PHK Pabrik Tekstil Terus Berulang, Gelombang Buruh Masuk IKM Diprediksi Menguat

Sebagian buruh yang terdepak akan berbelok ke usaha mikro-kecil karena mereka harus bertahan hidup.

Penulis: Nappisah | Editor: Muhamad Syarif Abdussalam
lutfi ahmad mauludin/tribun jabar
ILUSTRASI - Usaha konveksi di Solokanjeruk, Kabupaten Bandung. Terkini, gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di industri tekstil dinilai mendorong para buruh mengubah haluan menjadi pelaku usaha kecil.  

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nappisah

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Ketua Umum Ikatan Pengusaha Konveksi Berkarya (IPKB), Nandi Herdiaman, mengaku tak heran bila gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di industri tekstil pada akhirnya mendorong para buruh mengubah haluan menjadi pelaku usaha kecil. 

Pada situasi industri Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) yang bergeser dari waktu ke waktu, ia menyebut transisi itu sudah mulai terasa sejak pandemi.

“Memang kenyataan yang terjadi semenjak COVID-19, industri besar terus menerus ada laporan PHK dan kami lebih percaya info dari serikat kerja,” ucapnya, Senin (10/11/2025). 

Dari pola yang ia lihat, arus PHK bukan kejadian sporadis. 

“Ini sudah jelas menandakan TPT makin ke sini kurang begitu bergairah,” lanjutnya.

Nandi menilai, sebagian buruh yang terdepak akan berbelok ke usaha mikro-kecil karena mereka harus bertahan hidup, apalagi bila serapan kerja pabrik makin terbatas. 

“Saya yakin buruh yang kena PHK sebagian akan menjadi pelaku usaha kecil,” kata Nandi.

Karena itu, ia mendesak pemerintah mengunci perlindungan pasar domestik, terutama untuk memastikan produk UMKM konveksi tetap punya peluang dijual, tidak kalah oleh banjir barang impor. 

Nandi menilai ini krusial agar perubahan status buruh menjadi IKM tidak berhenti hanya pada “bertahan hidup”, tapi bisa naik kelas menjadi unit usaha yang mapan.

Di saat yang sama, ia menyinggung asosiasi atau lembaga industri agar tidak menyembunyikan keadaan. Pelaku usaha, kata Nandi, butuh transparansi, bukan narasi pemanis yang menenangkan.

 “Harusnya kalau benar-benar menjadi asosiasi, memberikan info yang betul-betul terjadi di lapangan,” ujarnya.

Nandi menambahkan, IKM akan terus mengawal kebijakan yang menyentuh pasar konveksi.

Ia berharap pemerintah bukan hanya mendengar, tetapi mengakui IKM sebagai fondasi ekonomi rakyat. 

“Kami akan terus berjuang untuk kemajuan IKM dan perekonomian negara,” kata dia. (*)

 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved