarta dan Bandung.

KDM menambahkan bahwa proyek modernisasi ini juga akan menjadi contoh konkret kolaborasi lintas pihak antara pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, pemerintah kabupaten/kota, serta partisipasi aktif dari masyarakat.

“Kita bisa ajak Pemkot Bandung, para pembisnis hotel untuk investasi. Karena orang Jakarta banyak yang berwisata ke Bandung, karena ini akan punya implikasi terhadap perkembangan tingkat kunjungan (wisata). Bisa kita buat saham warga Jabar, nanti warga Jabar nanti punya kereta yang diproduksi di dalam negeri, punya kualitas menggunakan tenaga dalam negeri, ini yang dari Jakarta - Bandung,” pungkas KDM.

Gagasan tersebut tidak hanya menyoroti peningkatan efisiensi transportasi, tetapi juga mengandung semangat kemandirian ekonomi dan kebanggaan daerah. Dengan melibatkan masyarakat melalui skema saham warga, KDM berharap proyek ini benar-benar menjadi milik bersama, mencerminkan sinergi antara pembangunan modern dan pemberdayaan lokal. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved