Kisah Me'en yang Kelahirannya Menandai Terangnya Kampung Alumunium di Garut
Kisah inspiratif Me’en, warga Kampung Pasirkiamis, Garut, yang lahir bersamaan dengan datangnya listrik pertama kali di desanya.
Penulis: Sidqi Al Ghifari | Editor: Arief Permadi
Oleh Sidqi Al Ghifari, Jurnalis Tribun Jabar
GARUT, TRIBUNJABAR.ID - Bagi warga di Kampung Pasirkiamis, Desa Pasirkiamis, Kabupaten Garut, datangnya listrik bukan sekadar kisah tentang terang yang mengusir gelap.
Itu juga kisah tentang Me'en, bayi yang tangis pertamanya menandai awal perubahan di Pasrirkiamis.
Tak heran, meski sudah 34 tahun berlalu, nama Me'en selalu dikait-kaitkan warga dengan cerita masuknya listrik di Pasrirkiamis.
"Sampai hari ini kebanyakan orang bahkan tak tahu nama asli saya, Rahmat Abdul Hidayat. Mereka hanya tahu Me'en, nama yang diberikan sesepuh adat saat saya lahir," ujarnya saat ditemui di kediamannya di Pasirkiamis, Selasa (21/10).
Me'en mengaku tak tahu pasti kenapa para sesepuh memanggilnya dengan nama Me'en. Tak pernah ada yang menjelaskan hal itu kepadanya secara pasti.
"Mungkin biar dekat aja dengan PLN," ujar Me'en, tertawa. Pelafalan Me'en secara fonetik memang menyerupai PLN, Perusahaan Listrik Negara yang membuat kampungnya terang benderang puluhan tahun lalu.
Menurut cerita orang tuanya, kelahirannya memang bertepatan dengan ketika warga kampung tengah bersiap menyambut peresmian masuknya listrik. Persis saat tangisannya terdengar, 1 Juli 1991 malam, lampu-lampu listrik rumah warga untuk pertama kali menyala.
"Itu sebabnya, kalau bertanya pada orang-orang tua di sini, kapan listrik datang ke Pasirkiamis, mereka pasti menjawab, 'ingat aja saat Me'en dilahirkan'," ujar Me'en kembali tertawa.
Jajang Koswara (51), tetangga Me'en di Pasirkiamis membenarkan hal itu.
"Me'en atau Pe'en atau PLN itu untuk mengenang," ujarnya saat ditemui pada hari yang sama. Ia tahu betul kisah ini karena ketika itu ia sedang bekerja sebagai teknisi pemasangan jaringan listrik di sana.
"Nama Me'en menjadi bentuk rasa syukur masyarakat atas datangnya listrik ke kampung ini," ujarnya.
Jajang masih ingat betul, saat itu masyarakat begitu antusias menyambut kehadiran listrik. Warga berbondong-bondong keluar rumah hanya untuk menyaksikan lampu-lampu mulai menyala satu per satu.
Cahaya itu merata ke seluruh penjuru desa, menerangi kegelapan malam yang selama ini hanya diterangi sumbu minyak.
"Setelah ada listrik di kampung ini, kehidupan berubah ekonomi pun berubah, perlahan berkembang sampai saat ini," ungkapnya.
Baca juga: Bukan Nama Biasa, Meen Jadi Pengingat Momen Terang Datangnya Listrik di Desa Pasirkiamis Garut

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.