Banjir di Pangandaaran
Cerita Pilu Darsono, Sawah Garapannya di Pangandaran Kerap Jadi Lautan Air Luapan Citanduy
Cerita pilu dialami Darsono, satu dari ratusan petani di Desa Ciganjeng, Kecamatan Padaherang, Pangandaran, yang lahannya kerap kebanjiran
Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna
TRIBUNJABAR.ID, PANGANDARAN - Cerita pilu dialami Darsono (51). Dia merupakan satu dari ratusan petani di Desa Ciganjeng, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, yang lahannya kerap kebanjiran.
Darsono selama ini menggarap lahan sawah seluas 1.300 bata. Dia sudah sering melihat sawahnya terendam air luapan Sungai Citanduy dan derasnya air dari pegunungan ketika musim hujan.
"Keluhan saya dan para petani, mayoritas kerugian per 100 bata itu mencapai sekitar Rp 1,5 juta sekali tanam," ujar Darsono kepada Tribun Jabar di lokasi banjir di wilayah Desa Ciganjeng, Jumat (14/11/2025) siang.
Sekali tanam benih padi biasanya tidak jadi karena terendam banjir. Kemudian mencoba untuk ditanam lagi, tapi terencam banjir lagi.
Baca juga: Praktik Getok Harga di Kawasan Wisata Pangandaran, Pedagang Diharapkan Lebih Terbuka
"Begitulah seterusnya, enggak bisa sekali tandur langsung panen. Ini terus terjadi sudah lama, ada sekitar 35 tahun," katanya.
Meskipun kerap terendam air banjir, ia mengaku tidak pernah merasa kapok untuk menanam benih padi.
"Saya sebagai petani, kalau dibilang kapok mungkin enggak karena itu sudah pekerjaan seorang petani. Kalau kita kapok, mungkin lebih parah lagi karena lahan sawah itu sama sekali tidak ada hasil," ucap Darsono.
Darsono berharap pemerintah mempunyai solusi untuk mengatasi banjir yang merendam sawah miliknya dan ratusan hektare lahan persawahan lain.
"Mohon aparatur pemerintahan, solusinya gimana, supaya setiap tahun itu tidak ada banjir. Ya, gimana caranya," ujarnya.
Baca juga: Penampakan Ratusan Hektare Sawah di Ciganjeng Pangandaran yang Terendam Banjir, Berubah Jadi Danau
Dia mengaku sama sekali tidak bisa berupaya untuk mengatasi banjir. "Hanya bisa bersabar, pasrah, mau gimana lagi, tidak ada modal. Jadi, kita bingung lah sebagai petani," kata Ia.
Sementara untuk mencukupi kebutuhan keluarga, Darsono sebisa mungkin mencari rezeki dari pekerjaan lain.
"Karena terendam banjir, sawah itu tidak bisa menjadi patokan pendapatan. Jadi, saya harus kerja serabutan yang penting bisa mencukupi keluarga. Saya menanam benih padi di lahan seluas 1.300 bata. Yang gagal itu ada sekitar 900 bata," ucapnya.
Meskipun sawah kerap terendam banjir, Darsono mengaku tidak ada rencana untuk memindahkan lahan pertaniannya. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/Darsono-51-warga-Dusun-Babakansari-Desa-Ciganjeng-Kecamatan-Padaherang-Pangandaran.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.