Bocah Tewas Kecanduan Game Online, BAGAIMANA Cara Mencegah Anak Kecanduan Game dan Apa Gejalanya?

Seorang bocah 12 tahun di Subang, Raden Tri Sakti meninggal dunia diduga karena kecanduan main game online.

Editor: Ravianto
Kolase (Istimewa dan TribunJabar.id/Seli Andina)
Bocah 12 tahun di Subang meninggal setelah kecanduan game online. Raden Tri Sakti, nama bocah itu meninggal didiagnosa mengalami gangguan syaraf di kepala. 

Menurut teori, anak-anak lebih mudah terpapar radiasi ketimbang orang dewasa karena tengkorak anak lebih tipis.

Jaringan otak anak lebih mudah menyerap serta ukuran tubuh anak lebih kecil.

Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa radiasi gelombang radio dari handphone memiliki dampak pada terbentuknya kelainan jaringan dan metabolisme sel-sel saraf di otak.

Baca juga: Kekebalan Tubuhnya Memburuh setelah Terapi Radiasi, Seorang Aktris Meninggal Terinfeksi Covid-19

Baca juga: Daftar Manfaat Tanaman Lidah Mertua, Membantu Mengurangi Radiasi hingga Bisa Sebagai Antiseptic

ilustrasi ponsel
ilustrasi ponsel (Dokumentasi Tribun Jateng)

Akan tetapi, dampak lebih lanjut pada tumbuh kembang anak masih belum dapat disimpulkan dengan jelas.

Sebaiknya penggunaan handphone disesuaikan dengan kebutuhan.

Ikuti tips di bawah ini utnutk memperkecil efek radiasi handphone:

- Gunakan handphone hanya bila dibutuhkan.

- Pakai hands-free atau pengeras suara ketika menerima panggilan. Saat menelepon memakai hands-free, jangan menaruh handphone pada saku celana atau saku baju.

- Jauhkan handphone dari tubuh ketika tidak digunakan.

- Hanya gunakan handphone saat sinyal kuat. Sinyal lemah membuat handphone menggunakan lebih banyak energi untuk berkomunikasi.

- Disarankan untuk berkomunikasi melalui pesan singkat ketimbang telepon untuk mengurangi paparan radiasi.

- Tidak usah memberikan anak handphone pribadi jika memang belum perlu.

- Jangan membiarkan anak berlama-lama bermain handphone. Gunakan seperlunya saja.

Meninggal karena Kecanduan Game Online

Bocah bernama Raden Tri Sakti meninggal dunia karena gangguan syaraf dan mengeluh sakit kepala.

Raden Tri Sakti (12), Warga Dusun Bangkuang, Desa Salam Jaya, Kecamatan Pabuaran, Subang, dikenal sangat suka bermain game online sehingga orang menyebutkanya kecanduan game online.

Dokter yang memeriksanya, menidagnosa Raden Tri Sakti meninggal dunia karena gangguan syaraf akibat radiasi hape atau smartphone.

Baca juga: DAFTAR HARGA HAPE Terbaru iPhone Februari 2021, iPhone 7 Plus 32GB Rp 5,7 Juta iPhone 8 64GB Berapa?

Baca juga: 2 Tahun Lalu, Nissa Sabyan Ucap Aku Padamu Pada Pria yang Suka Pergoki Tidur di Kelas, Bukan Ayus

Baca juga: Legenda Keuyeup Bodas Raksasa Alias Kepiting Putih dan Potensi Gempa Bumi di Waduk Jatigede

Baca juga: 5 Alasan Kenapa Ikatan Cinta Menjadi Sinetron Wajib Tonton Netizen Indonesia

Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribunjabar.id melalui aparat desa setempat, almarhum Raden Tri Sakti kecanduan bermain game online, akibatnya setiap hari ia tak lepas dari smartphone.

Babinsa Desa Salam Jaya Sertu Sugeng mengatakan, korban sebelum meninggal Raden Tri Sakti sempat dirujuk ke RSU Siloam Purwakarta, "Menurut Keterangan dari pihak keluarga, almarhum di bawa berobat ke RSU Siloam Purwakarta bulan lalu, karena sering mengeluh sakit kepala," ujar Sertu Sugeng ketika dikonfirmasi Tribun melalui sambungan telepon, Rabu (24/2/2021).

Sugeng menuturkan berdasarkan hasil diagnosa dokter RSU Siloam, Raden Tri Sakti mengalami gangguan syaraf akibat radiasi, “Kata dokternya ada gangguan syaraf yang kemungkinan diakibatkan radiasi HP," katanya.

Sertu Sugeng menuturkan, Raden Tri Sakti sempat menjalani rawat inap selama dua pekan di rumah sakit tersebut.

"Katanya juga dirawat selama 16 hari, namun sama sekali tidak ada perubahan. Bahkan kaki dan tangannya tidak bisa digerakan sama sekali, akhirnya korban dibawa pulang,” tutur Sertu Sugeng.

Meski kondisi Raden Tri Sakti semakin parah, pihak keluarga terpaksa membawa pulang dan dilanjutkan dengan berobat jalan, "Mungkin karena tak kunjung membaik, makannya dibawa pulang, tapi tetap berobat jalan di RSU Siloam," lanjutnya.

Kendati demikian, meski sempat menjalani pengobatan rawat inap dan berobat jalan, kondisi Raden Tri Pambudi kian parah hingga meninggal dunia pada Selasa (23/2/2021).

"Almarhum sudah dikebumikan, namun bukan positif Covid-19, itu jelas karena gangguan syaraf," pungkas Sertu Sugeng.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved