Bocah Tewas Kecanduan Game Online, BAGAIMANA Cara Mencegah Anak Kecanduan Game dan Apa Gejalanya?
Seorang bocah 12 tahun di Subang, Raden Tri Sakti meninggal dunia diduga karena kecanduan main game online.
“Salah satu ciri ketergantungan dia tak bisa mengendalikan dirinya walau dia tahu itu tak bermanfaat tapi dia tetap melakukan itu,” kata Dharmawan.
Padahal, dalam keseharian, seseorang perlu melakukan variasi kegiatan dan aktivitas.
Namun, Dharmawan menekankan, gangguan karena kecanduan game seringkali bukan persoalan primer.
Artinya, gangguan yang dialami bukan semata karena perilaku terus menerus bermain game, tetapi ada juga yang sudah mengalami gangguan mental terlebih dahulu.
"Pada beberapa kasus orang gangguan lebih dulu. Kemarin ada pasien yang menghindari masalahnya. Jadi dia depresi pada kuliahnya, dia maunya main game saja," ujar Dharmawan.
"Behaviour addiction bisa jadi gangguan utama, bisa gangguan sekunder," lanjut dia.
Kapan seseorang perlu dibawa ke psikiater?
Dr Dharmawan mengimbau para orangtua mengamati perilaku anaknya yang suka bermain game.
Jika mendapati perilaku yang sudah mengarah ke kecanduan, ia menyarankan agar membawa sang anak berkonsultasi dengan psikiater.
“Parameternya kalau enggak bisa konsentrasi karena pikirannya ke game terus,” kata Dharmawan.
Parameter lainnya, seperti disinggung di atas, banyaknya waktu yang dihabiskan anak untuk bermain game.
Apalagi, jika si anak menunjukkan perilaku melawan hingga mengamuk ketika hendak dilepaskan dari gawainya.
“Tapi sebaiknya jangan tunggu sampai anak mengamuk. Kalau sudah mengamuk, rawat jalan susah. Anak tak bisa dikendalikan dan agresif. Harus dirawat kayak orang direhab. Karena ini masalah perilaku, masuk ke ganguan perilaku,” papar Dharmawan.
Penanganan yang biasanya dilakukan terhadap pasien dengan kondisi kecanduan game, biasanya treatment untuk mengurangi kecanduan dan melakukan upaya pengalihan.
Jika cara ini tidak berhasil, akan dilakukan pengobatan maupun terapi yang lain.