Ngatiyana Sodorkan Opsi Pindah untuk ASN RSUD Cibabat Jika Merasa Tak Sanggup Layani Masyarakat
Wali Kota Cimahi, Ngatiyana, mengultimatum RSUD Cibabat setelah viral pasien meninggal karena lambatnya penanganan medis.
Penulis: Rahmat Kurniawan | Editor: Giri
"Dari rumah itu pagi, masuk ruangan itu sore," ujarnya.
Melihat sang istri yang kerap kesakitan, Nandang berulang kali mendatangi suster hingga dokter jaga untuk memohon bantuan tindakan medis. Namun, hal itu tidak digubris dengan baik karena berbagai alasan.
"Malam Sabtu saya nanya kapan dokternya datang, susternya bilang, 'Belum tahu, sabar ya'. Sabtu saya nanya lagi, kapan dokter datang, dibilang, 'Tidak tahu karena saya hanya perawat'. Siangnya istri saya sakit lagi, tidak bisa napas, saya minta tolong lagi, agar dibuang cairan di perutnya, dijawab, 'Itu urusan dokter'," ucap Nandang.
Merasa kondisi sang istri kian memburuk, Nandang kembali memohon pertolongan. Kali ini bukan kepada suster, tapi kepada dokter jaga yang melakukan visitasi.
Baca juga: Pembelaan RSUD Cibabat Cimahi soal Viralnya Video Pasien Meninggal Diduga Lambannya Penanganan
Dokter jaga tersebut pun tidak mengabulkan permohonan Nandang meski memiliki kemampuan untuk melakukan penanganan medis terhadap pasien.
"Saya minta tolong untuk disedot cairan di perut istri saya, napasnya sudah tidak kuat. Dibilang, 'Kita bisa saja ambil tindakan, tapi tanpa seizin dokter tidak berani, nanti kalau ada apa-apa disalahin'. Saya bilang, saya suaminya, kalau ada apa-apa saya tanggung jawab, yang penting sekarang tolong sedot cairan di dalam perut istri saya. Karena dulu pernah sudah disedot napasnya biasa lagi," katanya.
Pada Minggu (29/7/2025) sekitar pukul 11.00 WIB, kondisi Ulfa kian memburuk hingga mengalami kejang. Dalam kondisi tersebut pun, tidak ada tindak lanjut yang dilakukan oleh petugas rumah sakit.
Nandang pun histeris setelah mengetahui sang istri telah meninggal dunia sekitar pukul 13.00 WIB.
"Sekitar jam 1 (meninggalnya). Waktu itu saya cek nadinya susah tidak ada, saya teriak-teriak baru pada datang, tapi istri saya sudah tidak ada," ujarnya lirih.
Meski mengaku telah ikhlas, Nandang berharap pelayanan di RSUD Cibabat dapat dibenahi hingga lebih baik. Dia pun berharap, tidak ada diskriminasi pelayanan terhadap pasien khususnya yang menggunakan BPJS.
"Saya minta jangan sampai lalai, itu saja. Mau umum mau BPJS itu nyawa yang utama. Supaya jangan ada korban berikutnya," ucapnya.
Terpisah, Dirut RSUD Cibabat, Kota Cimahi, Sukwanto Gamalyono, membantah jika pihaknya disebut lamban dalam melakukan penanganan medis lanjutan. Pelayanan terhadap istri Nandang pun diklaim telah sesuai dengan prosedur.
"Kami memahami reaksi emosional dari pihak keluarga dalam situasi krisis tersebut. Namun, kami menegaskan bahwa dugaan keterlambatan penanganan tidak sesuai dengan fakta medis yang terjadi. Untuk memastikan transparansi, RSUD Cibabat akan melakukan audit klinis terhadap seluruh proses pelayanan kepada pasien yang bersangkutan," kata Sukwanto, Selasa. (*)
Ada Rekayasa di Jalan Sekitar Pusdiklat Passus Batujajar, Polres Cimahi Ungkap Jalur Alternatifnya |
![]() |
---|
Ada Gelar Pasukan, Polisi Bakal Terapkan One Way di Cimareme sampai Pusdiklatpassus |
![]() |
---|
20 Lokasi Nobar Persib Bandung vs Semen Padang di Bandung hingga Cimahi, Laga Perdana Super League |
![]() |
---|
PLN UP3 Cimahi Adakan Gathering Pelanggan Industri Untuk Wujudkan Keandalan Listrik Bersama |
![]() |
---|
Tingkatkan Keselamatan dan Keandalan Listrik, PLN Edukasi Pelanggan Industri di Cimahi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.