Pangandaran Berstatus Waspada Cuaca Ekstrem, Asita Buka Opsi Alihkan Wisata ke Kawasan Lain di Jabar

Kondisi geografisnya dan catatan historis bencana membuat Pangandaran rentan terdampak gelombang tinggi, cuaca buruk, hingga potensi banjir.

Padna/Tribun Jabar
JALAN NASIONAL - Kondisi banjir di Jalan Raya Nasional Kalipucang Pangandaran depan terminal Kalipucang pada Rabu 12 November 2025 sekitar pukul 10.30 WIB 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pemerintah Kabupaten Pangandaran mengumumkan status kewaspadaan tinggi terhadap potensi cuaca ekstrem dan banjir besar yang diperkirakan berlangsung hingga 30 April 2026. 

Informasi tersebut langsung menjadi perhatian pelaku industri pariwisata, mengingat Pangandaran merupakan salah satu destinasi pantai unggulan di Jawa Barat yang ramai dikunjungi wisatawan pada akhir tahun.

Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Jawa Barat, Budijanto Ardiansyah, menyebut bahwa Pangandaran memang selalu menjadi wilayah yang mendapat perhatian khusus saat memasuki musim hujan. 

Kondisi geografisnya dan catatan historis bencana membuat kawasan ini rentan terdampak gelombang tinggi, cuaca buruk, hingga potensi banjir.

“Setiap akhir tahun biasanya, terutama di musim hujan, Pangandaran memang jadi destinasi yang jadi perhatian. Selain Pangandaran, ada juga Sukabumi dan beberapa daerah lain yang berpotensi terjadi bencana alam,” kata Budijanto saat dihubungi, Sabtu (15/11/2025).

Meski pemerintah daerah sudah memberi sinyal “kode merah”, menurut Budijanto hingga saat ini belum ada laporan pembatalan perjalanan wisata oleh anggota Asita

Pihaknya masih menunggu rilis resmi dari BMKG sebagai dasar kuat bagi asosiasi travel untuk mengeluarkan imbauan atau rekomendasi tertentu.

“Saya belum cek lagi, tapi sejauh ini belum ada pembicaraan dari kawan-kawan di Pangandaran maupun Jawa Barat. Biasanya kita menunggu rilis resmi dari BMKG,” kata dia.

Ia menegaskan bahwa Asita selalu mengimbau seluruh anggotanya untuk meneruskan informasi kondisi cuaca kepada wisatawan. Termasuk larangan berenang di titik-titik rawan seperti kawasan Cijulang, yang kerap ditutup saat ombak tinggi.

Budijanto menjelaskan bahwa ketika Pangandaran memasuki masa rawan bencana, travel biasanya mengalihkan wisatawan ke lokasi lain yang lebih aman. 

Meski pilihan pantai di Jawa Barat tidak banyak, beberapa alternatif wisata darat seperti Ciamis, Garut, dan Tasikmalaya kerap menjadi pilihan.

“Kalau wisatawan tetap ingin ke Pangandaran, agen biasanya melihat dulu pantai mana yang masih aman dikunjungi. Tapi kalau risikonya tinggi, kami alihkan ke tempat lain,” katanya.

Meskipun masuk periode rawan cuaca buruk, Pangandaran tetap menjadi destinasi favorit terutama bagi wisatawan lokal. 

Pemerintah Provinsi Jawa Barat bahkan sedang mempercepat sejumlah proyek pengembangan wisata, termasuk reaktivasi jalur kereta untuk mempersingkat waktu tempuh dari Jakarta menuju Pangandaran.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved