Pemusnahan Bom di Garut Makan Korban
FAKTA Baru Ledakan Amunisi di Garut, Ledakan Diduga Dipicu dari Hape, Ditemukan Serpihannya
Ia menjelaskan gelombang elektromagnetik yang disebabkan oleh ponsel diduga menyebabkan arus listrik yang menjadi pemicu ledakan.
"Tapi manakala ditemukan unsur itu, iya. Tetapi sekali lagi, kita tidak bisa menjudge bahwa itu unsur sengaja. Tapi unsur itu ditemukan, iya. Dan itu berpotensi (meledak), iya. Sehingga banyak (potensi) penyebabnya," lanjut dia.
2 Pertanyaan Penting
Wahyu menjelaskan hasil investigasi TNI AD menjawab dua pertanyaan penting terkait insiden yang menewaskan totak 13 orang tersebut yakni adalah mengapa ledakan bisa terjadi dan mengapa warga sipil turut menjadi korban.
Ia menjelaskan hasil investigasi TNI AD menunjukkan detonator afkir yang akan dimusnahkan tidak stabil dan rentan.
Sehingga, lanjut dia, perlakuannya memerlukan kehati-hatian oleh yang perlu dilakukan oleh tenaga profesional.
"Hasil investigasi menyatakan bahwa ledakan disebabkan karena perlakuan detonator yang tidak semestinya pada kondisi detonator afkir, expired, yang butuh beberapa poin penanganan yang saya bilang tadi," ujar dia.
"Pembawaannya harus bagaimana? Ya harus hati-hati, peletakan di lubang penghancuran juga dilaksanakan dengan hati-hati. Lalu yang berikutnya adalah memperhatikan juga penyusunan. Cara penyusunan juga ada SOP-nya," ucapnya.
Selain itu, kata dia, hasil investigasi TNI AD menemukan ada pelibatan masyarakat di luar yang seharusnya dapat dilakukan oleh masyarakat.
Ia mengatakan pelibatan masyarakat biasanya dilakukan untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat administrasi dan kegiatan yang bersifat ringan.
Kegiatan administrasi, lanjutnya, adalah penyiapan makanan dan logistik.
Sedangkan kegiatan ringan, kata Wahyu, di antaranya adalah menggali lubang dan melaksanakan pembersihan pasca peledakan dilaksanakan.
"Nah, berkaitan dengan poin kedua dari hasil investigasi itu, saya sampaikan ada pelibatan masyarakat yang di luar yang seharusnya saya sampaikan tadi. Jadi masyarakat ikut membantu mengangkat material-material detonator, boks detonator, ke dalam lubang penghancuran," jelas Wahyu.
"Di mana di lubang penghancuran itu ada personil kita yang jadi korban di antaranya empat personil TNI. Dan di sekitar lubang itu juga ada tiga personil TNI AD lainnya. Nah, sembilan warga masyarakat ini secara bahu-membahu membantu mengangkat detonator ke dalam lubang itu diterima oleh prajurit. Dan saat itulah kesalahan terjadi," ucapnya.
Sehingga, lanjut dia, ledakan terjadi diduga karena adanya perlakuan yang tidak semestinya terhadap detonator afkir yang rentan.
Keterlibatan masyarakat yang tidak seharusnya ikut dalam proses tersebut, diduga menjadi jawaban mengapa ledakan itu bisa terjadi sekaligus menjawab pertanyaan mengapa ada warga sipil yang turut menjadi korban dalam insiden tersebut.
"Karena yang membantu adalah masyarakat. Dituang, diterimakan oleh prajurit kita yang di dalam (lubang penghancuran), disaksikan oleh, diawasi oleh tiga orang personil TNI AD yang di luar (lubang penghancuran). Termasuk Kepala Gudang Pusat Munisi Kolonel Cpl Antonius Hermawan. Akhirnya ledakan itu terjadi," pungkas dia.(*)
Gita Irawan/Tribunnews
UPDATE Ledakan Bom Kedaluwarsa di Garut, TNI Janji Tak Akan Gunakan Warga Sipil |
![]() |
---|
Perjuangan Keluarga Korban Ledakan Amunisi di Garut Sembuhkan Trauma, Polisi Berikan Trauma Healing |
![]() |
---|
TNI AD Buka Peluang Putra-putri Korban Ledakan Bom di Cibalong Garut jadi Prajurit TNI |
![]() |
---|
21 Warga Sipil dan 25 Unsur TNI Sudah Diperiksa di Kasus Ledakan Maut di Garut |
![]() |
---|
Penampakan Boks Bekas Amunisi Dekat Rumah Korban Ledakan di Garut, Tergeletak di Pinggir Warung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.