Ngatiyana Sodorkan Opsi Pindah untuk ASN RSUD Cibabat Jika Merasa Tak Sanggup Layani Masyarakat

Wali Kota Cimahi, Ngatiyana, mengultimatum RSUD Cibabat setelah viral pasien meninggal karena lambatnya penanganan medis.

Penulis: Rahmat Kurniawan | Editor: Giri
Tribun Jabar/ Rahmat Kurniawan
BERI INSTRUKSI - Wali Kota Cimahi, Ngatiyana, saat memberikan instruksi khusus kepada Direktur Utama dan jajaran dokter RSUD Cibabat untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, Rabu (2/6/2025). Hal itu imbas meninggalnya seorang pasien yang diduga lamban ditangani. 

Laporan kontributor Tribunjabar.id Rahmat Kurniawan

TRIBUNJABAR.ID, CIMAHI - Wali Kota Cimahi, Ngatiyana, mengultimatum RSUD Cibabat setelah viral pasien meninggal karena lambatnya penanganan medis. Ngatiyana pun memunculkan opsi perombakan hingga penyegaran sumber daya manusia (SDM) di RSUD Cibabat.

"Semuanya perlu penyegaran, agar tidak terjadi kejenuhan di dalam pelaksanaan tugas. Pembinaan karier biasanya lima tahun harus bergeser, itu paling lambat. Bagian keuangan sebenarnya kalau itu yang terbaik sebenarnya tiga tahun juga harus bergeser. Jangan terlalu lama sehingga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan," kata Ngatiyana di RSUD Cibabat, Cimahi, Rabu (2/7/2025).

Ngatiyana juga menyodorkan pensiun dini hingga mutasi bagi ASN RSUD Cibabat yang sudah tidak mampu melayani masyarakat.

Ngatiyana menegaskan, ASN telah terikat dengan janji Panca Prasetya Korpri yang menjadi komitmen untuk pengabdian kepada negara hingga bekerja secara profesional.

"Saya tawarkan, kalau ada yang sudah tidak sanggup di RSUD silakan ajukan untuk pindah, saya tanda tangani. Ada yang mau pensiun dini, mangga, saya tanda tangani. Kalau memang sudah tidak sanggup melayani masyarakat," ucap dia.

Baca juga: Viral Pasien Meninggal Diduga Lambat Ditangani, Wali Kota Cimah Apel Khusus di RSUD Cibabat

Evaluasi menyeluruh akan segera dilakukan terhadap manajemen RSUD Cibabat. Tidak menutup kemungkinan, perombakan struktur RSUD Cibabat akan dilakukan untuk memastikan adanya peningkatan pelayanan kualitas.

"Kita perlu evaluasi agar RSUD Cibabat meningkatkan pelayanan maupun insfrastruktur yang lain. Di sini manajemen harus dievaluasi, evaluasi manajemennya, evaluasi struktur organisasinya. Sistem operasionalnya, baik itu tenaga medisnya, sarana infrastruktur. Kita harus benahi semua, manajemen, mungkin orang ini sudah terlalu lama, jenuh di situ," ucap dia.

Nandang histeris

Sebelumnya, beredar video yang memperlihatkan suasana histeris seorang pria di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibabat, Kota Cimahi. Pria itu memprotes lambatnya penanganan medis hingga berujung pada kematian istrinya.

Nandang Rusmana (34), warga Kampung Cukangkawung RT 02 RW 05, Desa Pakuhaji, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), mengkonfirmasi jika pria yang histeris dalam video viral tersebut adalah dirinya.

Saat itu, Nandang mengaku sudah tak sanggup lagi menahan emosi lantaran buruknya pelayanan dari petugas medis di RSUD Cibabat, Kota Cimahi.

Baca juga: Viral Pasien Meninggal di RSUD Cibabat karena Lamban Ditangani, Walkot Cimahi Akan Lakukan Hal Ini

"Saat itu istri sudah kejang. Saya pegang nadinya sudah tidak ada, baru pada datang setelah saya teriak-teriak seperti di video. Saya makin kepancing emosi saat dokter jaga nyuruh saya diam dan tidak asal bicara. Saya ngomong saya sudah minta tolong dari kemarin, istri saya sudah sekarat, tapi tidak ada yang mau dengar," kata Nandang saat ditemui, Selasa (1/7/2025).

Nandang menjelaskan, sang istri yang bernama Ulfa Yulia Lestari (30) menderita radang usus dan tumor jinak hingga menimbulkan cairan di area perut. Almarhumah telah menjalani penanganan medis di sejumlah fasilitas kesehatan hingga akhirnya dirujuk ke RSUD Cibabat, Kota Cimahi.

Ulfa masuk dan terdaftar sebagai pasien RSUD Cibabat pada Jumat (27/6/2025) sore.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved