KRONOLOGI Pasien di RSUD Cibabat Cimahi Meninggal, Suami Histeris Tuduh Penanganan Lamban

Sukwanto membantah jika petugas melakukan tindakan yang lamban hingga berujung kepada kematian pasien.

Penulis: Rahmat Kurniawan | Editor: Ravianto
Capture video
RSUD CIBABAT - Potongan video yang memperlihatkan pasien di RSUD Cibabat, Cimahi meninggal. Video direkam suaminya yang sampai histeris karena menilai pelayanan di RSUD itu lambat sehingga istrinya tak tertangani. 

TRIBUNJABAR.ID, CIMAHI - Seorang pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat atau RSUD Cibabat, Cimahi meninggal dunia.

Sang suami meradang karena menilai istrinya meninggal karena penanganan yang lambat dari tim medis.

Sang suami sampai histeris menyaksikan istrinya meninggal di ranjang rumah sakit.

CERITAKAN KRONOLOGI - Nandang Rusmana saat menceritakan kronologi pelayanan medis di RSUD Cibabat hingga istrinya meninggal dunia, Selasa (1/7/2025).
CERITAKAN KRONOLOGI - Nandang Rusmana saat menceritakan kronologi pelayanan medis di RSUD Cibabat hingga istrinya meninggal dunia, Selasa (1/7/2025). (Tribun Jabar/Rahmat Kurniawan)

Video sang suami histeris itu kini ramai di media sosial.

Suami yang kehilangan istrinya itu diketahui bernama Nandang Rusmana, 34 tahun.

Dia merupakan warga Kampung Cukang Kawung RT 02/05 Desa Pakuhaji, Kecamatan Ngamprah, Bandung Barat.

Saat dikunjungi Tribun Jabar, Nandang membenarkan bahwa dia yang menangis histeris seperti terekam di video.

Nandang mengaku sampai histeris karena tak sanggup lagi menahan emosi melihat buruknya pelayanan dari petugas medis di RSUC Cibabat, Kota Cimahi.

"Saat itu istri sudah kejang. Saya pegang nadinya sudah tidak ada, baru pada datang setelah saya teriak-teriak seperti di video. Saya makin kepancing emosi saat dokter jaga nyuruh saya diam dan tidak asal bicara, saya ngomong saya udah minta tolong dari kemarin, istri saya udah sekarat, tapi tidak ada yang mau dengar," kata Nandang saat ditemui, Selasa (1/7/2025).

Riwayat Sakit

Nandang menjelaskan, sang istri yang bernama Ulfa Yulia Lestari (30) menderita radang usus dan tumor jinak hingga menimbulkan cairan di area perut.

Almarhumah telah menjalani penanganan medis di sejumlah fasilitas kesehatan hingga akhirnya dirujuk ke RSUD Cibabat, Kota Cimahi.

Almarhumah masuk dan terdaftar sebagai pasien RSUD Cibabat pada Jumat, 27 Juni 2025, sore.

"Dari rumah itu pagi, masuk ruangan itu sore Sabtu," ujarnya.

Kronologi

Melihat sang istri yang kerap merasa kesakitan, Nandang berulang kali mendatangi suster hingga dokter jaga untuk memohon bantuan tindakan medis.

Namun, hal itu tidak digubris dengan baik dengan berbagai alasan.

"Malam sabtu saya nanya kapan dokternya datang, susternya bilang belum tahu, sabar ya. Sabtu saya nanya lagi, kapan dokter datang, dibilang tidak tahu karena saya hanya perawat. Siangnya istri saya sakit lagi, tidak bisa nafas, saya minta tolong lagi, agar dibuang cairan di perutnya, dijawab itu urusan dokter," jelasnya.

Merasa kondisi sang istri kian memburuk, Nandang kembali memohon pertolongan.

Kali ini bukan kepada suster, tapi kepada dokter jaga yang melakukan visitasi.

Dokter jaga tersebut pun tidak mengabulkan permohonan Nandang meski memiliki kemampuan untuk melakukan penanganan medis terhadap pasien.

"Saya minta tolong untuk disedot cairan di perut istri saya, nafasnya udah tidak kuat. Dibilang, kita bisa saja ambil tindakan, tapi tanpa seizin dokter tidak berani, nanti kalau ada apa-apa disalahin."

"Saya bilang, saya suaminya, kalau ada apa-apa saya tanggung jawab, yang penting sekarang tolong sedot cairan di dalam perut istri saya. Karena dulu pernah udah disedot nafasnya biasa lagi," katanya.

Di hari Minggu (29/7/2025) sekitar pukul 11.00 WIB, kondisi istri Nandang kian memburuk hingga mengalami kejang.

