Adhikarya Parlemen

Tina Wiryawati: Pendekatan Humanis kepada Warga Penting dalam Reaktivasi Kereta Bandung-Pangandaran

Keberhasilan reaktivasi tidak hanya diukur dari pembangunan fisik, melainkan juga keberhasilan komunikasi dengan warga.

|
istimewa
Anggota Komisi III DPRD Provinsi Jawa Barat dari Fraksi Gerindra, Hj. Tina Wiryawati, S.H., M.M. 

TRIBUNJABAR.ID, PANGANDARAN - Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama PT KAI kini tengah menyiapkan proyek transportasi besar yang akan menghubungkan Jakarta, Banjar, hingga Pangandaran.

Rencana itu bergerak beriringan dengan harapan masyarakat selatan Jawa Barat terhadap hadirnya kembali layanan kereta api yang dapat mendukung mobilitas harian, perdagangan, sampai pariwisata.

Anggota Komisi III DPRD Provinsi Jawa Barat dari Fraksi Gerindra, Hj. Tina Wiryawati, S.H., M.M., memberikan gambaran nyata mengenai pentingnya pendekatan sosial dalam proses reaktivasi tersebut.

Legislator dari daerah pemilihan Kabupaten Kuningan, Ciamis, Pangandaran, dan Kota Banjar, itu menilai bahwa dalam proses reaktivasi kelak, dibutuhkan komunikasi yang baik dengan warga yang sudah bertahun-tahun tinggal di bangunan yang mereka dirikan di atas rel mati.

Ia menekankan bahwa tantangan terbesar reaktivasi tetap berada pada penataan permukiman di atas rel.

“Komunikasi dengan masyarakat yang mendiami rel harus diberikan jalan dan tempat untuk mereka pindah dan bisa tinggal punya rumah,” ujar Tina, 19 November 2025.

Baginya, langkah itu merupakan tahapan paling awal yang harus dicermati agar tak menimbulkan gesekan sosial di tengah masyarakat.

“Ini pintu masuknya dulu,” tambahnya.

Ia mengingatkan agar proses tersebut dilakukan dengan prinsip kehati-hatian.

“Tanpa harus merugikan keuangan daerah atau negara,” katanya.

Menurutnya, geliat pariwisata dan perekonomian di Pangandaran memang melaju semakin kuat sehingga kebutuhan terhadap transportasi kereta kian mendesak.

Dalam pandangan Tina, manfaat jalur itu tidak hanya untuk wisatawan. Ia menekankan bahwa kehadiran kembali kereta dapat mempermudah para pelaku usaha kecil hingga petani dan peternak dalam mendistribusikan produk.

“Selain pariwisata, dengan adanya kereta api untuk pedagang yang baru diluncurkan Presiden RI, diharapkan juga sampai ke Pangandaran untuk membantu para petani menjual hasil pertanian dan perkebunannya sampai ke para pembeli,” ucapnya.

“Bunda sangat mendorong aktivasi jalur kereta Bandung–Pangandaran bisa segera terwujud dalam waktu cepat, meskipun masalah utamanya adalah mengosongkan lahan PT KAI yang ditempati oleh masyarakat yang sudah tinggal di lokasi tersebut bertahun-tahun,” tuturnya.

Tina optimistis bahwa kereta dapat kembali menjadi moda favorit jika dikelola dengan baik.

“Jalur kereta api kalau keretanya pengelolaannya baik dan benar akan menjadi favourite model transportation umum yang digemari oleh masyarakat,” tuturnya.

Selaras dengan itu, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi sebelumnya menjelaskan bahwa anggaran sekitar Rp 8 triliun telah disiapkan melalui skema investasi bersama PT KAI dan pemerintah kabupaten/kota.

Pemerintah daerah akan berinvestasi pada peningkatan rel, sistem sinyal, hingga pembaruan lokomotif. Pengerjaannya direncanakan dimulai tahun depan dan ditargetkan rampung dalam tiga tahun.

Dedi memastikan tidak ada pembebasan lahan di pemukiman karena jalur yang digunakan tetap jalur eksisting.

Pembangunan diarahkan pada peningkatan kualitas teknologi dan infrastruktur yang sudah ada, termasuk penguatan bantaran dan pembaharuan sistem persinyalan di berbagai titik.

Ia menargetkan waktu tempuh Jakarta–Pangandaran bisa lebih efisien. Dengan perjalanan Jakarta–Bandung sekitar 1,5 jam, Bandung–Banjar sekitar empat jam, dan Banjar–Pangandaran sekitar 30 menit, jalur itu diharapkan memberi fleksibilitas jadwal sekaligus menggerakkan kegiatan ekonomi di sepanjang wilayah selatan Jabar.

Proyek ini membuka harapan besar bagi mobilitas barang dan orang. Namun, sebagaimana digarisbawahi Tina Wiryawati, keberhasilan reaktivasi tidak hanya diukur dari pembangunan fisik, melainkan juga keberhasilan komunikasi dengan warga yang telah puluhan tahun menjadikan bantaran rel sebagai tempat tinggal mereka.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved