Banjir Pangandaran Ganggu Ratusan Hektare Padi, Warga Paledah dan Maruyungsari Khawatir Gagal Panen
Benih padi dan tanaman padi yang belum matang banyak terendam sehingga petani khawatir hasil panen mereka akan lenyap.
Penulis: Padna | Editor: Muhamad Syarif Abdussalam
Ringkasan Berita:
- Banjir di Pangandaran masih menutup hampir 1000 hektare sawah di Padaherang dan Kalipucang.
- Petani terdampak karena benih dan tanaman padi terendam sehingga panen terancam gagal.
- Pemerintah daerah menilai penyempitan sungai menjadi penyebab utama dan mendesak pembangunan tanggul baru.
Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna.
TRIBUNJABAR.ID, PANGANDARAN – Situasi banjir di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, masih memprihatinkan. Lebih dari 900 hektare lahan pertanian di Kecamatan Padaherang dan Kecamatan Kalipucang hingga kini tetap terendam air.
Meski genangan di area pemukiman mulai menghilang, air yang menutup kawasan persawahan tetap tinggi. Benih padi dan tanaman padi yang belum matang banyak terendam sehingga petani khawatir hasil panen mereka akan lenyap.
Di Kecamatan Padaherang, tiga desa terdampak banjir cukup luas. Di Desa Ciganjeng, Desa Paledah, dan Desa Maruyungsari, genangan mencapai sekitar satu meter. Petani belum bisa mengakses sawah mereka karena air belum surut.
Data luas lahan menunjukkan Desa Ciganjeng mencatat sekitar 300 hektare sawah terdampak. Desa Paledah sekitar 600 hektare. Desa Maruyungsari sekitar 25 hektare masih tertutup banjir dan belum bisa diolah.
Sementara itu, kondisi serupa terjadi di wilayah Kalipucang. Desa Tunggilis masih mencatat dampak banjir pada sekitar 25 hektare persawahan. Di Desa Pamotan, air menutup area sawah seluas kurang lebih 28 hektare.
Kepala Desa Paledah, Yanto, membenarkan bahwa banjir melanda area yang cukup luas di wilayahnya. Menurut dia, petani terpukul karena banjir tidak hanya mengganggu aktivitas sawah, tetapi juga merambah rumah warga.
"Di pemukiman juga ada sekitar 32 rumah di Dusun Paledah dan Dusun Mekarasih. Itu masih terdampak banjir dan kebanyakan di Dusun Paledah," ujar Yanto kepada Tribun Jabar melalui WhatsApp, Minggu (23/11/2025) siang.
Ia menjelaskan bahwa derasnya air saat hujan menjadi pemicu utama. Selain itu, luapan dari anak sungai Citanduy dan sungai Citanduy menyebabkan air terus menyebar ke permukiman dan lahan pertanian.
Dari sisi pemerintah daerah, upaya penanganan masih dilakukan. Kabid PSDA pada Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang, Perumahan Rakyat, dan Kawasan Permukiman (PUTRPRKP) Kabupaten Pangandaran, Indra, menyampaikan daftar desa yang mengalami dampak banjir cukup banyak.
Ia menyebut, genangan dialami oleh Desa Pamotan, Kalipucang, Cibuluh, Tunggilis, Ciganjeng, Maruyungsari, dan Paledah.
"Beberapa Desa itu, banyak permasalahan permasalahan di penyempitan tanggul. Sungai yang dulu lebar sekarang mengecil," katanya.
Di Desa Pamotan, ia menegaskan perlunya perbaikan khusus. Tanggul pengaman banjir di aliran sungai Citanduy sepanjang 6,7 kilometer harus segera dibangun.
"Agar tidak terus menerus terjadi banjir, peninggian pembangunan tanggul sungai itu harus disegerakan," ucap Indra.
| Wilayahnya Langganan Banjir, Bupati Pangandaran Bakal Datangi Kementerian PUPR Minta Keadilan |
|
|---|
| Dedi Mulyadi Ajak 3 Kades di Karawang Ini Normalisasi Sungai Cegah Banjir |
|
|---|
| Dinsos Cirebon Putar Otak Jaga Korban Banjir Waled Dapat Makanan Layak, Akses Lokasi Sulit |
|
|---|
| Sosok Misterius Kembali Datang ke Kalipucang Pangandaran, Bagikan Beras dan Uang untuk Korban Banjir |
|
|---|
| 3 Pintu Air dan Sodetan 1,5 KM: Jurus Baru Atasi Banjir Waled Cirebon yang Tak Pernah Usai |
|
|---|
