Pesat, Inovasi Pengelolaan Sampah di Cangkuang Wetan Bandung, Hasilkan Energi, Pakan, dan Pangan

Sebuah alat inovasi pengelolaan sampah terpadu, kini hadir di Desa Cangkuang Wetan, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung. 

Tribun Jabar/Adi Ramadhan Pratama
PENGELOLAAN SAMPAH - Alat inovasi Pengelolaan Sampah Terpadu (Pesat) di Desa Cangkuang Wetan, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung. Tribun Jabar / Adi Ramadhan Pratama. 

Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Adi Ramadhan Pratama 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sebuah alat inovasi pengelolaan sampah terpadu, kini hadir di Desa Cangkuang Wetan, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung

Alat yang dinamai Pesat (Pengelolaan Sampah Terpadu) tersebut, bukan hanya sekadar mesin pembakar sampah biasa pada umumnya.

Dirancang untuk menjadi solusi terhadap persoalan lingkungan, ekonomi, dan energi di tingkat desa. Pesat mampu mengolah sampah menjadi berbagai produk bernilai guna tinggi.

Desainer sekaligus konsultan mesin Pesat, Asep Dedi Sutrisnob menjelaskan, keunggulan mesin ini terletak pada sistem insineratornya yang tidak memerlukan bahan bakar.

"Kalau insineratornya, sudah banyak. Tapi kelebihan insinerator kami adalah pertama tanpa bahan bakar sama sekali. Hanya satu pentol korek api saja, langsung bisa nyala," ujarnya saat ditemui pada Selasa (20/5/2025).

Lebih jauh, Asep menjelaskan, energi panas dari insinerator tersebut dapat dimanfaatkan untuk memproduksi bahan bakar gas (LPG), bensin, bahkan solar.

Baca juga: Sampah 40 Persen Akan Tertangani, Pemkot Cimahi Berencana Bangun TPST di Wilayah Selatan

"Kalau LPG kita atur suhunya dengan mengatur udara di bawah. Masuk mesin di atas 1000 derajat nanti akan jadi LPG. Turunkan 900 jadi bensin. Turun lagi jadi solar. Itu main di situ saja," katanya.

Asep menuturkan selain menghasilkan energi dari sampah nonorganik, alat ini dapat memanfaatkan sampah organik untuk menjadikan pakan melalui budidaya maggot.

Nantinya, larva-larva maggot yang dibudidayakan dan berkembang biak tersebut bisa diolah menjadi pelet untuk pakan ikan serta untuk pakan unggas.

Sedangkan limbah yang dihasilkan dari budidaya maggot tersebut, nantinya akan digunakan sebagai pupuk organik yang kaya nutrisi untuk tanaman.

"Makanya jargonnya kami adalah dari sampah untuk pakan, pangan, dan energi," ucapnya.

Di sisi lain dalam praktiknya, hasil dari sektor pakan seperti ikan dan unggas dapat menjadi sumber pangan warga, menciptakan siklus ekonomi lokal yang mandiri.

Baca juga: Kades Sariwangi Tunggui Petugas yang Angkut Tumpukan Sampah di Tanjakan Endog Gegerkalong Bandung

Dengan kapasitas pengolahan mencapai 20 hingga 30 ton per hari, Pesat dapat membuat sampah yang beredar di masyarakat berkurang secara drastis.

"Sampah dari tetangga juga datang ke sini. Karena kalau diteruskan terus, enggak sampai 12 jam sudah habis, sudah dilibas habis," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved