Setiap Jumat, ASN di Bandung Harus Naik Angkutan Umum

Penjabat Gubernur Jabar, Bey Machmudin di Gedung Sate, menegaskan hal itu saat ditemui di Gedung Sate, Jumat (22/3).

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Ravianto
Tribun Jabar/Muhamad Syarif Abdussalam
Penjabat Gubernur Jabar Bey Machmudin dan rombongan turun dari angkot Tegalega-Banjaran, di seberang Kantor BPK. 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Gerakan menggunakan kendaraan angkutan umum setiap hari Jumat (Friday Car Free) akan diterapkan di semua organisasi perangkat daerah (OPD) di Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Penjabat Gubernur Jabar, Bey Machmudin di Gedung Sate, menegaskan hal itu saat ditemui di Gedung Sate, Jumat (22/3).

Bey mengatakan hal ini dilakukan sebagai persiapan pengoperasian Bus Rapid Transit atau BRT di Bandung raya. Bey meminta para kepala dinas dan para pegawai di semua OPD untuk mencoba dulu sendiri rasanya menggunakan transportasi umum. 

"Artinya kita sebagai pembuat kebijakan juga harus tahu sendiri bagaimana rasanya naik angkutan umum seperti apa," ujar Bey. "Setiap Jumat di Gedung Sate kita bebas kendaraan."

Bey mengatakan, sejumlah masukan ia dapatkan dari para ASN di Gedung Sate pada hari pertama uji coba Friday Car Free. Salah satunya keluhan ASN yang dari Kopo yang mengaku kesulitan karena di sana tidak ada pool atau titik penjemputan terdekat. Hal-hal seperti ini, menurut Bey, akan diperbaiki.

Ada juga, ujar Bey, ASN yang mempertanyakan tepatkan usulan BRT dedicated line ini diterapkan di Bandung. 

"Tadi saja di Kiaracondong juga sudah padat, kebayang kalau diambil lagi satu sisi untuk lajur bus. Maka jangan sampai membuat keputusan tidak melakukan uji coba, tidak merasakan sendiri seperti apa," kata Bey.

Penerapan Friday Car Free diharapkan Bey dapat menurunkan polusi udara secara signifikan. Namun, Bey juga memahami masih ada pegawai masih menggunakan kendaraan pribadi dengan parkir di titik terdekat Gedung Sate. Misalnya, di PT Pos, Kampus LAN, Pusdai, dan beberapa tempat lainnya.

Bey pun akan menyiapkan skema agar tidak ada lagi pegawai yang mencari celah untuk tetap menggunakan kendaraan bermotor sampai ke lingkungan Gedung Sate. Sebab, selain akan membuat programnya sia-sia, tindakan para pegawai yang nakal itu akan membuat kantung-kantung parkir instansi lain menjadi penuh.

"Seperti tadi, sepertinya banyak yang menggunakan motor parkir di Pusdai misalnya. Jadi misalnya tidak memaksa (datang ke kantor tepat waktu), tapi absen harus dari bus, minimal foto di bus," kata Bey. "Kita harus merasakan kalau naik kendaraan umum seperti apa. Kalau ini sukses, kampus-kampus yang padat juga bisa memanfaatkan bus," tuturnya.

Bey mengatakan, para ASN dapat juga menggunakan transportasi yang disediakan oleh Pemda Provinsi Jabar, seperti bus, microbus, shuttle hingga Bandung Tour On Bus (Bandros).

Penjabat Sekretaris Daerah Jabar Taufiq Budi Santoso mengatakan, skema penjemputan pegawai Gedung Sate menggunakan kendaraan berbasis bus setiap Jumat adalah pada jam masuk kerja, sekitar pukul 05.30-06.30 WIB dengan rentang keberangkatan setiap 15 menit sekali. Pada jam pulang kerja, pukul 15.00-16.00 dengan rentang keberangkatan juga setiap 15 menit sekali.

"Empat titik dari utara, selatan, barat maupun timur. Nanti di masing-masing titik ini ada tempat untuk parkir bagi kendaraan pegawai kalau bawa kendaraan dari rumah atau drop off," katanya.

Ada empat titik keberangkatan atau penjemputan yang sekaligus menjadi kantung parkir kendaraan pegawai. Selain kantor Dinas Olahraga dan Pemuda (Disorda) Jabar untuk wilayah timur; ada juga kantor Dinas Sosial Jabar untuk wilayah barat. Untuk wilayah utara parkir bisa di kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Jabar; sementara wilayah selatan di kantor Bapenda Jabar.

Disambut Gembira

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved