Survei Indikator Politik Indonesia: Dedi Mulyadi Geser Nama Besar, Anies dan Gibran Tertinggal Jauh

Prabowo Subianto masih berada di puncak dengan elektabilitas tertinggi, sementara sosok Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengejutkan publik.

Tribun Jabar/ Padna
DEDI MULYADI KE PANGANDARAN - Suasana Dedi Mulyadi dikerumuni warga setelah menghadiri acara puncak Milangkala Ke-13 Kabupaten Pangandaran di Gedung DPRD, Sabtu 25 Oktober 2025 sore 

Ringkasan Berita:
  • Survei Indikator Politik Indonesia menempatkan Prabowo Subianto sebagai capres dengan elektabilitas tertinggi, disusul oleh Dedi Mulyadi yang mencatat lonjakan signifikan di posisi kedua. 
  • Dedi bahkan unggul di Jawa Barat dengan dukungan lebih dari 43 persen, melampaui Prabowo di wilayah tersebut. 
  • Survei ini mencerminkan perubahan peta dukungan publik, dengan munculnya tokoh-tokoh baru yang mulai mendapat perhatian luas.

 

TRIBUNJABAR.ID - Hasil survei teranyar dari Indikator Politik Indonesia memunculkan peta baru dalam bursa calon presiden (capres).

Prabowo Subianto masih berada di puncak dengan elektabilitas tertinggi, sementara sosok Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengejutkan publik dengan lonjakan tajam yang menempatkannya di urutan kedua.

Capaian tersebut membuatnya unggul jauh dari sejumlah nama populer seperti Anies Baswedan, Gibran Rakabuming Raka, hingga Ganjar Pranowo.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, memaparkan bahwa survei dilaksanakan pada 20–27 Oktober 2025.

Dari hasil tersebut, Prabowo memperoleh dukungan sebesar 46,7 persen, sedangkan Dedi Mulyadi meraih 18,4 persen.

“Dedi Mulyadi cukup menonjol dan menempati posisi kedua. Ia melampaui nama-nama besar seperti Anies, Gibran, hingga Ganjar,” ujarnya dalam rilis bertajuk Evaluasi Publik Setahun Kinerja Pemerintah Prabowo–Gibran di Jakarta, Sabtu (8/11/2025).

Sementara itu, tokoh lain yang menempati posisi di bawah Dedi antara lain Anies Baswedan dengan 9 persen, Gibran Rakabuming Raka 4,8 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 3,9 persen, serta Ganjar Pranowo yang mencatat 3,7 persen.

Pergerakan elektabilitas ini menunjukkan bahwa peta politik nasional mulai bergeser dengan munculnya tokoh-tokoh baru yang menarik perhatian pemilih.

Menariknya, nama Purbaya Yudhi Sadewa, yang baru menjabat sebagai Menteri Keuangan, turut muncul dalam daftar dengan tingkat elektabilitas 1,5 persen.

“Nama Purbaya memang relatif baru muncul, tetapi mulai dikenal publik dan masuk ke dalam daftar 25 nama yang kami uji dalam simulasi,” jelas Burhanuddin.

Selain Purbaya, beberapa tokoh nasional juga masuk dalam survei, seperti Sherly Tjoanda Laos (1,1 persen), Khofifah Indar Parawansa (0,5 persen), Erick Thohir (0,4 persen), Kaesang Pangarep (0,4 persen), serta Puan Maharani (0,1 persen).

Burhanuddin menerangkan bahwa uji simulasi dilakukan terhadap 25 figur potensial sebagai capres, berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang telah meniadakan ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold).

Artinya, setiap partai politik kini memiliki peluang untuk mengusung kandidat sendiri tanpa harus berkoalisi dengan partai lain.

Dalam basis wilayah, dominasi Dedi Mulyadi terlihat paling kuat di Jawa Barat. Elektabilitasnya di provinsi tersebut menembus angka 43,5 persen, melampaui Prabowo yang meraih 31,4 persen.

Sumber: Kompas
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved