Lawan Stunting, Tim Penggerak PKK Cicadas Bandung Terus Berinovasi, Gelar Lomba Cipta Menu

Tim Penggerak PKK Kelurahan Cicadas, Kota Bandung, terus berinovasi untuk menurunkan angka stunting di wilayahnya.

Penulis: Daniel Andreand Damanik | Editor: Giri
Tribun Jabar/Daniel Andreand Damanik
Proses penilaian terhadap makanan yang disajikan saat lomba di Kantor Kelurahan Cicadas, Kota Bandung, Rabu (24/4/2024). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Daniel Andreand Damanik

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Tim Penggerak PKK Kelurahan Cicadas, Kota Bandung, terus berinovasi untuk menurunkan angka stunting di wilayahnya.

Inovasi itu di antaranya dengan digelarnya perlombaan cipta menu pemberian makanan tambahan (PMT) pada balita dengan bahan pangan non-beras.

"Kami lombakan untuk menciptakan menu balita isi piringku beragam bergizi seimbang dan aman. Menu yang dilombakan tentunya tidak boleh berbahan baku beras dan bujetnya hanya Rp 25 ribu. Kita harus lebih kreatif, anak itu tidak harus mengonsumsi nasi, tapi banyak bahan makanan yang harganya terjangkau dan nilai gizinya terukur," kata Ketua TP PKK Kelurahan Cicadas, Diah Catur Sari, kepada Tribun Jabar, Rabu (24/4/2024).

Diah mengatakan, ada keistimewaan di Kelurahan Cicadas terkait dengan menu untuk pencegahan stunting.

Hal lainnya yang dilaksanakan ialah, tidak memberikan mi instan kepada bayi.

Baca juga: Sekda Jabar Herman Suryatman Berkomitmen Percepat BRT, TPA Legok Nangka Hingga Turunkan Stunting

Namun, jika balita sudah mengenal mi instan, maka disarankan untuk mengganti bumbunya dengan garam atau tidak menggunakan bumbu kemasan. Tujuannya agar rasa mi instan tidak disukai balita sehingga berhenti mengonsumsinya.

"Semua kader yang ada di 15 RW harus ikut perlombaan ini. Satu RW mengirimkan dua orang perwakilan untuk perlombaan yang berasal dari kader gizi dan pangan posyandu. Sementara, kriteria penilaian untuk lomba ini ialah keanekaragaman bahan, keseimbangan porsi, kreativitas, cita rasa, cara penyajian, dan keamanan pangan,'" katanya.

Lurah Cicadas, Tjakra Irawan, menjelaskan wilayahnya masuk zona merah stunting pada 2022. Namun, pada tahun 2023 dan 2024 angka stunting terus menurun.

"Target kami tahun 2025, sudah zero stunting. PMT posyandu untuk setiap RW hanya Rp 150 ribu per bulan. Maka kami akan terus berusaha berinovasi agar biaya tersebut cukup. Meskipun tidak hanya berharap dari dana tersebut, setiap RW di Cicadas saat ini terus berinovasi demi kesejahteraan warga, khususnya kesehatan balita," kata Tjakra.

Baca juga: Upaya Baznas Purwakarta Mengatasi Stunting, Beri Pangan untuk Keperluan Medis Khusus Secara Gratis

Di tempat yang sama, Ketua TP PKK Kecamatan Cibeunying Kidul, Aneu Susimie Hilmi, menegaskan bahwa yang terpenting dalam pencegahan stunting ialah pola makan, pola hidup sehat, dan pola asuh.

"Meskipun angka stunting mulai turun, tapi kami di Kecamatan Cibeunying Kidul tidak mau lengah. Kami akan terus menekan sampai zero. Salah satu upayanya ialah dengan perlombaan cipta menu PMT Balita Isi Piringku, menu yang harus memenuhi syarat beragam, bergizi, seimbang, dan aman atau B2SA dengan bahan pangan nonberas," kata Aneu.

Kader Posyandu RW 14, Tini dan Marni, yang juga peserta lomba, mengatakan, timnya membuat menu sebagai pengganti beras adalah singkong parut pada lomba. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved