Cuaca Panas Ekstrim Bisa Picu Stroke? Berikut Penyebaran Penyaki Akibat Perubahan Iklim
Paparan panas ekstrem juga meningkatkan resiko penyakit kardiovaskular dan stroke, yang dalam kasus tertentu dapat berujung pada kematian.
Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Siti Fatimah
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Stroke adalah gangguan aliran darah ke otak yang disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Kondisi ini menyebabkan sel-sel otak tidak mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi, yang dapat mengakibatkan kerusakan sel otak dan berbagai gejala.
Pemicu penyakit ini antara lain hipertensi atau darah tinggi, penyakit jantung, gaya hidup, dan pemicu lainnya.
Namun perubahan iklmi juga dapat memicu penyakit stroke, salah satunya akibat cuaca panas yang ekstrim
Berikut penjelasan Brin terkait perubahan iklim yang bisa memicu penyebaran sejumlah penyakit.
Baca juga: Stroke Cryptogenic: Jelajahi Kaitannya dengan Jantung dan Pentingnya Deteksi Dini
Perubahan iklim berdampak pada lingkungan fisik dan mempengaruhi kesehatan manusia.
Kenaikan suhu udara, peningkatan intensitas cuaca ekstrem, sampai penurunan kualitas air bisa menjadi sejumlah penyebab pemicu meningkatnya penyakit menular, salahsatunya tuberkulosis alias TB, penyakit yang sampai sekarang masih menjadi perhatian nasional dan global.
Peneliti Pusat Riset Sains Data dan Informasi BRIN, Dianadewi Riswantini menjelaskan perubahan iklim ikut berkontribusi pada penyebaran penyakit TB di Jawa Barat.
Katanya, studi climate epidemiology yang dilakukannya bertujuan memahami, merencanakan, dan mencegah berbagai dampak perubahan iklim.
Dia berharap, hasilnya bisa menjadi masukan bagi pemerintah dalam mengantisipasi resiko kesehatan dan menyusun strategi adaptasi untuk melindungi kesejahteraan masyarakat.
Baca juga: Langkah Simpel, Dampak Besar! Ini Tips Ampuh Cegah Stroke
Selain itu, katanya, perubahan ekologi vektor akibat perubahan iklim dapat memicu peningkatan penyakit yang ditularkan melalui hewan perantara, seperti nyamuk, termasuk malaria, demam berdarah (dengue), dan chikungunya.
"Perubahan cuaca ekstrem pun berpotensi menimbulkan gangguan pernapasan, seperti asma dan alergi. Dampak lain dari perubahan iklim juga menyebabkan penyakit, seperti tifus, kolera, diare, serta gangguan gizi (malnutrisi)," katanya, Rabu (21/5/2025).
Diana menambahkan, kondisi lingkungan yang semakin tidak stabil turut mempengaruhi kesehatan mental masyarakat.
Paparan panas ekstrem juga meningkatkan resiko penyakit kardiovaskular dan stroke, yang dalam kasus tertentu dapat berujung pada kematian.
Dalam riset bertajuk Potential Risk of New Tuberculosis Cases in West Java, tim peneliti BRIN melakukan analisis resiko spasial dan temporal terhadap sebaran kasus TB baru di wilayah Jawa Barat.
| Ini Daerah yang Warganya Disarankan Tak Keluar Rumah Siang Hari karena Panas, Termasuk Majalengka |
|
|---|
| Cuaca Majalengka Panas Ekstrem hingga Akhir Oktober, Warga Diminta Sering Minum Air Putih |
|
|---|
| Gerah! Suhu Udara di Majalengka Tembus 37,6 Derajat Celsius, Tertinggi di Jatiwangi |
|
|---|
| Wargi Jabar Masih Harus Tahan Gerah, Cuaca Panas Diprediksi Berlangsung hingga Awal November |
|
|---|
| Kisah Ayah 9 Anak Nyapu Jalan di Bekasi Tanpa Digaji, Istri Sakit Stroke Bangkit karena Dedi Mulyadi |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.