Dalam kondisi tersebut pun, tindak ada tindak lanjut yang dilakukan oleh petugas rumah sakit.

Nandang pun histeris setelah mengetahui sang istri telah meninggal dunia sekitar pukul 13.00 WIB.

"Sekitar jam 1 (meninggalnya). Waktu itu saya cek nadinya susah tidak ada, saya teriak-teriak baru pada datang, tapi istri saya sudah tidak ada," ujarnya lirih. 

Meski mengaku telah ikhlas, Nandang berharap pelayanan di RSUD Cibabat dapat dibenahi hingga lebih baik.

Dia pun berharap, tidak ada diskriminasi pelayanan terhadap pasien khususnya yang menggunakan BPJS. 

"Saya minta jangan sampai lalai, itu saja. Mau umum mau BPJS itu nyawa yang utama. Supaya jangan ada korban berikutnya," tandasnya. 

Penjelasan Wali Kota Cimahi

Wali Kota Cimahi, Ngatiyana mengkonfirmasi telah mendengar adanya pasien yang meninggal dunia di RSUD Cibabat hingga videonya viral di media sosial.

Ngatiyana tak menampik jika isu miring di RSUD Cibabat telah kerap terjadi.

Meski begitu, Ngatiyana menyebut pelayanan dan penanganan terhadap istri Nandang telah dilakukan sesuai dengan prosedur rumah sakit.

"Iya, kita tentang rumah sakit cibabat memang banyak di media sosial tentang kejadian kejadian itu, kami akan klarifikasi, karena semua telah melalui mekanisme. Dari awal sudah dilayani, kemudian diperiksa melalui mekanisme."

"Jadi tidak ujuk-ujuk bisa ambil tindakan, tetapi selalu melalui mekanisme. Tetapi semuanya itu kehendak Allah, kita tidak tahu. Sudah dilayani, tetapi ternyata ya memang harus seperti terjadi," kata Ngatiyana, Selasa (1/7/2025).

Ngatiyana mengaku akan melakukan inspeksi mendadak (Sidak) untuk melihat langsung bagaimana pelayanan di RSUD Cibabat.

"Nanti suatu saat saya akan Sidak ke sana, kita berikan penekanan-penegasan, dan tidak ada lagi pelayanan masyarakat yang tidak maksimal," tandasnya. 

Klarifikasi RSUD

RSUD Cibabat angkat bicara usai disebut melakukan pelayanan yang lamban hingga menyebabkan pasien darurat meninggal dunia.

Direktur Utama (Dirut) RSUD Cibabat, Sukwanto Gamalyono mengatakan bahwa, pelayanan terhadap pasien telah dilakukan sesuai dengan standar prosedur rumah sakit.

"Selama perawatan, pasien dalam pengawasan intensif oleh tim tenaga kesehatan," kata Sukwanto dalam keterangan resmi dikutip, Selasa (1/7/2025).

Sukwanto menjelaskan, pasien yang diketahui bernama Ulfa Yulia Lestari (30) masuk ke RSUD Cibabat pada Jumat (27/6/2025).

Pasien tersebut kemudian dirawat di ruang rawat inap kelas 3 dengan kondisi awal yang stabil.

Kondisi pasien kemudian memburuk pada Minggu (29/6/2025).

"Petugas segera melakukan tindakan penyelamatan sesuai protokol penanganan gawat darurat, termasuk resusitasi jantung paru (RJP) saat pasien mengalami henti napas. Seluruh prosedur dilakukan sesuai standar operasional prosedur (SOP) RSUD Cibabat," jelasnya.

Sukwanto turut berbelasungkawa atas meninggalnya pasien.

Meski begitu, Sukwanto membantah jika petugas melakukan tindakan yang lamban hingga berujung kepada kematian pasien.

RSUD Cibabat akan melakukan audit menyeluruh terhadap pelayanan yang diberikan petugas terhadap pasien tersebut.

Evaluasi pun akan dilakukan untuk memastikan kualitas pelayanan RSUD Cibabat akan semakin baik di masa mendatang.

"Kami memahami reaksi emosional dari pihak keluarga dalam situasi krisis tersebut. Namun, kami menegaskan bahwa dugaan keterlambatan penanganan tidak sesuai dengan fakta medis yang terjadi."

"Tim Tenaga Kesehatan RSUD Cibabat telah bertindak cepat dan profesional. Untuk memastikan transparansi, RSUD Cibabat akan melakukan audit klinis terhadap seluruh proses pelayanan kepada pasien yang bersangkutan," tegasnya. (*)

Laporan kontributor Tribunjabar.id Rahmat Kurniawan

 

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved