Demo di Jawa Barat

Aktivis Senior Sukabumi Tegaskan Pentingnya Menjaga Ruang Demokrasi Tetap Terbuka

Aktivis senior Sukabumi, Rozak Daud, menegaskan pentingnya menjaga ruang demokrasi tetap terbuka.

|
Penulis: Dian Herdiansyah | Editor: Giri
Tribun Jabar/Dian Herdiansyah
UNJUK RASA - Massa memenuhi halaman Polres Sukabumi Kota, 28 Agustus 2025, dalam aksi menyikapi kematian Affan Kurniawan yang dilindas mobil rantis di Jakarta. Hari ini, Senin (1/9/2025), juga dilakukan aksi unjuk rasa di tiga titik. 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Dian Herdiansyah. 

TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Aktivis senior Sukabumi, Rozak Daud, menegaskan pentingnya menjaga ruang demokrasi tetap terbuka, khususnya hak masyarakat untuk menyampaikan pendapat di muka umum. Dia mendorong untuk sama-sama menyerukan menjaga kondusivitas dan mewaspadai kelompok provokator yang masuk barisan massa aksi. 

"Demonstrasi adalah hak asasi manusia. Itu dijamin oleh konstitusi. Jangan karena situasi nasional sedang tidak baik, lalu hak-hak sipil rakyat dipersempit atas nama ketertiban," tegas Rozak, Senin (1/9/2025).

Ia menekankan, semua pihak sepakat untuk menolak aksi-aksi anarkis dan penjarahan. Namun, dia juga mewanti-wanti agar isu tersebut tidak dijadikan alat propaganda untuk menciptakan kepanikan massal.

"Kita jangan bermain dengan narasi ketakutan. Jangan membuat seolah-olah setiap ada demonstrasi, kota ini dalam keadaan bahaya. Ini cara berpikir yang keliru dan berbahaya," ucap dia.

Sebagai aktivis yang telah lama berkecimpung dalam gerakan, Rozak percaya masyarakat Sukabumi adalah masyarakat yang dewasa dan cinta damai. 

Baca juga: Aliansi Mahasiswa Garut Akan Geruduk Gedung DPRD Besok, Ini Waktu Aksinya dan Tuntutan yang Dibawa

Menurutnya, Kota Sukabumi telah dikenal sebagai wilayah yang kondusif. Kondisi itu harus dijaga bersama bukan dengan menekan kebebasan berpendapat, tapi dengan menciptakan ruang aspirasi yang sehat.

"Kalau ruang demonstrasi dibungkam dengan alasan keamanan, lalu di mana letak demokrasi kita? Apakah kita takut pada rakyat sendiri?" ucapnya.

Ia pun menegaskan pentingnya memercayai aparat negara TNI, Polri, dan pemerintah daerah yang memang diberi mandat oleh konstitusi untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).

"Kalau setiap ada demonstrasi langsung muncul narasi kota tidak aman, itu sama saja menyatakan kita tidak percaya pada alat negara. Padahal mereka digaji untuk menjaga kota ini. Masa iya kita meragukan profesionalisme mereka?” ujarnya.

Rozak juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersikap dewasa dalam menyikapi setiap aksi massa. 

Demonstrasi yang damai dan tertib adalah bagian dari peradaban demokrasi. Bukan sesuatu yang harus ditakuti, apalagi dimusuhi.

"Jangan takut pada suara rakyat. Yang harus kita takutkan adalah jika rakyat sudah tidak mau bicara apa-apa lagi," kata dia.

Baca juga: DPRD Kota Bandung Bereaksi Disaat Gejolak Unjuk Rasa, Tiga Hal Jadi Perhatian Utama

Berkenaan dengan aksi mahasiswa dan ojek online (ojol) hari ini, Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah V Provinsi Jawa Barat meliburkan sekolah mulai dari satuan pendidikan usia dini hingga SMA sederajat. 

Begitu juga, para pejabat dilingkungan pemerintahan diimbau tidak menggunakan kendaraan dinas, sebagai upaya mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. 

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved