Ketua DPRD Pangandaran Ingatkan Bahaya Permukiman di Belakang Tanggul Sungai Citanduy

Ketua DPRD Kabupaten Pangandaran, Asep Noordin, mengingatkan adanya ancaman serius terhadap keselamatan warga yang tinggal di Dusun Sukasari.

Penulis: Padna | Editor: Giri
Tribun Jabar/Padna
KETUA DPRD Kabupaten Pangandaran, Asep Noordin. Asep menyoroti 23 KK di Sukasari, Desa Sukanegara, yang berada di dalam tanggul pemisah antara Sungai Citanduy dengan permukiman.   
Ringkasan Berita:
  • Ada 23 kepala keluarga (KK) yang menempati rumah di area belakang tanggul dan berdekatan langsung dengan aliran Sungai Citanduy.
  • Rumah-rumah yang berada di belakang tanggul tersebut kerap terendam banjir akibat luapan Sungai Citanduy. 
  • Jarak tanggul dengan sungai hanya sekitar 100 hingga 200 meter. 

 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna

TRIBUNJABAR.ID, PANGANDARAN - Ketua DPRD Kabupaten Pangandaran, Asep Noordin, mengingatkan adanya ancaman serius terhadap keselamatan warga yang tinggal di Dusun Sukasari, Desa Sukanegara, Kecamatan Padaherang. 

Menurutnya, ada sekitar 23 kepala keluarga (KK) yang menempati rumah di area belakang tanggul dan berdekatan langsung dengan aliran Sungai Citanduy.

Asep mengatakan, rumah-rumah yang berada di belakang tanggul tersebut kerap terendam banjir akibat luapan Sungai Citanduy. 

Kondisi ini diperparah setelah dilakukan pengecekan di lapangan. "Ini sangat ironi. Tanah milik warga berada di dalam tanggul pembatas antara bantaran Sungai Citanduy dan perkampungan," ujar Asep kepada Tribun Jabar di Padaherang, Jumat (14/11/2025) siang.

Baca juga: Cerita Pilu Darsono, Sawah Garapannya di Pangandaran Kerap Jadi Lautan Air Luapan Citanduy

Ia menilai situasi tersebut harus segera ditangani. Jika dibiarkan, keberadaan warga di dalam area tanggul akan sangat berbahaya.

"Apalagi, jarak tanggul dengan sungai hanya sekitar 100 hingga 200 meter. Itu sangat berbahaya," katanya.

Ia mengingatkan pemerintah setempat untuk meningkatkan kewaspadaan dini karena mengingat intensitas hujan saat ini masih tinggi. "Saya khawatir ini berdampak cukup besar. Kewaspadaan dini itu sangat penting," ucap Asep.

Baca juga: Praktik Getok Harga di Kawasan Wisata Pangandaran, Pedagang Diharapkan Lebih Terbuka

Terkait penanganan banjir, Asep menyebut, bantuan sembako bukanlah solusi utama bagi warga terdampak. 

"Artinya, perlu langkah konkret untuk meminimalisasi tingginya debit air saat banjir, khususnya di Kecamatan Padaherang dan Kecamatan Kalipucang," ujarnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved