Kisah Abdul Mukhid, 32 Tahun Setia Pada Pecel Lele di Ujungberung, Sukses Kuliahkan Anak-anak ke PTN

Abdul Mukhid pedagang soto dan pecel lele Khas Lamongan memanfaatkan KUR BRI untuk memajukan usahanya. Kini berhasil sekolah anak ke PTN.

|
Penulis: Kisdiantoro | Editor: Kisdiantoro
Dok Abdul Mukhid
Abdul Mukhid berfoto di depan warung nasi pecel lele dan soto khas Lamongan di Ujungberung, Kota Bandung. 

Abdul Mukhid menjalani hari-hari dengan tekun. Tak terpikirkan sekalipun untuk mengganti usaha lain.

"Bisa bertahan sampai lama, karena saya tekun. Alhamdulillah istri juga tidak banyak mengeluh. Sampai sekarang, ekonomi (penghasilan) lebih baik," ujar Abdul Mukhid.

Dia mengisahkan, datang ke Ujungberung, Kota Bandung pada tahun 1992. Saat itu dia masih bujangan. Dia merantau mengikuti jejak saudaranya yang juga berdagang soto dan pecel lele khas Lamongan di Jatinangor, Kabupaten Sumedang.

Setelah mecari sejumlah lokasi untuk berdagang, Abdul Mukhid memutuskan berjualan di Alun-alun Ujungberung Kota Bandung.

Lokasinya sangat strategis. Tempat itu banyak dikunjungi masyarakat, untuk kongkow bersama keluarga, menikmati kuliner, atau beribadah di Masjid Ujungberung di sisi barat alun-alun.

Alun-alun Ujungberung menjadi lebih menarik dan tak pernah sepi dari pengunjung setelah Ridwan Kamil, kala itu Wali Kota Bandung merenovasi dan melengkapi dengan area bermain anak-anak.

Selain itu, Alun-alun Ujungberung yang masuk wilayah Kelurahan Cigending, bersebelahan dengan pasar. Di tempat inilah Abdul Mukhid setiap hari belanja bahan untuk dagangannya.

Abdul Mukhid (52), pemilik UMKM Soto dan Pecel Lele Lamongan Warna Alam sedang melayani pembeli.
Abdul Mukhid (52), pemilik UMKM Soto dan Pecel Lele Lamongan Warna Alam sedang melayani pembeli. (Tribunjabar.id/Kisdiantoro)

Alun-alun Ujungberung juga tergolong aman karena dekat dengan kantor Kecamatan Ujungberung di sisi utara alun-aluan, dan Polsek Ujungberung di timur alun-alun.

Setahun membuka warung kaki lima di Ujungberung, Abdul Mukhid memberanikan diri untuk menikahi Mutiroh, di tahun 1993.

Dari pernikhan ini kemudian lahir anak pertama, Bagus Afghoni.

Di saat sedang menikmati kebahagiaan keluarga baru dan lahirnya seorang anak, badai krisis tak bisa dibendung. Usaha warung soro dan pecel lele Lamongan ikut terdampak. Dagangan tak banyak yang membeli. Sepi.

"Waktu itu krisis moneter, zaman reformasi, tahun 1998. Sempat mau pindah lokasi. Sudah cari kontrakan baru. Tapi balik lagi ke Ujungberung karena tempat barunya tidak bolah dipakai jualan," ujarnya, mengingat masa-masa sulit.

Tekadnya sangat kuat. Abdul Mukhid dan Mutiroh kembali membangun usaha jualan di Alun-alun Ujungberung, Kota Bandung.

Ekonomi Indonesia membaik. Warna Alam kembali ramai oleh pembeli.

Bagus Afghoni pun kerap dilibatkan untuk membantu menyiapkan dagangan, bahkan melayani pembeli.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved