Pemusnahan Bom di Garut Makan Korban
FAKTA Baru Ledakan Amunisi di Garut, Ledakan Diduga Dipicu dari Hape, Ditemukan Serpihannya
Ia menjelaskan gelombang elektromagnetik yang disebabkan oleh ponsel diduga menyebabkan arus listrik yang menjadi pemicu ledakan.
TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Fakta baru terungkap dalam kasus ledakan bom atau ledakan amunisi kedaluwarsa di Desa Sagara, Garut, 12 Mei 2025 lalu.
Dalam musibah itu, 13 orang tewas terkena ledakan, 9 di antaranya warga sipil.
Para warga sipil itu diketahui membantu TNI memusnahkan amunisi-amunisi yang sudah kedaluwarsa.

Setelah dilakukan penyelidikan, TNI menemukan fakta baru.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana mengungkapkan fakta baru yang didapatkan tim investigasi TNI AD adalah adanya serpihan ponsel di sekitar lokasi ledakan.
Hal itu disampaikannya usai Rapat Kerja Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto didampingi KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak, KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali, dan KSAU Marsekal M Tonny Harjono bersama Komisi I DPR RI di Ruang Rapat Komisi I DPR RI Kompleks Parlemen Senayan Jakarta pada Senin (26/5/2025).
Baca juga: UPDATE Ledakan Bom Kedaluwarsa di Garut, TNI Janji Tak Akan Gunakan Warga Sipil
"Ditemukan juga serpihan-serpihan handphone (ponsel)," kata Wahyu.
Dia menjelaskan temuan tersebut juga menjadi bahan analisa oleh laboratorium.
Ia menjelaskan gelombang elektromagnetik yang disebabkan oleh ponsel diduga menyebabkan arus listrik yang menjadi pemicu ledakan.
"Kita tidak usah bicara ke-13 (korban)-nya pegang handphone. Kita bicara 1/3 kekuatan dari para korban itu memegang handphone saja itu sudah menimbulkan gelombang elektromagnetik yang cukup tinggi," ungkap Wahyu.
Selain temuan tersebut, kata Wahyu, faktor lain yang juga diduga menyebabkan ledakan yang menewaskan empat prajurit TNI AD dan sembilan warga sipil itu.
Faktor tersebut, kata dia, antara lain adalah ketidakstabilan konstruksi detonator, cuaca yang panas, cara penanganan yang tidak semestinya bagi barang-barang yang bersifat afkir, lalu ditemukannya senyawa-senyawa tertentu di dalam tanah sekitar lokasi peledakan.
Senyawa yang dimaksud Wahyu adalah pupuk urea sebagaimana temuan investigasi Komnas HAM yang dirilis beberapa waktu lalu.
Namun, kata Wahyu, meski tim investigasi TNI AD menemukan urea di sekitar lokasi, namun belum dapat disimpulkan urea tersebutlah yang menjadi pemicu ledakan detonator afkir tersebut.
"Artinya, pada periode-periode tertentu yang tidak ada kegiatan penghancuran dari institusi kita maupun institusi yang lain, mungkin bisa juga, tidak menutup kemungkinan (urea) juga digunakan aktivitas oleh warga masyarakat," ujarnya.
UPDATE Ledakan Bom Kedaluwarsa di Garut, TNI Janji Tak Akan Gunakan Warga Sipil |
![]() |
---|
Perjuangan Keluarga Korban Ledakan Amunisi di Garut Sembuhkan Trauma, Polisi Berikan Trauma Healing |
![]() |
---|
TNI AD Buka Peluang Putra-putri Korban Ledakan Bom di Cibalong Garut jadi Prajurit TNI |
![]() |
---|
21 Warga Sipil dan 25 Unsur TNI Sudah Diperiksa di Kasus Ledakan Maut di Garut |
![]() |
---|
Penampakan Boks Bekas Amunisi Dekat Rumah Korban Ledakan di Garut, Tergeletak di Pinggir Warung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.