Dua Depo BRT Kota Bandung Segera Dibangun, Ribuan PKL di Sepanjang Jalur Siap-siap Terdampak

Dua depo Bus Rapid Transit (BRT) bakal segera dibangun di Kota Bandung bersamaan dengan pembangunan jalur khusus beberapa titik pada akhir 2025.

Pemkot Bandung untuk Tribun Jabar
JALUR BRT - Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, meninjau jalur-jalur yang akan dilalui Bus Rapid Transit (BRT), mulai dari Jalan Ahmad Yani hingga Asia Afrika. Dua depo Bus Rapid Transit (BRT) bakal segera dibangun di wilayah Kota Bandung bersamaan dengan pembangunan jalur khusus di beberapa titik pada akhir tahun 2025 ini. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Dua depo Bus Rapid Transit (BRT) bakal segera dibangun di wilayah Kota Bandung bersamaan dengan pembangunan jalur khusus di beberapa titik pada akhir 2025 ini.

Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, mengatakan saat ini proyek tersebut sedang memasuki tahap lelang, bahkan pihaknya sudah rapat dengan Kementerian Perhubungan dan World Bank yang akan mendanai proyek tersebut.

"Tahun ini Kota Bandung akan membangun dua depo, di Cicahum dan Leuwipanjang. Proyek ini didanai pemerintah pusat melalui bantuan World Bank," ujar Erwin saat ditemui di Balai Kota Bandung, Senin (27/10/2025).

Untuk mendukung pembangunan proyek ini, Pemkot Bandung akan melakukan pembersihan jalur yang akan dibangun BRT dan antisipasi kemacetan selama proses pembangunan, sehingga akan dikoordinasikan dengan pihak terkait.

Baca juga: Banjir Pasteur Tak Kunjung Beres: Wawali Kota Bandung Ungkap Biang Keroknya, Termasuk Bangunan Liar

Baca juga: Buruh Tuntut Kenaikan Upah 2026 Sesuai Putusan Mahkamah Konstitusi

"Kami juga koordinasi dengan Satpol PP, Dinas Cipta Bintar, Dinas Perhubungan, dan lainnya untuk membersihkan jalur yang akan dilalui," kata Erwin.

Dengan pembersihan beberapa titik yang akan dijadikan jalur BRT tersebut, Pemkot Bandung juga harus memikirkan pedagang kaki lima (PKL).

Sudah pasti dengan adanya proyek ini mereka dipastikan akan terdampak.

"Kami upayakan relokasi ke tempat yang tetap bisa digunakan untuk berjualan. Data PKL masih kami validasi, karena jumlahnya fluktuatif sekitar 700 hingga 1.500 pedagang, tergantung hari," ucapnya.

Untuk melakukan relokasi tersebut, pihaknya tidak akan bisa mengakomodir semua PKL yang berada di titik jalur BRT, terutama bagi mereka yang berjualan di Kota Bandung tetapi masih berdomisili di luar daerah.

Baca juga: Persib vs Persis, Polisi Terjunkan 1.800 Personel untuk Pengamanan dan Penyekatan Suporter

"Kami prioritaskan yang berdomisili di Kota Bandung," kata Erwin.

Sementara Dinas Perhubungan Kota Bandung, tengah mematangkan skema rerouting atau penataan ulang trayek angkot menyusul adanya rencana pembangunan transportasi massal BRT tersebut.

Langkah tersebut dilakukan karena nantinya sejumlah trayek angkot akan turut terdampak, sehingga Dinas Perhubungan Kota Bandung juga harus memikirkan skema lain agar operasional angkot bisa tetap hidup. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved