BI dan ISEI Dorong Sinergi Ekonomi Biru dan Industri 5.0 untuk Percepatan Pertumbuhan Jabar
Berbagai pihak mendorong sinergi antara ekonomi biru dan industri 5.0 sebagai strategi baru dalam memperkuat pondasi pertumbuhan ekonomi Jawa Barat.
Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Muhamad Syarif Abdussalam
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Barat bersama Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) mendorong sinergi antara ekonomi biru dan industri 5.0 sebagai strategi baru dalam memperkuat pondasi pertumbuhan ekonomi Jawa Barat.
Gagasan ini menjadi tema utama dalam Seminar Nasional “Memperkuat Fondasi Ekonomi Biru dan Industri 5.0 untuk Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi”, yang digelar sebagai bagian dari program tahunan West Java Economic Society (WJES).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, Muhammad Nur, menyebut kegiatan ini merupakan puncak dari rangkaian program WJES yang telah berlangsung sejak 2020.
Program tersebut menjadi wadah bagi para akademisi, pemerintah, pelaku industri, media, dan masyarakat atau pentahelix untuk menyumbangkan gagasan yang dapat diimplementasikan dalam pembangunan ekonomi daerah.
“Ini merupakan upaya bersama BI dan ISEI untuk melibatkan seluruh unsur dalam kegiatan pembangunan di daerah. Melalui forum ini, kami ingin menghasilkan rekomendasi kebijakan yang tepat dan sejalan dengan arah pembangunan ekonomi Jawa Barat,” ujar Muhammad Nur di acara WJES, di Kantor BI, Jalan Braga, Senin (10/11/2025).
Nur menambahkan, perekonomian Jawa Barat menunjukkan tren positif.
Hingga triwulan III tahun 2024, pertumbuhan ekonomi Jabar mencapai 5,20 persen, lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional.
Ia optimistis angka tersebut akan meningkat pada semester IV 2024, didorong oleh konsumsi rumah tangga, peningkatan belanja pemerintah, serta aktivitas ekonomi menjelang Natal dan Tahun Baru.
“Dengan potensi yang besar di berbagai sektor, mulai dari industri, pertanian, perdagangan hingga jasa, Jawa Barat memiliki peluang untuk terus tumbuh di atas lima persen. Namun, kita juga harus mendorong potensi ekonomi biru di wilayah selatan, seperti perikanan dan kelautan,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua ISEI Bandung, Prof. Martha Fani Cahyandito, menekankan pentingnya sinergi antara ekonomi biru dan industri 5.0.
Menurutnya, kedua konsep tersebut bukan hal yang bertentangan, melainkan dapat saling menguatkan.
“Ekonomi biru membutuhkan teknologi dan inovasi dari industri 5.0 untuk memaksimalkan potensinya. Sebaliknya, industri 5.0 memerlukan ranah penerapan yang nyata dan berkelanjutan, yang bisa dihadirkan oleh sektor-sektor unggulan dalam ekonomi biru,” jelas Prof. Fani.
Ia mencontohkan penerapan Internet of Things (IoT) dan big data dalam sektor perikanan di Pangandaran dan Pelabuhan Ratu.
Teknologi tersebut dapat digunakan untuk memantau kesehatan terumbu karang, mengoptimalkan rute nelayan, dan meminimalisir limbah rantai pasok.
| Pemprov Jabar Bakal Terapkan Sanksi Sosial Bagi Pelaku Tindak Pidana Ringan Mulai 2026 |
|
|---|
| Hari Pertama Uji Coba WFH, Dedi Mulyadi Singgung Hemat Listrik dan Air Hingga Jalan Tidak Macet |
|
|---|
| Mulai November 2025, Pemprov Jabar Uji Coba WFH Setiap Hari Kamis Bagi Seluruh ASN |
|
|---|
| Siap-siap ASN Pemprov Jabar Dikenakan Sanksi Potong TPP Jika Tidak Capai Target Kinerja Saat WFH |
|
|---|
| Uji Coba WFH Pemprov Jabar Mulai November 2025, ASN yang Tak Capai Target Kinerja Diancam Potong TPP |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/Ketua-ISEI-Bandung-Prof-Martha-Fani.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.