Dalam 2 Hari, Sejumlah Wilayah di KBB Diterjang Longsor dan Banjir Bandang, Waspadai Cuaca Ekstrem

Dalam kurun waktu dua hari, bencana longsor dan banjir bandang menerjang sejumlah wilayah di Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Hermawan Aksan
Dok BPBD KBB
Kondisi rumah yang roboh bagian belakangnya setelah tergerus longsor di Kampung Tagog Munding, RT 06/08, Desa Citatah, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Dalam kurun waktu dua hari, bencana longsor dan banjir bandang menerjang sejumlah wilayah di Kabupaten Bandung Barat (KBB) hingga menyebabkan sejumlah rumah terdampak.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB, pada Jumat (5/5/2023) longsor menerjang Kampung Epen RT 04/04, Desa Cimanggu, Kecamatan Ngamprah, yang mengakibatkan tiga unit rumah rusak.

Kemudian longsor juga terjadi di Kampung Pasir Peuti RT 02/19, Desa Citatah, Kecamatan Cipatat, hingga menerjang tiga unit rumah.

Pada Sabtu (6/5/2023), longsor menggerus 4 rumah di Kampung Tagog Munding, RT 06/08, Desa Citatah, Kecamatan Cipatat.

"Penyebab longsor itu faktor cuaca ekstrem karena hujan deras yang terus turun setiap hari, jadi longsor terjadi di sejumlah wilayah pada Jumat malam hingga Sabtu pagi," ujar Kepala BPBD KBB, Djarot Prasetyo, saat dihubungi Tribunjabar.id, Minggu (7/5/2023).

Banjir bandang terjadi pada Sabtu (6/5/2023) di Kampung Kebon Kalapa RT 04/02, Desa Kertajaya, Kecamatan Padalarang, dan Kampung Ciharashas, Desa Margajaya, Kecamatan Ngamprah, hingga menyebabkan 17 rumah terendam dengan ketinggian air 50-100 sentimeter.

"Dengan terjadi longsor di beberapa kecamatan dan banjir itu, masyarakat harus waspada karena cuaca ekstrem diprediksi masih akan terjadi," kata Djarot.

Sekretaris Daerah (Sekda) KBB, Ade Zakir, mengatakan, terkait bencana banjir di Kampung Kebon Kalapa tersebut, pihaknya sudah meninjau ke titik pertama air turun di bagian atas hingga pembuangan akhir.

"Saya lihat di saluran air ini ada beberapa sedimentasi ditambah debit air besar di dekat proyek KCIC sehingga tak bisa tertampung," ucap Ade.

Untuk mencegah banjir susulan di wilayah itu, pihak desa, kecamatan, dan perwakilan warga setempat telah menjadwalkan pertemuan dengan PT KCIC untuk mencari solusi, terutama melakukan normalisasi saluran air.

"Tadi aparat kewilayahan bersama pihak pelaksana proyek sudah menjadwalkan pertemuan. Semoga KCIC bisa membantu normalisasi saluran air," katanya.

Menurutnya, solusi jangka panjang untuk mengatasi banjir di kawasan itu, perlu penataan saluran air mulai dari bagian utara hingga hilirnya, tetapi hal ini tidak bisa dilakukan secara instan karena perlu beberapa kajian dan kebutuhan anggaran.

"Kesimpulan penyebab banjir di sini karena volume dan debit air besar tidak tertampung, solusi jangka panjangnya perlu dipikirkan sejak dari hulu."

"Tapi ini tak mudah dan perlu waktu, semoga ke depan ada solusi," ujar Ade. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved