Warga Garut Dikira Penculik Anak

Penjual Jaket dari Garut Korban Hoaks Mengaku Terpaksa Damai Karena Diancam, Kini Ingin Proses Hukum

Dadang mengaku terpaksa damai karena ada ancaman,  jika tidak damai Polres Muratara akan dibakar.

Penulis: Sidqi Al Ghifari | Editor: Ravianto
TRIBUN SUMSEL/RAHMAT AIZULLAH/TANGKAP LAYAR
Aksi amuk warga ini terjadi di Desa Sukaraja, Kecamatan Karang Jaya, Muratara, Senin (6/2/2023). Massa mengamuk setelah mendapat kabar bahwa sejumlah orang dalam mobil itu baru saja hendak melakukan percobaan penculikan anak. 

TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Lima penjual jaket dari Garut menjadi korban hoaks penculikan anak di Kabupaten Musi Rawas Utara, Senin (6/2/2023).

Warga tersulut emosi setelah mendapat kabar bahwa sejumlah orang dalam mobil itu baru saja hendak melakukan percobaan penculikan anak di Desa Terusan, Kecamatan Karang Jaya, Muratara.

Aksi massa yang mengamuk merusak dan menjarah mobil tersebut divideokan oleh warga dan diposting di medsos Facebook hingga viral.

Faktanya, kelima warga Garut itu hanyalah penjual jaket keliling. 

Kini, lima warga Kecamatan Sukawening dan Pangatikan, Kabupaten Garut itu ingin proses hukum berjalan.

Dadang Wahyudin (49) satu dari lima pria Garut penjual jaket yang menjadi korban hoaks penculikan di Kabupaten Musi Rawas Utara, tiba di kampung halamannya di Garut.

Dadang Wahyudin (49) satu dari lima pria Garut korban hoaks penculikan di Kabupaten Musi Rawas Utara, ia sudah tiba di Garut lalu menjalani visum di RSUD Dr Slamet Garut, Jumat (10/2/2023).
Dadang Wahyudin (49) satu dari lima pria Garut korban hoaks penculikan di Kabupaten Musi Rawas Utara, ia sudah tiba di Garut lalu menjalani visum di RSUD Dr Slamet Garut, Jumat (10/2/2023). (Tribun Jabar/ Sidqi Al Ghifari)

Setibanya di Garut, dia langsung menjalani visum di RSUD Dr Slamet Garut, selain visum ia juga diperiksa kondisi kesehatannya.

Di Musi Rawas Utara, dia bersama empat kawannya, sebenarnya sudah meneken perjanjian damai dengan warga.

Dalam perjanjian damai itu, dia mendapat ganti rugi Rp 30 juta. Namun, banyak pihak yang menilai, dengan nilai tersebut tidak sebanding dengan penderitaan yang didapat.

Baca juga: Penjual Jaket Ini Ungkap Siapa yang Teriaki Dia Penculik saat di Jambi, Ditodong Pisau Dipaksa Ngaku

Bagaimana tidak, mereka berlima difitnah. Setelah difitnah, diamuk massa.

Mobil yang mereka bawa juga hancur dan barang dagangan mereka, berupa jaket kulit, dijarah.

Dadang mengaku terpaksa damai karena ada ancaman,  jika tidak damai Polres Muratara akan dibakar.

"Polisi yang ngomong, kalo gak ada kekeluargaan Polres ini akan dibakar habis sama warga disana, makanya harus kekeluargaan," ujarnya kepada Tribunjabar.id saat menjalani visum di RSUD Dr Slamet Garut, Jumat (10/2/2023) malam.

Lima pria pedagang jaket asal Garut Jawa Barat menjadi korban hoaks penculikan anak di Muratara, polisi telah memeriksa sedikitnya 10 saksi. Saat ini mereka telah berada di Polres Muratara.
Lima pria pedagang jaket asal Garut Jawa Barat menjadi korban hoaks penculikan anak di Muratara, polisi telah memeriksa sedikitnya 10 saksi. Saat ini mereka telah berada di Polres Muratara. (TRIBUN SUMSEL/RAHMAT AIZULLAH)

Ia menuturkan terpaksa menuruti permintaan damai tersebut walaupun bertentangan dengan hati nuraninya.

Teman-temannya pun menurutnya ingin kejadian itu, diproses hukum agar kejadian tersebut tidak terulang di kemudian hari.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved