Tak Semudah Membalik Telapak Tangan, Farhan Temukan Kendala Tangani Masalah Banjir di Rancasari

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, mengungkap berbagai masalah yang menjadi kendala penanganan banjir di Kecamatan Rancasari.

Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Giri
Tribun Jabar/ Hilman Kamaludin/arsip
MENERJANG BANJIR - Sejumlah warga saat menerjang banjir di Kelurahan Derwati, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung, Minggu (9/3/2025). Berbagai kendala ditemukan untuk mengatasi masalah banjir di Rancasari. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, mengungkap berbagai masalah yang menjadi kendala penanganan banjir di Kecamatan Rancasari. Menurutnya, penanganannya tak semuda membalikkan telapak tangan.

Farhan menemukan kendala itu ketika melakukan peninjauan dalam rangka melaksanakan program Siskamling Bencana di beberapa RT di Kecamatan Rancasari.

Farhan mengatakan, pihaknya mendapat usulan dari warga untuk dibuat sodetan di Sungai Ciorok sepanjang 200 meter, sehingga airnya masuk ke Sungai Cidurian. Namun hal tersebut terbentur beberapa masalah.

"Problemnya adalah tanah yang 'diincar' itu punya Jasa Marga. Enggak boleh sembarangan, tapi kalau kita ngambil yang di balik tembok, punya warga, mesti bayar juga kompensasi," ujar Farhan di Rancasari, Rabu (8/10/2025).

Baca juga: Banjir Randam Jalan Mengger di Dayeuhkolot Kabupaten Bandung

Intinya, upaya untuk melakukan penanganan melalui rekayasa tersebut, kata Farhan, terbentur oleh satu tanah, sehingga harus dicari solusi yang lain untuk menyelesaikan masalah banjir di daerah tersebut.

"Makanya saya tadi dalam catatan saya, saya bilang harus dilakukan lagi studi kelayakan yang lebih dalam. Si air yang dari sebelah sana, Ciorok itu bisa kita belokan ke mana," katanya.

Sementara untuk solusi yang lain, pihaknya melihat ada beberapa titik yang mungkin bisa jadikan sebagai kolam retensi.

"Nah, kolam retensi ini salah satu solusi karena kalau dulu kita membuat jalan tol air kan, kita jadi bentrokan sama Kabupaten Bandung, sekarang kan enggak. Mumpung tidak terjadi, maka kita buatkan saja kolam retensi," ucap Farhan.

Baca juga: Belum Berlaku di Bandung, Farhan Tunggu Juknis untuk Terapkan Gerakan Sapoe Sarebu Ala Dedi Mulyadi

Sedangkan untuk mengetahui berbagai masalah di wilayah lain, pihaknya akan terus melakukan Siskamling Siaga Bencana. Dalam kegiatan ini pihaknya melakukan pengecekan layanan catatan informasi di RW dan RT.

"Nomor dua, kita juga melakukan peninjauan langsung kondisi-kondisi yang memang berisiko terjadi bencana. Kalau ada yang bisa langsung dieksekusi, kita langsung eksekusi, kalau ternyata musti tunda ya kita tunda dulu," ujarnya.

Dalam kegiatan Siskamling Bencana ini, kata Farhan, sistemnya dari Senin sampai Jumat, pihaknya akan  berkantor di setiap kelurahan yang tersebar di Kota Bandung.

"Jadi selesai nih di 151 kelurahan, maka masuk putaran kedua, RW berikutnya, terus sampai semua RW selesai 1.597 RW. Memang waktunya cukup lama butuh sekitar 4 tahun," kata Farhan. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved