Sinergi Kampus dan Warga: Kolabor-Aksi Hijau, SeTIA Memilah, Bukti Cinta pada Kota Bandung

TRIBUNJABAR.ID - Bandung, 7 November 2025 — Di tengah situasi darurat sampah yang tengah dihadapi Kota Bandung, semangat kolaborasi nyata ditunjukkan oleh Pemerintah Kecamatan Bandung Wetan bersama Politeknik STIA LAN Bandung melalui kegiatan bertajuk “Kolabor-Aksi Hijau, SeTIA Memilah: Bukti Cinta pada Kota Bandung.”
Kegiatan ini menjadi wujud komitmen bersama antara dunia pendidikan dan masyarakat untuk bergerak serentak membangun kesadaran pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

Bertempat di Masjid Miftahul Huda RW 15 Kelurahan Tamansari, kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari rencana bersama Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI dalam mendorong terwujudnya kawasan bebas sampah berbasis masyarakat. Turut hadir dalam acara ini Camat Bandung Wetan beserta jajaran, LPM, PKK, Karang Taruna, KSM, Ketua RW dan RT, serta para dosen dan mahasiswa Politeknik STIA LAN Bandung.

Bandung Darurat Sampah, Warga Harus Mandiri

Dalam sambutannya, Camat Bandung Wetan menegaskan bahwa Kota Bandung kini berada dalam kondisi darurat sampah yang bahkan mendapat perhatian langsung dari pemerintah pusat.
“ Kota Bandung sudah ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup sebagai salah satu kota dalam kondisi darurat sampah. Karena itu, kami meminta bantuan Politeknik STIA LAN Bandung untuk memberikan edukasi langsung kepada masyarakat agar mulai membiasakan pemilahan sampah dari rumah, ” ungkap ibu Rizka Anjani, S.IP., M.A.P selaku Camat Bandung Wetan.

Baca juga: Politeknik STIA LAN Bandung Gelar Campus Fair 2025, Puluhan Perusahaan Buka Peluang Karier

Beliau menambahkan, beberapa sarana pengolahan seperti magotisasi dan incinerator di wilayah Tamansari telah berfungsi, namun kapasitasnya masih terbatas. Karena itu, perubahan perilaku warga menjadi kunci utama.

“ Yang diharapkan Pak Wali, kalaupun ada tumpukan sampah, maka tumpukan itu sudah terpilah antara organik dan anorganik. Kalau sudah terpilah, tidak menimbulkan bau dan bisa langsung diolah ,” imbuhnya.

Kampus Mengabdi, Mahasiswa Jadi Pendamping Warga

Sementara itu, Direktur Politeknik STIA LAN Bandung menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan implementasi dari Tridharma Perguruan Tinggi, khususnya aspek pengabdian kepada masyarakat.
“ Sebagai kampus yang berada di wilayah Bandung Wetan, sudah seharusnya kami berkontribusi nyata bagi lingkungan terdekat. Pendampingan ini bukan hanya tentang memilah sampah, tetapi juga mengubah perilaku masyarakat agar peduli terhadap pengelolaan sampah ,” jelasnya.

Sebanyak 120 mahasiswa diturunkan untuk melakukan pendampingan langsung kepada warga di tiga RW percontohan di Tamansari.
“Mahasiswa akan turun langsung mendampingi warga secara door to door bersama dosen pembimbing. Ini kolaborasi akademik dan sosial yang diharapkan berdampak nyata bagi perubahan perilaku masyarakat,” lanjutnya.

Dari Edukasi Menuju Aksi Nyata

Kegiatan yang mengusung semangat “Kolabor-Aksi Hijau” ini dijadwalkan berlangsung selama dua bulan, hingga Desember 2025, dengan sistem monitoring dan evaluasi (monev) berkala setiap bulan. Program ini diharapkan menjadi pilot project pengelolaan sampah berbasis warga yang kelak dapat direplikasi di wilayah lain di Kota Bandung.

Direktur Politeknik STIA LAN Bandung menutup sambutannya dengan pesan inspiratif:“ Mengubah perilaku masyarakat memang sulit di awal, tetapi jika dilakukan bersama, yang sulit akan menjadi mudah. Dari hal kecil seperti memilah sampah, kita bisa menciptakan perubahan besar bagi lingkungan .”

Camat Bandung Wetan pun menegaskan kembali pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mewujudkan Bandung yang lebih bersih dan berdaya.
“ Mudah-mudahan pilot project di RW 15 ini bisa berjenjang ke RW lainnya. Dengan sinergi antara pemerintah, kampus, dan masyarakat, kita optimis Bandung bisa bebas dari darurat sampah ,” tuturnya.