ISBI Bandung akan Buka Program Studi Pencak Silat, Pertama di Indonesia
ISBI Bandung berencana membuka Program Studi (Prodi) S1 Pencak Silat pertama di Indonesia
Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Siti Fatimah
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung berencana membuka Program Studi (Prodi) S1 Pencak Silat, yang disebut-sebut sebagai prodi pencak silat pertama di Indonesia pada Desember 2025.
Ketua Jurusan Seni Tari ISBI Bandung, Ai Mulyani, mengungkapkan bahwa inisiasi pendirian prodi ini bermula dari momen usai perayaan dies natalis kampus.
Ia dihubungi pihak rektorat karena kedatangan tamu dari UNESCO, yang membawa diskusi serius mengenai perkembangan dan kekhawatiran terhadap pelestarian pencak silat, terutama di Indonesia sendiri.
Baca juga: Festival Pencak Silat, Cara Kapolres Sukabumi Cegah Tawuran Pelajar
“Kita berkumpul membicarakan tentang perkembangan silat di luar terutama dan kekhawatiran kita di dalam. Saya mendapat tugas untuk mendirikan prodi penjaminan. Dalam beberapa minggu, draft tulisan sudah selesai,” kata Ai saat ditemui di ISBI Bandung, Jalan Buah Batu No 212, Senin (4/8/2025)
Prodi yang awalnya dirancang dengan judul berkaitan langsung dengan UNESCO ini, setelah melalui berbagai pertimbangan dan masukan, akhirnya diberi nama Program Studi Seni Pencak Silat.
Proses administratif berlangsung cepat dan intensif, termasuk mengadakan forum diskusi (FCD) bersama para tokoh dan guru besar pencak silat dari berbagai daerah.
“Alhamdulillah para tokoh pencak datang semua dan memberikan dukungan dan masukan,” ujar Ai.
Dalam proses penyusunan naskah akademik, pihak ISBI juga mengundang para pejabat dari kementerian hingga ketua DPRD, serta mendapatkan dukungan penuh dari mereka.
Baca juga: Jawa Barat Punya Gedung Pusat Pencak Silat di Kiarapayung Sumedang, Diresmikan Gubernur Ridwan Kamil
Prodi ini tengah menunggu rekomendasi dari PB IPSI (Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia), yang sekaligus merupakan Presiden Indonesia, Prabowo Subianto.
Menurut Edi Mulyana, dosen Jurusan Seni Tari, pencak silat sebelumnya hanya hadir sebagai bagian dari mata kuliah praktik di Prodi Seni Tari.
Kini, dengan berdirinya prodi tersendiri, mahasiswa akan menempuh 144 SKS dan mempelajari pencak silat secara komprehensif tidak hanya praktik gerak, tapi juga teori, filsafat, dan kreativitas seni.
“Kalau kemarin hanya memenuhi kurikulumnya jurusan tari. Sekarang, Prodi Pencak Silat akan punya cabang-cabang mata kuliah sendiri. Akan ada 10 mata kuliah mayor, yang akan dikembangkan lagi menjadi beragam topik,” tutur Edi.
Edi menekankan bahwa mahasiswa akan dibekali tidak hanya secara fisik, tetapi juga secara teoritis dan filosofis.
Prodi ini akan membuka wawasan tentang falsafah pencak silat, sejarahnya, serta bagaimana seni bela diri ini mengandung nilai-nilai budaya dan kearifan lokal.
“Filsafat pencak juga ada, mahasiswa akan dibekali pemahaman tentang teori-teori pencak, tidak hanya gerakan. Harapannya lulusan tidak hanya jadi praktisi, tapi juga pemikir, pelatih, guru, seniman pencak,” ucapnya.
Salah satu mata kuliahnya adalah Kreativitas Pencak Silat, di mana mahasiswa diajak mengembangkan ibing pencak yang bisa dikemas dalam bentuk pertunjukan artistik.
Ada juga drama pencak silat yang menggabungkan elemen lakon dan pertunjukan.
Mahasiswa akan belajar mengangkat cerita rakyat atau dalam pertunjukan seni pencak. Di situlah mereka juga akan belajar sastra lakon, menyusun narasi dan dialog untuk panggung.
Baca juga: Eman Suherman Taruh Perhatian Besar Pada Pelestarian Pencak Silat Majalengka
“Program Studi Seni Pencak Silat ini juga akan menggali keberagaman tradisi pencak dari berbagai daerah. Mulai dari aliran Cimande, Cikalong, Sabandar, hingga Sera akan diperkenalkan. Tak hanya dari Jawa Barat, tetapi juga Silek Minang dari Sumatera Barat, pencak silat dari Bali, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Kemarin para pendekarnya juga sudah datang ke sini,” paparnya.
Meski sering diasosiasikan dengan olahraga pertandingan, prodi ini tidak hanya mencetak atlet.
ISBI Bandung ingin membentuk lulusan yang mampu mengembangkan pencak sebagai seni dan ilmu, baik sebagai seniman panggung, koreografer pencak, maupun peneliti budaya bela diri.
“Nanti bisa jadi atlet, bisa juga jadi pemikir seni, peraga, seniman pencak.Kita juga arahkan ke seni pertunjukan pencak, bukan hanya duel atau rampak, tapi juga teater dan drama,” ucapnya.
Edi pun optimis jika Prodi Pencak Silat ini akan diminati oleh calon mahasiswa. Bahkan banyak mahasiswa dari prodi tari saat ini yang menunjukkan minat besar terhadap pencak silat.
“Optimis karena pencak silat sudah masuk Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) UNESCO dan sudah ada juga yang booking,” kata Edi.
Airlangga Hartarto : Pertumbuhan Ekonomi Tembus Angka 5,12 Persen, Target Investasi 1.900 Triliun |
![]() |
---|
UMKM Masih Sulit Akses Modal, Apindo Dorong Kolaborasi Konkret |
![]() |
---|
PLN dan Kejati Jabar Gelar Adhyaksa Electric Woman Run, Donasi Rp100 Juta untuk Atlet Paralimpik |
![]() |
---|
Gelar RUPSLB: Perkuat Akselerasi Ekonomi Nasional, Bank Mandiri Siapkan Formasi Kepemimpinan Baru |
![]() |
---|
Promo Spektakuler Grand Pinus Regency: Beli Rumah Dapat Warisan 1 Miliar, Tanpa DP! |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.